Ragamutama.com – Sesi penutupan perdagangan saham hari ini, Selasa (8/4), mencatatkan penurunan signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks terkoreksi sebesar 7,90% atau setara dengan 514,478 basis poin, menutup hari di level 5.996,14. Data menunjukkan dominasi saham yang melemah, dengan 672 saham mengalami penurunan, berbanding hanya 30 saham yang berhasil mencatatkan kenaikan, dan 95 saham yang stagnan.
Menurut pengamatan dari analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, penurunan tajam ini dipicu oleh sentimen libur panjang Lebaran 2025 yang sedang berlangsung.
Selain itu, selama periode libur, perekonomian global juga tengah menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian.
“Penurunan ini kemungkinan besar merupakan dampak dari libur panjang selama 10 hari. Ditambah lagi, suasana libur Lebaran kali ini diwarnai berbagai isu global, mulai dari perang dagang, ketegangan geopolitik, kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga tinggi, semua bercampur aduk. Belum lagi ancaman impor (Trump), yang berpotensi berdampak pada banyak negara,” ungkap Ibrahim saat dihubungi oleh JawaPos.com pada hari Selasa (8/4).
BEI Naikkan Batas Trading Halt IHSG Naik jadi 8%, Tarif Impor 32 % Trump untuk Indonesia Jadi Alasan
Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan bahwa penutupan sementara pasar saham akibat libur Lebaran sebetulnya memberikan sedikit perlindungan bagi IHSG.
Pasalnya, jika pengumuman tarif impor oleh Trump terjadi berdekatan dengan hari perdagangan saham, dampaknya bisa jauh lebih buruk dan menyebabkan penurunan yang lebih dalam.
“Kemungkinan penurunan harian bisa mencapai 5-8%, bahkan lebih parah. Kita sedikit diuntungkan dengan adanya libur panjang. Ini jelas merupakan dampak positif dari libur panjang tersebut,” jelasnya.
Menanggapi prospek perdagangan pada hari Rabu (9/4), Ibrahim memprediksi bahwa penurunan mungkin masih akan terjadi, tetapi tidak akan separah hari ini. Hal ini dikarenakan para investor telah menyiapkan strategi untuk memulihkan kinerja saham mereka.
“Biasanya, ketika IHSG mengalami penurunan yang cukup dalam, saat itulah para investor mulai kembali masuk ke pasar. Meskipun kenaikan mungkin terbatas dan diikuti oleh penurunan kembali, kemudian naik lagi dan turun lagi, dinamika seperti itu sudah menjadi hal yang lazim dalam perdagangan saham,” paparnya.
IHSG Anjlok 7,90 Persen Hari ini, Analis Pasar Optimistis Ada Kenaikan Besok
Ibrahim juga memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah, khususnya dalam membuka jalur negosiasi untuk mengatasi dampak dari potensi tarif impor sebesar 32% yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan serangkaian strategi untuk bernegosiasi dan meminimalkan dampak negatif dari kebijakan tersebut.
“Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi proses negosiasi ini. Pertama, potensi penurunan biaya impor. Kemudian, isu fiskal, di mana jika sebelumnya biaya impor nol, mungkin PPh-PPN bisa dinolkan. Tujuannya adalah agar pemerintah juga meningkatkan impor dari Amerika, terutama gas, minyak, kacang kedelai, soybean, serta barang-barang elektronik, demi mencapai keseimbangan neraca perdagangan,” pungkas Ibrahim.