Ragamutama.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami tekanan pelemahan pada hari Selasa (8/4), yang menandai hari perdagangan pertama setelah jeda panjang libur Nyepi dan Hari Raya Idulfitri 2025.
Arah pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh sentimen negatif yang berasal dari kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) dan berdampak pada banyak negara, termasuk Indonesia.
Indikasi potensi pelemahan IHSG tercermin dari kinerja bursa saham di kawasan Asia yang secara keseluruhan menunjukkan tren penurunan pada hari Senin (7/4), saat pasar saham Indonesia masih dalam masa libur.
IHSG Rentan Berfluktuasi Akibat Sentimen Global
Sebagai contoh, Indeks Nikkei225 Jepang mencatat penurunan sebesar 7,83% ke level 31.136,58 pada hari Senin (7/4). Selain itu, Hang Seng Index Hong Kong terkoreksi sebesar 13,22% ke level 19.774,53, sementara Shanghai Composite Index China merosot sebesar 7,34% ke level 3.096,58. Indeks TAIEX Taiwan juga mengalami penurunan signifikan sebesar 9,70% ke level 19.232,35.
Praska Putrantyo, Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo, menyampaikan bahwa kinerja bursa saham global dan Asia sangat dipengaruhi oleh dampak kebijakan pengenaan tarif timbal balik dari AS kepada mitra dagangnya.
Kebijakan ini memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham global, termasuk di AS, Eropa, dan Asia, karena para investor mengantisipasi ancaman resesi ekonomi global.
“Potensi terjadinya resesi ekonomi global disebabkan oleh perlambatan yang diakibatkan oleh perang dagang, di mana China juga telah memberlakukan tarif balasan terhadap AS,” jelasnya pada hari Senin (7/4).
Menurut Praska, IHSG berpotensi mengalami kembali trading halt, mengingat pasar saham Indonesia telah mengalami kenaikan selama dua hari berturut-turut menjelang libur Lebaran pada akhir bulan Maret lalu.
Proyeksi IHSG Setelah Libur Panjang Lebaran, Tarif Impor Donald Trump Menjadi Faktor Penghambat
Di sisi lain, pasar saham Indonesia tidak mengalami tekanan jual pada hari Jumat (4/4) maupun Senin ini karena aktivitas perdagangan masih diliburkan.
Dengan demikian, Praska memprediksi bahwa IHSG akan bergerak di kisaran 6.045—6.100 pada hari Selasa (8/4). Ia juga tidak menutup kemungkinan bahwa IHSG akan menguji level di kisaran 5.800 pada pekan ini.
“Karena tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga cukup tinggi,” tambahnya.
Selanjutnya, bagi investor yang telah membeli saham-saham dengan fundamental yang kuat dan dividen yield yang tinggi, Praska menyarankan untuk tetap memegang (hold) saham yang dimiliki. Opsi akumulasi saham juga dapat dipertimbangkan jika masih tersedia likuiditas.