Herry IP berusaha memahami luapan kekecewaan yang dirasakan oleh para penggemar bulu tangkis Indonesia pasca-perhelatan Badminton Asia Championships (BAC) 2025 yang berlangsung di Ningbo, Tiongkok, pada pekan yang baru berlalu. Sosok yang kini menukangi sektor ganda putra Malaysia tersebut berpendapat bahwa ada semacam sentimen iri yang menjadi pemicu dari kemarahan tersebut.
Para penggemar mengungkapkan kekecewaan mendalam kepada para pemain Indonesia yang dinilai kurang maksimal dalam performa mereka, serta kepada PBSI, salah satunya terkait keputusan melepas Herry IP. Herry IP sendiri memilih untuk tetap profesional dalam pekerjaannya dan memaknai situasi emosional yang tengah dirasakan oleh para penggemar Indonesia saat ini.
“Ini adalah konsekuensi dari pilihan saya untuk bekerja [sebagai pelatih di Malaysia]. Jika ada yang merasa memiliki masalah, saya pribadi tidak merasa demikian. Ini adalah hal yang lumrah. Fans pasti akan memberikan komentar,” ujar Herry, seperti dikutip dari Berita Harian.
“Mungkin karena saya telah cukup lama [melatih] di Indonesia dan dalam beberapa waktu terakhir hasilnya belum begitu memuaskan, terlebih lagi Malaysia berhasil meraih gelar juara, mungkin saja fans merasa sedikit iri, dan bagi saya, itu adalah hal yang dapat dimengerti,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Herry IP juga memberikan penjelasan mengenai hubungannya dengan para pemain Indonesia dan PBSI. Secara esensial, ia menegaskan bahwa hubungan di antara mereka tetap terjalin dengan baik, meskipun kini Herry berada di bawah bendera Malaysia.
“Tidak ada masalah sama sekali. Bahkan ketika berada di Ningbo, saya sempat makan bersama dengan para pemain Indonesia,” tegas Herry.
“Kami sudah lama menjalin pertemanan. Hubungan kami tetap harmonis,” imbuhnya.
Sebagai informasi tambahan, Herry telah mengabdikan diri selama 25 tahun di PBSI. Selama masa baktinya, ia telah mencetak banyak juara, di antaranya adalah Tony Gunawan/Candra Wijaya yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade Sydney 2000, serta Hendra Setiawan/Markis Kido yang merebut medali emas di Olimpiade Beijing 2008. Bahkan, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya hingga Fajar Alfian/Rian Ardianto pun pernah merasakan sentuhan tangan dinginnya.