Ragamutama.com, Jakarta – Melonjaknya tarif penerbangan telah meningkatkan beban finansial bagi para pemudik tahun ini. Dampaknya dirasakan langsung oleh Ari, 26 tahun, dan Pina, 25 tahun, pasangan muda asal Bandung yang dijumpai di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada hari Minggu, 6 April 2025.
Keduanya baru saja menyelesaikan kunjungan ke keluarga mereka di Medan, Sumatera Utara, dan sedang singgah di Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke kota Bandung.
“Jika tahun lalu saya seorang diri menghabiskan sekitar Rp 3 juta untuk mudik, tahun ini angkanya membengkak menjadi kurang lebih Rp 5 juta. Penyebab utamanya adalah harga tiket pesawat dari Medan ke Jakarta yang kini mencapai Rp 1,8 juta. Padahal, sebelumnya saya masih bisa memperolehnya dengan harga Rp 700–800 ribu,” ungkap Pina.
Ari menambahkan, biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan untuk mudik bagi lima anggota keluarganya tahun ini diperkirakan mencapai Rp 15 juta. “Tahun lalu kami memilih jalur darat yang jelas lebih ekonomis. Namun, karena kali ini kami ingin perjalanan yang lebih cepat, kami memilih jalur udara dengan transit, yang berakibat pada peningkatan biaya,” jelasnya.
Pasangan ini memutuskan untuk transit di Jakarta karena tidak tersedia rute penerbangan langsung dari Medan ke Bandung. Rute tidak langsung ini dipilih karena dianggap lebih terjangkau dibandingkan dengan penerbangan lanjutan langsung ke kota tujuan.
Selain kenaikan biaya, Pina juga menyampaikan keluhannya terkait suasana yang lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya. “Proses check-in di bandara juga terasa lebih sulit. Mungkin karena banyak orang yang sudah lama tidak mudik akibat pandemi, sehingga tahun ini semua memutuskan untuk pulang kampung,” tuturnya.
Kenaikan harga tiket dan padatnya arus balik menjadi dua permasalahan utama yang dihadapi para pemudik pada musim Lebaran kali ini. Meskipun demikian, Ari dan Pina tetap bersemangat untuk mudik demi mengobati kerinduan dengan keluarga di kampung halaman.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, mengumumkan adanya penurunan harga tiket pesawat domestik sebesar 13 persen. Diskon ini berlaku selama periode mudik Lebaran, untuk penerbangan dari tanggal 24 Maret hingga 7 April 2025.
AHY menjelaskan bahwa penurunan harga tiket pesawat ini dapat direalisasikan setelah pemerintah berhasil menurunkan biaya kebandarudaraan, memangkas harga avtur di 37 bandara, dan mengurangi fuel surcharge. Selain itu, terdapat intervensi kebijakan dari Kementerian Keuangan.
“Kali ini, pemerintah memberikan insentif tambahan berupa penanggungan sebagian PPN sebesar 6 persen,” ujar AHY dalam konferensi pers yang diadakan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pada Sabtu, 1 Maret 2025. Sebelumnya, pada periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, pemerintah juga telah menurunkan harga tiket pesawat sebesar 10 persen.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18 Tahun 2025. PMK tersebut mengatur kebijakan penanggungan sebagian PPN tiket pesawat domestik oleh pemerintah sebesar 6 persen. Dengan adanya kebijakan ini, masyarakat hanya akan membayar PPN sebesar 5 persen.
“Kebijakan ini berlaku untuk pembelian tiket mulai tanggal 1 Maret hingga 7 April, untuk penerbangan yang akan dilakukan antara tanggal 24 Maret hingga 7 April 2025,” jelas Sri Mulyani.
Riri Rahayu turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: AHY: Harga Tiket Pesawat Periode Lebaran Turun 13 Persen