JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Penutupan perdagangan hari ini menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan, terperosok 514,47 poin atau setara dengan 7,90 persen, hingga menyentuh level 5.996,14.
Pantauan data perdagangan sore ini mencatat, hanya 30 saham yang berhasil bertahan di zona hijau, sementara mayoritas, sejumlah 672 saham, harus rela berkubang di zona merah. Terdapat pula 95 saham yang nilainya tidak mengalami perubahan. Total nilai transaksi yang terjadi pada perdagangan sore ini mencapai Rp 20,40 triliun dengan volume sebesar 22,63 miliar saham.
Menurut Economist Panin Sekuritas, Felix Darmawan, pasar modal saat ini masih membutuhkan kepastian dan arahan yang lebih jelas dari kebijakan makro, khususnya dari pihak pemerintah.
Kebijakan yang diharapkan antara lain adalah strategi yang efektif untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, serta langkah-langkah nyata untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di atas angka 5 persen.
“Saat ini, perhatian investor tertuju pada perkembangan negosiasi dagang antara Indonesia dan AS,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (8/4/2025).
Ia menegaskan bahwa inisiatif-inisiatif inilah yang akan menentukan apakah pasar modal memiliki peluang untuk segera bangkit (rebound) atau justru masih rentan terhadap koreksi yang lebih dalam.
Lebih lanjut, ia menyoroti pemulihan indeks di sejumlah negara Asia yang dipengaruhi oleh respons konkret dari pemerintah masing-masing.
“Perlu dicermati bahwa rebound pada indeks Jepang (Nikkei) dan Vietnam terjadi setelah petinggi negara mereka mengambil langkah aktif dengan bernegosiasi dengan Trump,” jelasnya.
“Untuk beberapa hari ke depan, pasar cenderung masih dalam mode *wait and see*,” tambahnya.
Felix juga mengungkapkan bahwa IHSG sempat dibuka dan langsung mengalami penurunan tajam hingga lebih dari 9 persen pada pagi hari, yang kemudian memicu *trading halt*.
Meskipun setelah perdagangan dibuka kembali, indeks sempat menunjukkan sedikit pemulihan, namun secara keseluruhan masih mengalami pelemahan yang cukup signifikan.
Sentimen negatif dipicu oleh berita mengenai potensi penerapan tarif baru oleh AS terhadap produk-produk Indonesia, yang memicu kepanikan di kalangan investor.
Meskipun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengambil langkah-langkah teknis, seperti penyesuaian Auto Reject Bawah (ARB) dan penerapan *trading halt*, untuk menstabilkan pasar, langkah-langkah tersebut dinilai belum mampu menyelesaikan permasalahan secara fundamental.
“Namun, langkah-langkah ini lebih bersifat jangka pendek,” pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini mengalami koreksi yang cukup dalam, mencapai 9,19 persen ke level 5.912,06, yang menyebabkan pemberhentian sementara perdagangan (*trading halt*) selama 30 menit sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PT Bursa Efek Indonesia.
Setelah *trading halt* dicabut, IHSG hari ini masih bergerak pada posisi 5.987 atau mengalami penurunan sebesar 522,92 poin (8,03 persen) dibandingkan dengan penutupan pada hari sebelumnya di level 6.510.