Hasil Penyelidikan BMKG soal Gerakan Tanah di Banjarnegara Sebabkan Kerusakan Rumah-Jalan

- Penulis

Sabtu, 8 Februari 2025 - 07:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG, KOMPAS.com – Gerakan tanah yang terjadi di Dusun Kaliereng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, pada 21 Januari 2025 sekitar pukul 02.00 WIB telah merusak belasan rumah warga dan memutus akses jalan menuju kawasan wisata Dieng via Pejawaran.

Dari hasil penyelidikan Badan Geologi, gerakan tanah yang terjadi di wilayah itu merupakan tipe lambat berupa nendatan atau rayapan dan longsoran kecil pada kaki lereng bawah atau tebing sungai.

“Gerakan tanah ini dicirikan adanya retakan, amblesan, dan rekahan yang memiliki pola dan arah tertentu ke arah Sungai Anget,” kata Kepala Badan Geologi M. Wafid dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak di Banjarnegara, Belasan Rumah Rusak dan Akses ke Dieng Terputus

Dijelaskan, pada bagian gawir longsoran bagian atas, sudah terlihat pola tapal kuda dengan dimensi amblesan 2-5 meter.

Bagian lainnya terlihat pola garis retakan dan amblesan yang memanjang sejajar jalan desa dan mengikuti pola aliran sungai.

“Pola ini memperlihatkan pengaruh struktur atau bidang lemah sepanjang area sungai. Longsoran-longsoran kecil di pinggir sungai (lereng bawah) juga memperlihatkan adanya pergerakan tanah dan memicu tarikan pada tubuh atau lereng tengah longsoran,” ucapnya.

Baca Juga :  BMKG: 34 Kota Diprakirakan Hujan Senin 17 Februari 2025, Ini Daftarnya

Akibatnya, banyak infrastruktur, terutama jalan dan permukiman, yang rusak akibat retakan atau rekahan dan amblasan yang terjadi.

“Dimensi longsoran lebar mahkota longsoran 120 m, panjang longsoran 200 m. Arah longsoran dan potensi longsoran secara umum berarah timur hingga barat daya,” tuturnya.

“Retakan juga terjadi di jalan utama dan mengarah ke lembah. Retakan menyebabkan kerusakan pada bangunan, jalan, dan lahan milik warga,” ucapnya.

Baca juga: Minibus Berpenumpang 7 Orang Tertimpa Longsor di Banjarnegara

Sebanyak 14 unit bangunan yang terdiri dari 13 rumah dan 1 mushala mengalami rusak berat, dua unit rumah rusak sedang, dua bangunan terancam, dan terputusnya akses jalan Batur – Pajawaran sepanjang kurang lebih 100 meter yang tidak dapat dilalui kendaraan.

Wafid menjelaskan beberapa faktor penyebab gerakan tanah di wilayah itu, yakni:

– Kondisi geologi dengan batuan lempung yang ditutupi oleh tanah pelapukan yang belum padu menyebabkan material longsor menjadi mudah bergerak.

Hal ini ditambah juga pada daerah bencana merupakan zona lemah yang diakibatkan oleh aktivitas tektonik berupa sesar-sesar orde 2 dan 3 serta struktur lipatan.

– Kemiringan lereng yang agak curam menyebabkan tanah mudah bergerak ketika jenuh air atau mengalami getaran.

Baca Juga :  Lampung Marriott Bangun Jalan Akses Rp 5,5 Miliar untuk Masyarakat

– Sistem drainase permukaan yang kurang baik serta banyaknya mata air atau rembesan air di lokasi tersebut dan terakumulasi ke lokasi bencana sehingga mempercepat berkembangnya gerakan tanah.

– Curah hujan yang tinggi dan berdurasi lama yang turun sebelum dan saat terjadinya gerakan tanah.

– Air permukaan dan hujan yang meresap ke dalam retakan dan tanah yang kurang terkompaksi dapat memicu meningkatnya kejenuhan air.

– Infiltrasi air hujan ke dalam satuan batuan berupa lempung melalui rekahan.

Baca juga: Cari Bambu, Nenek di Banjarnegara Tewas Disengat Tawon Vespa

Dengan meningkatnya kadar air, volume lempung bertambah dan menyebabkan tekanan internal dalam batuan.

Jika ekspansi ini terjadi secara tidak merata, maka akan menimbulkan tegangan diferensial yang dapat melemahkan struktur batuan.

Ekspansi lempung meningkatkan porositas dan mengurangi kohesi batuan sehingga meningkatkan risiko longsor.

Sebelumnya diberitakan, bencana tanah bergerak ini berdampak pada 16 rumah. Warga terdampak telah mengungsi.

Total ada 13 kepala keluarga (KK) atau 41 jiwa kini berada di pengungsian yang telah disiapkan di Desa Ratamba.

Berita Terkait

Rano Karno Pimpin Apel Kesiapan Pengerukan Sungai: Ubur-ubur Ikan Lele Pasukan Siap Le?
Pembayaran Retribusi Kuliner Kontainer Yos Sudarso Menunggak, Pemko Bertindak
Wajah Baru Stasiun Tanah Abang, Ada Perubahan Peron Tujuan Stasiun Angke – Kampung Bandan
KAI Tambah 538 Ribu Kursi Kereta Api untuk Mudik Lebaran 2025
Tren Minat Turis Beli Vila Hijau Bebas Banjir di Bali Tinggi, Order Naik
Klaim Roadmap Program 3 Juta Rumah Sudah Siap, Ara Tunggu Undangan Presentasi di DPR
Perkuat Infrastruktur Energi Indonesia Timur, Pertamina Resmikan Terminal LPG Bima
Belum Ada Peta Jalan Program 3 Juta Rumah, Maruarar Sirait: Jangan Bingung

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 11:17 WIB

Rano Karno Pimpin Apel Kesiapan Pengerukan Sungai: Ubur-ubur Ikan Lele Pasukan Siap Le?

Minggu, 23 Februari 2025 - 09:47 WIB

Pembayaran Retribusi Kuliner Kontainer Yos Sudarso Menunggak, Pemko Bertindak

Minggu, 23 Februari 2025 - 08:37 WIB

Wajah Baru Stasiun Tanah Abang, Ada Perubahan Peron Tujuan Stasiun Angke – Kampung Bandan

Minggu, 23 Februari 2025 - 07:56 WIB

KAI Tambah 538 Ribu Kursi Kereta Api untuk Mudik Lebaran 2025

Sabtu, 22 Februari 2025 - 12:17 WIB

Tren Minat Turis Beli Vila Hijau Bebas Banjir di Bali Tinggi, Order Naik

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Update Kecelakaan Truk di Sungai Segati, 4 Orang Ditemukan Tewas, 11 Masih Dicari

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:16 WIB

public-safety-and-emergencies

Pendidikan hingga Kesehatan, Ini Janji Eddy Raya untuk Warga Barsel

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB

entertainment

Sinopsis Film Suicide Squad, Misi Bunuh Diri Para Penjahat Super

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB