IHSG Bergeming: Peluang di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Trump Global

- Penulis

Selasa, 8 April 2025 - 14:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gelombang penurunan melanda bursa saham global pada pekan perdana April 2025, menjadi koreksi terdalam sejak badai pandemi COVID-19 menerjang. Pemicunya adalah kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menerapkan tarif impor super tinggi bagi barang-barang yang masuk ke negaranya.

Trump diketahui memberlakukan tarif dasar sebesar 10 persen untuk semua barang impor, dan menaikkannya secara signifikan bagi mitra dagang utama, seperti Cina (34 persen), Uni Eropa (20 persen), dan Indonesia (32 persen). Kebijakan proteksionis ini langsung menjerumuskan pasar modal global ke zona merah pada pembukaan perdagangan Senin (7/4/2025).

Menurut laporan CNN, indeks Dax Jerman terjun bebas 9 persen, sementara FTSE London merosot sekitar 5 persen. Pasar Eropa secara umum mengalami dampak yang lebih parah dibandingkan pasar Asia di awal perdagangan. Indeks acuan NIKKEI 225 Jepang ditutup dengan penurunan 7,9 persen, sementara Indeks TOPIX yang lebih luas menyusut 7,7 persen, menyeret raksasa teknologi Sony anjlok lebih dari 10 persen.

Di Hong Kong, indeks acuan Hang Seng mengalami penurunan lebih dari 13 persen, mencatat hari perdagangan tunggal terburuk sejak tahun 1997, berdasarkan catatan indeks kerugian harian historis terbesar. Di daratan Cina, Indeks Komposit Shanghai ditutup dengan penurunan 7,3 persen, sementara indeks saham unggulan CSI300 juga turun sekitar 7 persen.

“Volatilitas pasar global yang terjadi saat ini, dan diperkirakan akan berlanjut sepanjang pekan ini, dipicu oleh pengumuman ‘Liberation Day’ oleh Presiden AS Donald Trump pada tanggal 2 April 2025 kemarin,” ungkap Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam analisisnya kepada Tirto, Selasa (8/4/2025).

Pengumuman tersebut telah memicu serangkaian aksi balasan dari negara-negara yang terkena dampak. Cina segera merespons dengan memberlakukan tarif balasan sebesar 34 persen untuk semua impor dari AS, yang akan mulai berlaku pada 10 April. Ketidakpastian yang berkepanjangan terkait perkembangan ini diperkirakan akan memicu periode proteksionisme yang lebih luas di seluruh dunia.

Rully menambahkan, kondisi ini semakin mengguncang pasar negara berkembang seperti Indonesia, yang sangat bergantung pada perdagangan internasional dan investasi asing. “Dampaknya diperkirakan akan sangat terasa di pasar ekuitas Indonesia saat perdagangan dilanjutkan setelah libur lebaran yang panjang,” tegasnya.

  • APPI Minta Pemerintah Bernegosiasi dengan AS soal Tarif Impor
  • Rumus Tarif Dagang Impor AS yang Digunakan ke Negara Lain

IHSG Tersungkur

Dari dalam negeri, pasar langsung merespons negatif kebijakan Trump, ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka melemah pada perdagangan Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka pada level 5.912,06 pada pukul 09.01, dan seketika anjlok 9,19 persen atau 598,56 poin. Tercatat hanya sembilan saham yang berhasil mencatatkan kenaikan, 65 saham stagnan, dan 552 saham terperosok ke zona merah.

Hingga penutupan perdagangan sesi I, IHSG masih terperosok di zona merah, dengan level tertinggi indeks mencapai 6.030 dan level terendah di 5.882. Sebanyak 672 saham mengalami penurunan, 93 saham tidak berubah, dan hanya 23 saham yang menguat atau berada di zona hijau.

Baca Juga :  Medco Power Anak Usaha MEDC Mulai Kaji Peluang IPO

Terjun bebasnya IHSG tersebut mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberlakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di BEI pada pukul 09:00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Tindakan ini diambil karena penurunan telah mencapai 8 persen.

Pembekuan tersebut diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bursa Nomor Kep-00196/BEI/12-2024 perihal Perubahan Peraturan II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Surat Keputusan Direksi Bursa Nomor Kep-00024/BEI/03-2020 tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Darurat.

Sesuai aturan, dalam hal terjadi penurunan yang sangat tajam pada IHSG dalam 1 Hari Bursa yang sama, Bursa akan melakukan *Trading halt* selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8 persen. *Trading halt* juga akan dilakukan selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen.

BEI juga akan melakukan *trading suspend* apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20 persen apabila sampai akhir sesi perdagangan; atau lebih dari 1 sesi perdagangan setelah mendapat persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain melakukan penyesuaian mekanisme *trading halt* atau penghentian sementara perdagangan, BEI juga melakukan penyesuaian batasan *Auto Rejection* Bawah (ARB) yang menjadi 15 persen bagi Efek berupa saham pada Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru, kemudian *Exchange-Traded Fund* (ETF), serta Dana Investasi Real Estat (DIRE) untuk seluruh rentang harga.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa perubahan batasan ini bertujuan untuk menjaga likuiditas pasar dan memastikan perdagangan di bursa efek dapat berjalan secara teratur, wajar, dan efisien. Penyesuaian ini juga didasarkan pada praktik-praktik yang telah diterapkan di bursa global. Dia mencontohkan BEI telah membandingkan dengan sejumlah bursa regional seperti Korea Selatan dan Thailand.

“Penyesuaian ini tentu saja dilakukan berdasarkan praktik-praktik yang sudah dilakukan oleh bursa global. Jadi *trading halt*, ARB ini juga kita *benchmarking* dengan bursa-bursa global,” ujar Iman dalam Konferensi Pers di Main Hall BEI, Jakarta, pada Selasa (8/3/2025).

Ekonom Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, menilai bahwa kebijakan BEI yang memperlebar kondisi *trading halt* sedikit banyak memberikan ruang relaksasi terhadap mekanisme pasar yang sudah diantisipasi akan anjlok lebih dari 5 persen.

Namun, Andri memberikan catatan bahwa di satu sisi, *trading halt* dapat berfungsi untuk menahan pasar di saat kondisi yang sangat volatil. Akan tetapi, di sisi lain, hal ini juga berdampak pada psikologi pelaku pasar yang menjadi paranoid karena tidak dapat menjual asetnya yang benar-benar ingin mereka jual.

“Inilah yang sebenarnya justru menjadi pisau bermata dua bagi adanya *trading halt*, sehingga justru bisa mengamplifikasi sentimen jual, serta mengamplifikasi kepanikan akibat drastisnya penurunan, yang merupakan akumulasi sentimen selama pasar ditutup kemarin,” jelas Andri kepada Tirto, Selasa (8/4/2025).

Baca Juga :  Kebijakan Investasi Asing Efisien: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Analis Pasar Modal Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menambahkan bahwa upaya regulator memberikan perubahan batasan ARB untuk seluruh fraksi harga menjadi hanya -15 persen, dan *tier trading halt* melebar menjadi -8 persen untuk IHSG, tentu bukan tanpa alasan. Kebijakan ini diambil untuk meredam derasnya aksi jual oleh pasar, karena jika ARB tetap simetris, kekhawatiran anjlok lebih dalam sangat terbuka.

“Tetapi kami melihat ini akan lebih bersifat jangka pendek untuk meredam aktivitas pasar, karena pada dasarnya kekhawatiran ini ditimbulkan oleh faktor ekonomi makro dan kebijakan tarif Trump,” jelasnya kepada Tirto, Selasa (8/4/2025).

  • Prancis Lawan Kebijakan Tarif Trump Lewat Penangguhan Investasi
  • BI Pakai Jurus Triple Intervention Hadapi Tarif Impor Trump

Langkah Strategis Redakan Tekanan Pasar

Di tengah gejolak yang melanda pasar keuangan global dan domestik, Oktavianus menekankan perlunya langkah strategis dari pemerintah Indonesia untuk meredakan tekanan di pasar. Menurutnya, ada tiga prioritas utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah agar situasi pasar dapat kembali stabil.

Langkah pertama yang harus diambil adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mengingat fluktuasi yang tajam pada mata uang global, penguatan rupiah terhadap dolar AS dianggap penting agar tidak menambah beban inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk meyakinkan pasar bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap dapat terjaga di atas 5 persen. Hal ini penting untuk menghindari kekhawatiran investor terkait prospek ekonomi jangka panjang Indonesia.

Kemudian yang tak kalah penting, menurutnya, adalah langkah strategis pemerintah untuk menjaga surplus perdagangan Indonesia. Dalam kondisi saat ini, surplus perdagangan dapat memberikan ruang bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri dan meningkatkan cadangan devisa negara.

Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan pemerintah dapat meredakan ketidakpastian yang saat ini sedang melanda pasar dan ekonomi Indonesia.

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto justru merespons dengan santai pelemahan IHSG. Dia menegaskan bahwa fundamental pasar modal Indonesia saat ini masih kuat dan baik. Ia pun memahami bahwa pasar modal selalu dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan siklus yang membuatnya mengalami kenaikan serta penurunan.

“Kalau saya lihat, fundamental kita kuat. Apa yang terjadi di pasar saham, kita punya kekuatan dan kita akan investasi. Saya tidak terlalu takut dengan pasar modal karena Indonesia punya kekuatan,” jelas Prabowo dalam pernyataannya, dikutip Selasa (8/4/2025).

  • Said Iqbal: 50 Ribu Buruh Bakal Kena PHK Imbas Kebijakan Trump
  • Ancaman dan Peluang bagi RI di Balik Gempuran Tarif Impor Trump

Berita Terkait

Ini Daftar Lengkap Lokasi Butik Emas Antam di Indonesia!
IHSG Tertekan Tarif Trump? Maybank Sekuritas Pangkas Target, Ini Rekomendasi Sahamnya!
Wall Street Anjlok! Dampak Komentar Powell dan Pembatasan Ekspor AS
Harga Emas Meroket! Sentuh US$ 3.300 Akibat Perang Dagang Global
Panduan Lengkap: Beli Emas Antam Aman di Galeri 24 & Logam Mulia
Lo Kheng Hong Raup Dividen Rp 17,8 Miliar dari Saham Bank Ini!
Harga Emas Antam Pecah Rekor! 17 April 2025: Saatnya Beli di UBS, Galeri24, atau Pegadaian?
7 Jurus Ampuh Jadi Agen Pulsa Sukses Modal Minim

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 06:55 WIB

Ini Daftar Lengkap Lokasi Butik Emas Antam di Indonesia!

Kamis, 17 April 2025 - 06:28 WIB

IHSG Tertekan Tarif Trump? Maybank Sekuritas Pangkas Target, Ini Rekomendasi Sahamnya!

Kamis, 17 April 2025 - 06:15 WIB

Wall Street Anjlok! Dampak Komentar Powell dan Pembatasan Ekspor AS

Kamis, 17 April 2025 - 06:03 WIB

Harga Emas Meroket! Sentuh US$ 3.300 Akibat Perang Dagang Global

Kamis, 17 April 2025 - 05:43 WIB

Panduan Lengkap: Beli Emas Antam Aman di Galeri 24 & Logam Mulia

Berita Terbaru

finance

Ini Daftar Lengkap Lokasi Butik Emas Antam di Indonesia!

Kamis, 17 Apr 2025 - 06:55 WIB

Uncategorized

Wajib Coba: 10 Kedai Kopi Terbaik di Melbourne City!

Kamis, 17 Apr 2025 - 06:48 WIB

sports

Inter Milan Lolos Dramatis ke Semifinal Liga Champions!

Kamis, 17 Apr 2025 - 06:32 WIB