Ragamutama.com NEW YORK. Pasar emas global mengalami gejolak yang signifikan. Pada hari Rabu (23 April 2025), harga emas dunia terpantau anjlok lebih dari 3%, memperpanjang tren penurunan setelah mencapai rekor tertingginya.
Penurunan harga emas ini dipicu oleh meningkatnya selera risiko di kalangan investor. Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang berhasil menenangkan pasar terkait dengan kebijakan moneter serta hubungan perdagangan antara AS dan China.
Harga emas spot menunjukkan penurunan sebesar 3%, berada di level US$ 3.281,6 per ons pada pukul 13.43 waktu setempat. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh puncak tertinggi sepanjang masa di angka US$ 3.500,05 per ons.
Harga Emas Terkoreksi Signifikan Seiring Menguatnya Dolar AS Pasca Kemenangan Trump
Sementara itu, harga emas berjangka di AS juga mengalami pelemahan sebesar 3,7%, turun ke level US$ 3.294,10 per ons.
Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, mengamati bahwa fokus pasar mulai bergeser dari kekhawatiran terkait tarif perdagangan. Investor kembali menaruh perhatian pada saham-saham unggulan, seperti Apple dan Tesla.
“Anda akan menyaksikan perputaran besar dari aset-aset safe haven, dengan dana kembali mengalir ke saham-saham pilihan,” ungkapnya.
Sentimen positif di pasar juga diperkuat oleh penguatan nilai dolar AS. Hal ini dipicu oleh pernyataan Presiden Trump yang meyakinkan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk memberhentikan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, meskipun sebelumnya sering melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan suku bunga bank sentral tersebut.
Situasi Harga Emas Hari Ini Cenderung Stabil, Sentimen Pasar Global Relatif Seimbang
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyampaikan bahwa penurunan tarif perdagangan yang tinggi antara AS dan China merupakan langkah penting untuk membuka jalan bagi kelanjutan proses negosiasi.
Sinyal ini semakin meningkatkan optimisme para pelaku pasar terkait prospek perbaikan hubungan perdagangan antara kedua negara.
Kendati demikian, emas masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan, yakni lebih dari 26% sejak awal tahun 2025.
Kenaikan ini didorong oleh pembelian dalam jumlah besar oleh bank-bank sentral, kekhawatiran yang terus-menerus terkait perang tarif, serta permintaan investasi yang tetap tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Akan tetapi, menurut Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, koreksi harga emas yang terjadi saat ini berpotensi untuk berlanjut.
Harga Emas Turun Lebih dari 1% Akibat Aksi Ambil Untung & Penunjukan Menteri Keuangan Trump
“Dari sudut pandang teknikal, level tertinggi di sekitar US$ 3.500 dan pembalikan arah yang tajam saat ini meningkatkan risiko koreksi lebih dalam dalam jangka pendek,” jelasnya dalam sebuah catatan analisis.
Sementara itu, performa harga logam mulia lainnya menunjukkan tren yang beragam. Harga perak mengalami kenaikan sebesar 3% menjadi US$ 33,48 per ons, platinum naik 1,1% ke level US$ 969,1, sedangkan paladium terpantau stabil di harga US$ 935,59 per ons.