Harga Emas Spot Naik 3%: Analis Ungkap Faktor Pendorong Kenaikan Tertinggi Sejak Maret 2023

- Penulis

Kamis, 10 April 2025 - 01:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com Pada hari Rabu (9/4), harga emas mengalami lonjakan signifikan, melampaui angka 3%. Pergerakan ini menempatkan emas pada lintasan untuk mencatatkan performa harian terbaiknya sejak Maret 2023.

Katalis utama dari kenaikan ini adalah melemahnya nilai tukar dolar AS, dikombinasikan dengan peningkatan tajam dalam permintaan terhadap aset-aset yang dianggap aman (safe haven). Peningkatan permintaan ini muncul di tengah kembali memanasnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Berdasarkan laporan dari Reuters, harga emas di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 3,4%, mencapai US$3.086,04 per ons troi pada pukul 11:23 waktu AS (15:23 GMT). Sementara itu, harga emas berjangka AS melonjak lebih tinggi, dengan kenaikan sebesar 3,7% hingga menyentuh angka US$3.101,70.

Harga Emas Spot Naik Lebih dari 2% Rabu (9/4), Imbas Memanasnya Perang Tarif

“Emas terus dipersepsikan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif terhadap berbagai ketidakpastian. Saat ini, isu tarif menjadi perhatian utama, ekspektasi inflasi menunjukkan peningkatan, dan hal ini tercermin dalam kenaikan imbal hasil obligasi,” ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Baca Juga :  Ini Batas Waktu Lapor Pajak 2025, Telat Kena Denda!

Melek menambahkan bahwa jika ketegangan perdagangan terus berlanjut, ada kemungkinan bahwa pelaku pasar akan mulai mempertimbangkan berkurangnya dominasi dolar AS dalam skenario perdagangan global.

Nilai dolar AS tercatat mengalami penurunan terhadap mata uang-mata uang safe haven, seperti yen. Hal ini membuat emas menjadi pilihan investasi yang lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang selain dolar.

Kementerian Keuangan Tiongkok telah mengumumkan rencana pemberlakuan tarif tambahan sebesar 84% atas seluruh barang impor dari AS, berlaku mulai tanggal 10 April. Langkah ini merupakan peningkatan dari tarif sebelumnya yang sebesar 34%, dan merupakan respons terhadap kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, yang mulai berlaku pada hari yang sama.

Kekhawatiran bahwa pengenaan tarif akan memicu inflasi dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi mendorong para investor untuk menarik dana dari pasar saham dan komoditas industri. Sebagai gantinya, mereka beralih ke emas sebagai aset yang memberikan perlindungan nilai.

Harga Minyak ke Level Terendah 4 Tahun Rabu (9/4), Kopi dan Gas Eropa Turun

Harga emas telah mencatatkan kenaikan lebih dari US$400 sepanjang tahun 2025, dan sempat mencapai rekor tertinggi di angka US$3.167,57 pada tanggal 3 April. Kenaikan ini didorong oleh kuatnya permintaan sebagai aset safe haven, serta pembelian besar-besaran yang dilakukan oleh bank-bank sentral.

Baca Juga :  Intip Saham yang Banyak Dibuang Asing pada Perdagangan Akhir Pekan Saat IHSG Rebound

Para investor saat ini menanti publikasi risalah rapat kebijakan The Federal Reserve yang dijadwalkan rilis pada hari ini, serta data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada hari Kamis (10/4). Data-data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga di masa mendatang.

Menurut alat pantau CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan adanya peluang sebesar 55% untuk pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Mei.

Emas, yang merupakan aset tanpa imbal hasil (zero yield), umumnya mendapatkan dorongan positif dalam lingkungan suku bunga rendah.

Untuk logam lainnya, harga perak mengalami kenaikan sebesar 1,9% menjadi US$30,4 per ons troi, platinum mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1% ke US$920, dan paladium naik 0,2% menjadi US$908,46.

Berita Terkait

IHSG Menguat: Peluang Investasi di Bursa Saham Asia yang Menghijau?
Analis Ungkap Prospek Saham AADI, INDY, ANTM Pasca Kebijakan Royalti Mineral
Penjualan Laris Manis, Graha Mitra Asia (RELF) Catat Kinerja Positif pada 2024
Wall Street Bervariasi, Saham Apple dan Eli Lilly Melesat: Apa Pemicunya?
Diversifikasi Aset: 5 Aplikasi Investasi Saham AS Terbaik untuk Pemula
Agensi Kim Soo Hyun GOLDMEDALIST: Diduga Manipulasi Saham, Terseret Penyelidikan!
Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo: Rp 85,25 Per Saham!
Panduan Lengkap Importir: Pengertian, Tugas, Jenis, dan Regulasi Terbaru

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 06:19 WIB

Analis Ungkap Prospek Saham AADI, INDY, ANTM Pasca Kebijakan Royalti Mineral

Jumat, 18 April 2025 - 06:11 WIB

Penjualan Laris Manis, Graha Mitra Asia (RELF) Catat Kinerja Positif pada 2024

Jumat, 18 April 2025 - 05:51 WIB

Wall Street Bervariasi, Saham Apple dan Eli Lilly Melesat: Apa Pemicunya?

Jumat, 18 April 2025 - 03:35 WIB

Diversifikasi Aset: 5 Aplikasi Investasi Saham AS Terbaik untuk Pemula

Jumat, 18 April 2025 - 03:19 WIB

Agensi Kim Soo Hyun GOLDMEDALIST: Diduga Manipulasi Saham, Terseret Penyelidikan!

Berita Terbaru

Uncategorized

Uzbekistan U17 Hancurkan Korea Utara, Melaju ke Final Piala Asia!

Jumat, 18 Apr 2025 - 07:08 WIB