Ragamutama.com JAKARTA. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) telah menyiapkan langkah strategis untuk mengembangkan jangkauan bisnisnya di tahun 2025. Sebagai bagian dari inisiatif ini, HEAL berencana mendirikan dua fasilitas rumah sakit baru yang berlokasi di Bali dan Salatiga, Jawa Tengah.
Menurut Direktur Keuangan PT Medikaloka Hermina Tbk, Yulisar Khiat, kedua rumah sakit ini ditargetkan untuk mulai memberikan layanan operasional pada bulan Desember tahun ini.
“Estimasi anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan dua rumah sakit baru ini mencapai sekitar Rp 346 miliar,” ungkap Yulisar dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada hari Rabu, 23 April lalu.
Direktur Utama Medikaloka Hermina, Hasmoro, menambahkan bahwa dengan beroperasinya kedua rumah sakit tersebut, HEAL akan meningkatkan kapasitas tempat tidur secara keseluruhan sebanyak 200 unit.
Peluang dan Tantangan Medikaloka Hermina (HEAL) pada 2025
“Dengan demikian, masing-masing rumah sakit akan menyediakan 100 tempat tidur. Selain itu, kami juga berencana untuk menambah sekitar 600 tempat tidur di rumah sakit yang sudah ada,” jelas Hasmoro.
Saat ini, HEAL memiliki total 8.252 tempat tidur. Dengan penambahan 200 unit baru, total kapasitas tempat tidur HEAL diproyeksikan meningkat menjadi 9.000 tempat tidur pada tahun ini.
Melalui ekspansi kedua rumah sakit tersebut, HEAL menargetkan perolehan EBITDA sebesar Rp 2,2 triliun dan pendapatan sebesar Rp 7,8 triliun pada tahun 2025.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, berpendapat bahwa ekspansi yang dilakukan oleh HEAL akan memperkuat fundamental bisnis perusahaan. Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan, terutama dari layanan rawat inap dan rawat jalan.
Selain itu, Ekky juga menyoroti aksi buyback saham HEAL yang dilakukan pada bulan April 2025. Aksi korporasi ini dipandang sebagai sinyal kepercayaan pasar terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang HEAL.
Simak Rekomendasi Saham Medikaloka Hermina (HEAL) dari Analis Berikut
“Prospek Hermina di tahun 2025 terlihat menjanjikan, didukung oleh ekspansi jaringan rumah sakit dan permintaan layanan kesehatan yang stabil,” kata Ekky.
Dukungan dari kebijakan pemerintah terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga menjadi faktor pendorong yang positif. Namun, perusahaan tetap harus menghadapi tantangan seperti persaingan di industri dan potensi perlambatan ekonomi.
Secara teknikal, menurut Ekky, harga saham HEAL saat ini masih berada dalam tren penurunan. Namun, ada potensi penguatan dalam jangka pendek jika harga saham mampu menembus level Rp 1.100 per saham. Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor untuk mulai mengakumulasi pembelian saham HEAL pada harga Rp 1.060.
Ekky menyarankan investor untuk menghindari pembelian jika harga HEAL turun di bawah Rp 980 per saham. Untuk jangka menengah, target harga saham HEAL berada di kisaran Rp 1.250–Rp 1.300 per saham.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan *buy if break* saham HEAL di *support* Rp 1.000 dan *resistance* Rp 1.060. Target harga berada di Rp 1.080–Rp 1.120 per saham.
Bos Medikaloka Hermina (HEAL) Tambah Kepemilikan 1,31 Juta Saham
“Dari sisi indikator lain, MACD masih berada di area negatif, namun *stochastic* mulai menunjukkan penguatan di area netral,” ujarnya.
HEAL Chart by TradingView
Kemarin, harga saham HEAL ditutup pada level Rp 1.045 per saham, atau mengalami kenaikan sebesar 0,97% dalam sehari. Namun, sejak awal tahun ini, harga saham HEAL telah terkoreksi sebesar 35,89%.