Hukuman Siswa SMP Pelaku Pemukulan di Pertandingan Basket Bogor Ditambah: Dilarang Tampil 2 Tahun

- Penulis

Senin, 24 Februari 2025 - 08:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI), akhirnya membuat keputusan tegas atas kasus pemukulan dalam sebuah kompetisi antar SMP di Kabupaten/Kota Bogor, Jawa Barat.

Federasi olahraga basket di Indonesia itu menjatuhkan hukuman berupa larangan tampil selama dua tahun di segala turnamen basket di Indonesia kepada pelaku RCS.

Pemukulan itu sendiri terjadi dalam sebuah turnamen basket antar-SMP di SDH Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 17 Januari 2025.

Dalam potongan video yang beredar, pemain yang mengenakan jersey abu-abu nomor punggung 13 memukul pemain lawan dengan jersey putih bernomor punggung 52. Video itu viral di media sosial.

Belakangan diketahui, pelaku pemukulan adalah RCS, siswa SMP Mardi Waluya Cibinong Kabupaten Bogor. Sementara, korbannya adalah AS, siswa SMPN 1 Kota Bogor. 

Baca juga: Diarak Warga ke Balai Desa, Pelaku Pencurian Pisang Dapat Bantuan dari Polisi dan Gus Miftah

Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono, membenarkan jika ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pelajar SMP Mardi Waluya Cibinong.

“Setelah komunikasi dan pendalaman, memang terbukti dan terlihat jelas dari video rekaman yang sudah terjadi bahwa ada unsur kesengajaan dan memang perlakuan yang tidak baik dari pemain yang bernama RCS,” ujar Budisatrio Djiwandono,   dalam jumpa pers di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (23/2/2025).

Baca Juga :  Kesal Sering Ditagih Utang Orangtua, Pria Bunuh Wanita Pemilik Warung

      

Setelah video itu ramai di media sosial dan mengundang sorotan netizen, Perbasi Kota Bogor sejatinya sudah menjatuhkan hukuman ke pelaku RCS.

Hukumannya hanya berupa skorsing dan larangan bertanding di turnamen basket Kota Bogor selama setahun.

  

Baca juga: Lagu Bayar Bayar Bayar Viral, Listyo Sigit Berencana Jadikan Band Sukatani Sebagai Duta Polri

    

Budisatrio Djiwandono mengatakan, PP Perbasi mengapresiasi langkah Perbasi Kota Bogor tersebut.

Namun, dari hasil penelusuran dan pertimbangan PP Perbasi, ditemukan unsur kesengajaan sehingga diputuskan hukuman yang lebih berat kepada RCS.

Induk olahraga basket di Indonesia itu memutuskan untuk melarang pelaku mengikuti kompetisi selama dua tahun di Indonesia.

“DPP Perbasi berpendapat bahwa untuk tidak mengulang kejadian-kejadian ini terjadi lagi ke depannya, kami memutuskan untuk memberikan sanksi kepada RCS dari SMP Mardi Waluya Cibinong,” ungkap Budisatrio.

“Yaitu larangan bermain basket selama dua tahun dalam seluruh pertandingan yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Bukan cuma di Bogor, dua tahun kami larang, kami suspend untuk tidak bermain,” katanya menambahkan.

Asisten Pelatih Pelaku Juga Disanksi

Tak hanya RCS yang menerima sanksi, Asisten Pelatih SMP Mardi Waluya Cibinong, Andi Tarian alias Atar, juga dihukum berat karena mengancam pihak yang mengunggah video pemukulan tersebut. 

Baca Juga :  Alasan Polisi Tuding Sopir Pikap di Tol Kramasan Palembang Bawa Narkoba

Atar terbukti melakukan pelanggaran serius dengan mengatasnamakan dirinya sebagai perwakilan Perbasi dan berusaha menutupi kejadian ini.

Akibat tindakannya, lisensi kepelatihannya dibekukan selama tiga tahun, yang artinya dia tidak akan bisa terlibat dalam dunia kepelatihan hingga tahun 2028.

“Kami juga menemukan oknum yang mengatasnamakan Perbasi tetapi sebetulnya bukan. Saudara Atar ini kami nilai melakukan pelanggaran yang sangat berat dengan melakukan tindakan tersebut,” ujar Budisatrio.

“Kemudian dia mencoba menutup-nutupi kejadian kekerasan dengan mengancam anak-anak untuk take down konten yang sudah disebarkan. Kami memutuskan untuk membekukan lisensi kepelatihan Atar, Andi Tarian, itu selama tiga tahun di seluruh kompetisi Indonesia,” tegasnya.

Kasus pemukulan yang terjadi dalam pertandingan basket di Bogor pada Januari 2025 menyisakan duka dan kekhawatiran bagi dunia olahraga, khususnya bagi generasi muda.

Kejadian tersebut melibatkan seorang siswa SMP dari Mardi Waluya Cibinong, RCS, yang dengan sengaja memukul pemain dari SMP Negeri 1 Kota Bogor, AS, dalam sebuah turnamen di SDH Bogor.  

Baca juga: Keluarga Feni Ere Ungkap Kejanggalan Sebelum Korban Hilang: Kami Tak Berdaya Menangkap Pelakunya

Insiden yang terekam dalam video dan viral di media sosial itu, meninggalkan bekas tak hanya pada tubuh korban, tetapi juga pada citra olahraga yang seharusnya mengajarkan nilai-nilai sportivitas, persahabatan, dan saling menghormati.

Berita Terkait

Mengapa Jawaban Polda Jateng Berubah-ubah Soal Band Sukatani?
Dijadikan Tersangka, Nikita Mirzani Tantang Musuhnya Cari Dukun Terhebat di Indonesia untuk Membungkamnya
Nikita Mirzani Tak Kenal Reza Gladys, Aneh Dilaporin Pemerasan, Pengacara Bongkar Fakta di Baliknya
Laka Keras RX-King Bikin Patah Kaki-kaki, Satu Tewas Duel Vs Tiang Lampu
7 Kontroversi Kasus Nikita Mirzani,Pernah Aniaya Asisten Julia Perez,Kini Diduga Peras Reza Gladys
Hasto Pakai Rompi Oranye Nomor 18, Apa Arti Warna Pakaian Tahanan KPK?
2 Pencuri Sawit di Sambas Ditangkap Polisi
Kurir Narkoba Ditangkap Gara-gara Kecelakaan di Tol Pejagan-Pemalang, Berkat Laporan Sopir Truk

Berita Terkait

Senin, 24 Februari 2025 - 09:27 WIB

Mengapa Jawaban Polda Jateng Berubah-ubah Soal Band Sukatani?

Senin, 24 Februari 2025 - 08:47 WIB

Hukuman Siswa SMP Pelaku Pemukulan di Pertandingan Basket Bogor Ditambah: Dilarang Tampil 2 Tahun

Senin, 24 Februari 2025 - 07:17 WIB

Dijadikan Tersangka, Nikita Mirzani Tantang Musuhnya Cari Dukun Terhebat di Indonesia untuk Membungkamnya

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:27 WIB

Nikita Mirzani Tak Kenal Reza Gladys, Aneh Dilaporin Pemerasan, Pengacara Bongkar Fakta di Baliknya

Minggu, 23 Februari 2025 - 09:47 WIB

Laka Keras RX-King Bikin Patah Kaki-kaki, Satu Tewas Duel Vs Tiang Lampu

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Kisah Sastia Putri, Ilmuwan WNI di Jepang yang Belum Mau Pulang ke Indonesia

Senin, 24 Feb 2025 - 11:47 WIB

finance

Soal Danantara, Ekonom UGM: Momentumnya Kurang Tepat

Senin, 24 Feb 2025 - 11:46 WIB