Harga Emas Meroket! Sentuh US$ 3.300 Akibat Perang Dagang Global

- Penulis

Kamis, 17 April 2025 - 06:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com  NEW YORK. Harga emas terus mencatatkan performa impresif, melonjak ke rekor tertinggi baru pada hari Rabu (waktu New York). Harga berhasil melampaui ambang batas US$ 3.300 per ons, didorong oleh meningkatnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Di samping itu, pelemahan nilai tukar dolar AS turut memicu minat investor terhadap aset-aset safe haven, yang semakin mendongkrak harga emas.

Menurut pantauan, harga emas spot mengalami kenaikan signifikan sebesar 3,1%, mencapai US$ 3.327,97 per ons pada pukul 13:45 waktu setempat. Sebelumnya, di awal sesi perdagangan, harga sempat menyentuh puncak tertinggi sepanjang masa di US$ 3.332,89. Sementara itu, harga emas berjangka di AS ditutup dengan kenaikan 3,3%, berada di level US$ 3.324,50 per ons.

Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM, menjelaskan bahwa performa positif harga emas didukung oleh kombinasi faktor, termasuk pelemahan dolar AS, ketidakpastian yang melingkupi kebijakan tarif, serta kekhawatiran akan potensi resesi global yang membayangi.

Harga Emas Tembus ke Atas US$ 3.210 Per Ons Troi di Siang Ini (11/4), Rekor Baru

Otunuga menambahkan, dengan menembus level US$ 3.300, harga emas kini berada dalam zona psikologis penting. Investor, menurutnya, berpotensi mengincar target kenaikan lebih lanjut ke US$ 3.400 atau bahkan US$ 3.500. Namun, ia mengingatkan bahwa aksi profit taking atau perkembangan positif dalam perundingan dagang antara AS dan China dapat memicu tekanan jual.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Turun Rp 8.000 Menjadi Rp 1.684.000 Per Gram Pada Hari Ini (12/2)

Lonjakan harga emas ini terjadi menyusul perintah dari Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa, yang menginstruksikan penyelidikan terkait potensi penerapan tarif pada seluruh impor mineral penting ke Amerika Serikat.

Langkah ini dipandang sebagai eskalasi baru dalam sengketa perdagangan yang melibatkan Washington dengan berbagai mitra globalnya, termasuk China.

Meningkatnya ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia telah memicu kegelisahan di pasar keuangan dan mendorong para pelaku pasar untuk mencari perlindungan pada aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti emas.

Harga Emas Tembus Rekor di Atas US$ 3.100 per Ons, Kuartal Terbaik Sejak 1986

Pada saat yang bersamaan, nilai dolar AS mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang utama dan mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir yang sempat tercapai pekan lalu. Kondisi ini membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak hampir US$ 700, dipicu oleh berbagai faktor seperti ketegangan perdagangan global, ekspektasi penurunan suku bunga, serta aksi pembelian besar-besaran yang dilakukan oleh bank-bank sentral di berbagai negara.

Baca Juga :  Kebijakan Investasi Asing Efisien: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Meskipun demikian, Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mewanti-wanti bahwa reli harga emas yang terjadi dengan cepat ini berpotensi menghadapi risiko koreksi.

“Namun, sejauh ini, koreksi yang terjadi cenderung tidak terlalu dalam karena selalu ada minat beli yang menunggu saat harga mengalami penurunan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa perekonomian Amerika Serikat menunjukkan indikasi perlambatan.

Harga Emas Tembus Rekor Baru, Ini Pendorongnya

Powell menyoroti bahwa pertumbuhan belanja konsumen cenderung moderat, arus impor yang tinggi menjelang penerapan tarif diperkirakan akan memberikan tekanan pada produk domestik bruto, dan sentimen pasar secara umum mengalami penurunan.

Di pasar logam lainnya, harga perak spot mengalami kenaikan sebesar 1,7%, mencapai US$ 32,85 per ons. Platinum juga menguat sebesar 0,8% menjadi US$ 967,45 per ons, sementara paladium mengalami penurunan tipis sebesar 0,1% ke level US$ 970,42 per ons.

Berita Terkait

Sri Mulyani Ungkap Detail Tukin Dosen Cair Juli 2025: Ini Rinciannya!
Investor Asing Tarik Rp 11,96 Triliun dari Pasar Modal Indonesia
XL Axiata dan Smartfren Merger: Fokus Inovasi Teknologi Tingkatkan Layanan Pelanggan
Hadapi Resesi: 4 Strategi Jitu Investor Lindungi Aset
Lindung Nilai: Panduan Lengkap Pengertian, Strategi, Risiko, dan Penerapan Efektif
IHSG Menguat: Peluang Investasi Setelah Kenaikan Poin Signifikan?
Mulai Oktober: AS Tarik Biaya Pelabuhan Baru untuk Kapal China
Otorita IKN Luruskan Heboh Tulisan Lorem Ipsum di Tugu Nol IKN

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 08:11 WIB

Sri Mulyani Ungkap Detail Tukin Dosen Cair Juli 2025: Ini Rinciannya!

Sabtu, 19 April 2025 - 07:47 WIB

Investor Asing Tarik Rp 11,96 Triliun dari Pasar Modal Indonesia

Sabtu, 19 April 2025 - 07:35 WIB

XL Axiata dan Smartfren Merger: Fokus Inovasi Teknologi Tingkatkan Layanan Pelanggan

Sabtu, 19 April 2025 - 06:39 WIB

Hadapi Resesi: 4 Strategi Jitu Investor Lindungi Aset

Sabtu, 19 April 2025 - 05:35 WIB

Lindung Nilai: Panduan Lengkap Pengertian, Strategi, Risiko, dan Penerapan Efektif

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Taman Safari Terjebak Konflik OCI: Dampak Sengit vs Mantan Pemain Sirkus

Sabtu, 19 Apr 2025 - 08:39 WIB

society-culture-and-history

Arkeologi Ungkap Fakta Tersembunyi di Balik Penyaliban Yesus

Sabtu, 19 Apr 2025 - 08:36 WIB

society-culture-and-history

Permata Bank Lestarikan Budaya, Dukung Peringatan Mangkunegaran ke-268

Sabtu, 19 Apr 2025 - 08:31 WIB

politics

Sri Mulyani Ungkap Daftar Lengkap Penerima Tukin Dosen

Sabtu, 19 Apr 2025 - 08:23 WIB