LOSAIL, RAGAMUTAMA.COM – Francesco Bagnaia merefleksikan balapan MotoGP Qatar 2025, menyoroti pembelajaran krusial dari serangkaian kesalahan yang berujung pada podium ketiga.
Sang juara dunia MotoGP dua kali ini, sebelumnya digadang-gadang sebagai salah satu favorit di Sirkuit Losail, diprediksi mampu memberikan perlawanan sengit kepada rekan setimnya, Marc Marquez, menjelang seri keempat musim ini.
Namun, alih-alih Bagnaia, Marquez justru tampil dominan dan menyabet kemenangan sapu bersih ketiganya musim ini, sementara Bagnaia tampak kesulitan dan hanya mampu menempati posisi kedelapan dalam sesi sprint race pada hari Sabtu (12/4/2025).
Dalam balapan utama yang berlangsung pada Senin dini hari WIB, Bagnaia tidak mampu menembus posisi yang lebih baik dari urutan ketiga, setelah harus memulai balapan dari posisi ke-11 akibat insiden kecelakaan saat sesi kualifikasi.
Meski demikian, keberuntungan berpihak padanya, ia akhirnya dipromosikan ke posisi kedua setelah Maverick Vinales dijatuhi penalti pasca-balapan karena tekanan ban yang tidak memenuhi regulasi.
“Yang terpenting, saya tidak boleh lagi melakukan kesalahan yang sama seperti di sesi kualifikasi, karena memulai balapan dari baris keempat bukanlah pilihan yang baik. Baris kedua adalah batas maksimal yang bisa diterima, dan itu pun masih jauh dari ideal,” ungkap Bagnaia, seperti dikutip dari Crash, Selasa (15/4/2025). “Jadi, prioritas utama saya adalah menghentikan kebiasaan membuat kesalahan karena terlalu berambisi untuk meraih hasil yang lebih baik,” tegas Bagnaia.
“Selanjutnya, saya perlu memahami strategi yang tepat untuk sprint race. Saya tidak boleh lagi membuang waktu pada hari Sabtu dan kehilangan peluang untuk menyalip seperti yang saya lakukan saat balapan Minggu,” lanjutnya.
Bagnaia juga menyinggung bahwa performa kurang memuaskan dalam sprint race disebabkan oleh masalah keseimbangan yang diakibatkan oleh tangki bahan bakar yang lebih kecil.
Ia berharap masalah serupa tidak akan terjadi lagi, karena detail-detail kecil seperti itu dapat memberikan dampak signifikan terhadap perolehan poin.
Menurutnya, memulai balapan dari posisi yang lebih baik akan membuka peluang yang lebih besar untuk bertarung langsung dengan Marquez, terutama jika ritme balap keduanya relatif seimbang.
“Saya rasa jika saya memulai balapan dari posisi yang lebih depan, peluang untuk bertarung dengan Marc akan lebih besar. Karena kecepatan kami cukup mirip, dan jika saya tidak memaksakan diri terlalu keras di awal, saya mungkin memiliki kondisi ban yang lebih baik di akhir balapan, sehingga peluang untuk bertarung akan lebih besar,” paparnya.
Bagnaia mengaku belajar banyak dari delapan kali gagal finis yang dialaminya pada musim lalu.
Saat ini, ia memilih untuk tidak terlalu memaksakan diri di lap-lap terakhir setelah ban belakang mulai kehilangan cengkeramannya. “Namun, tentu saja, tidak ada jaminan. Mari kita syukuri hasil ini dan berusaha tampil lebih baik di seri berikutnya, serta menghindari pengulangan kesalahan yang sama,” tutupnya.