Floating Rate: Panduan Lengkap, Keuntungan, Risiko, dan Perhitungan

- Penulis

Jumat, 11 April 2025 - 14:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Floating rate, atau suku bunga mengambang, adalah konsep yang seringkali muncul dalam perbincangan seputar pinjaman, khususnya saat membahas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Mekanisme suku bunga ini dianggap menawarkan fleksibilitas karena pergerakannya menyesuaikan dengan dinamika kondisi pasar.

Jika Anda baru pertama kali bersentuhan dengan istilah ini, jangan khawatir. Memahami cara kerjanya adalah langkah penting agar Anda dapat membuat keputusan finansial yang lebih tepat dan terinformasi.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas apa itu floating rate, menimbang kelebihan dan kekurangannya, serta mempelajari cara menghitungnya. Mari kita simak uraian lengkapnya!

1. Apa itu Floating Rate dan Bagaimana Cara Kerjanya

Floating rate, atau suku bunga mengambang, merupakan jenis suku bunga pinjaman yang nilainya berfluktuasi seiring dengan perubahan suku bunga acuan, contohnya BI rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Implikasinya, besaran angsuran yang Anda bayarkan dapat mengalami penyesuaian, bisa menjadi lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada situasi ekonomi. Sistem ini lazim diterapkan pada pinjaman dengan tenor panjang, seperti KPR, kredit kendaraan bermotor, atau pinjaman modal usaha. Umumnya, bank memberlakukan floating rate setelah masa promosi bunga tetap (fixed rate) berakhir, biasanya setelah 1 hingga 3 tahun masa pinjaman.

Dinamika suku bunga ini menyebabkan pembayaran angsuran menjadi tidak statis. Saat suku bunga acuan mengalami penurunan, angsuran Anda berpotensi menjadi lebih ringan. Sebaliknya, ketika suku bunga acuan meningkat, angsuran pun akan ikut bertambah.

Oleh karena itulah, sistem floating rate disebut sebagai bunga mengambang, karena nilainya tidak pasti dan selalu berubah. Peminjam harus siap menghadapi risiko perubahan jumlah pembayaran bulanan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Pilihan Suku Bunga KPR Terbaik dari Bank-Bank Besar Indonesia

Pilihan Suku Bunga KPR Terbaik dari Bank-Bank Besar Indonesia

2. Kelebihan Floating Rate untuk Nasabah yang Berani Mengambil Risiko

Salah satu keuntungan utama dari floating rate adalah peluang untuk memperoleh angsuran yang lebih rendah ketika suku bunga pasar sedang menurun. Ini tentu menjadi kesempatan emas bagi Anda yang pandai memanfaatkan momentum. Dalam jangka waktu yang panjang, total bunga yang dibayarkan berpotensi lebih kecil dibandingkan dengan sistem fixed rate, terutama jika kondisi ekonomi stabil atau tren suku bunga sedang mengalami penurunan.

Baca Juga :  Aturan Baru DHE SDA Berlaku Mulai 1 Maret, Pemerintah Bidik Devisa US$ 165 Miliar

Floating rate juga dianggap lebih representatif dalam mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya. Bagi Anda yang memiliki pendapatan yang tinggi atau fleksibel, sistem ini memungkinkan penerapan strategi keuangan yang lebih efisien.

Selain itu, bank biasanya menawarkan suku bunga awal yang lebih menarik untuk menarik perhatian calon nasabah, meskipun sifatnya sementara. Jika Anda siap menghadapi perubahan, floating rate dapat menjadi pilihan yang cerdas.

3. Kekurangan Floating Rate yang Wajib Diperhatikan

Meskipun terkesan menguntungkan, floating rate juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan. Ketika suku bunga acuan mengalami kenaikan, beban angsuran akan turut meningkat. Hal ini dapat membebani kondisi keuangan, terutama jika Anda tidak memiliki dana darurat yang memadai. Bagi nasabah dengan penghasilan tetap dan terbatas, kondisi ini dapat menjadi tantangan tersendiri.

Ketidakpastian jumlah angsuran juga dapat membuat perencanaan keuangan menjadi lebih kompleks. Anda perlu secara rutin memantau perubahan BI rate dan menyesuaikan anggaran setiap kali terjadi kenaikan.

Selain itu, beberapa bank memberlakukan ketentuan khusus mengenai batas minimum dan maksimum kenaikan suku bunga. Oleh karena itu, penting untuk membaca dengan cermat seluruh detail perjanjian pinjaman sebelum memutuskan untuk memilih sistem ini.

KPR Syariah dan Konvensional, Mana yang Lebih Menguntungkan?

KPR Syariah dan Konvensional, Mana yang Lebih Menguntungkan?

4. Cara Menghitung Floating Rate dengan Sederhana

Pada dasarnya, menghitung angsuran dengan sistem floating rate tidak terlalu rumit. Sebagai ilustrasi, jika pada tahun pertama Anda membayar angsuran sebesar Rp1,5 juta per bulan dengan suku bunga 10 persen, kemudian suku bunga naik menjadi 12 persen, maka angsuran Anda berpotensi meningkat menjadi sekitar Rp1,7 juta. Perhitungan ini didasarkan pada sisa pokok pinjaman dan tingkat suku bunga baru yang berlaku pada saat itu.

Baca Juga :  IHSG Terbang Tinggi: Trump Tunda Tarif, Investor Bersorak!

Floating rate umumnya diberlakukan setelah masa fixed rate berakhir. Contohnya, dua tahun pertama menggunakan suku bunga tetap sebesar 10 persen, kemudian tahun ketiga dan seterusnya menggunakan suku bunga mengambang.

Ketika suku bunga turun, misalnya menjadi 8 persen, maka angsuran Anda dapat berkurang menjadi sekitar Rp1,3 juta. Sistem ini memberikan fleksibilitas dalam pembayaran angsuran, namun memerlukan kesiapan untuk menghadapi perubahan.

5. Ini Bedanya Floating Rate dan Fixed Rate

Perbedaan mendasar antara floating rate dan fixed rate terletak pada konsistensi suku bunga. Fixed rate menawarkan suku bunga yang tetap selama periode tertentu, biasanya di awal masa pinjaman. Sistem ini cocok bagi Anda yang menginginkan kepastian jumlah angsuran setiap bulannya. Sebaliknya, floating rate adalah sistem dengan suku bunga yang dapat berubah-ubah mengikuti kondisi pasar.

Fixed rate umumnya memiliki angsuran yang lebih besar di awal, namun Anda tidak perlu khawatir dengan adanya lonjakan tiba-tiba. Sementara itu, floating rate berpotensi lebih murah di awal, namun memiliki risiko meningkat ketika suku bunga naik. Pilihan yang paling tepat bergantung pada kemampuan finansial dan tingkat toleransi risiko Anda. Jika Anda adalah tipe orang yang siap menghadapi perubahan dan menginginkan peluang penghematan, floating rate patut dipertimbangkan.

Floating rate adalah sistem suku bunga yang menawarkan fleksibilitas, namun juga menuntut kesiapan untuk menghadapi risiko. Dengan memahami cara kerja, kelebihan, dan kekurangannya, Anda dapat menentukan jenis suku bunga yang paling sesuai dengan kebutuhan finansial Anda.

Baik floating maupun fixed, keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Pilihlah yang paling sesuai dengan gaya hidup dan rencana jangka panjang Anda!

6 Tips Memilih KPR yang Tepat, Jangan Cuma karena Bunga Rendah

6 Tips Memilih KPR yang Tepat, Jangan Cuma karena Bunga Rendah

Berita Terkait

Strategi Jitu Warren Buffett: Amankan Investasi Saat Pasar Saham Volatil
Kuartal I-2025: Tabungan Premium BNI Naik Signifikan 16 Persen!
Simulasi Lengkap: Harga Gadai Emas 1 Gram di Pegadaian Hari Ini
Rupiah Terkoreksi: Analisis Pelemahan Rupiah 15 April 2025 Terhadap Dolar AS
IHSG dan NYSE Menguat: Peluang Trading BTC & ETH di Tengah Pasar Volatil?
Pefindo Ungkap Tantangan Penerbitan Obligasi Korporasi di Tahun 2025
Sarimelati Kencana (PZZA) Catat Perbaikan Kinerja di Sepanjang Tahun 2024
Intel Jual Mayoritas Saham Perusahaan Akuisisi: Selamatkan Bisnis Chip?

Berita Terkait

Selasa, 15 April 2025 - 17:55 WIB

Strategi Jitu Warren Buffett: Amankan Investasi Saat Pasar Saham Volatil

Selasa, 15 April 2025 - 17:43 WIB

Kuartal I-2025: Tabungan Premium BNI Naik Signifikan 16 Persen!

Selasa, 15 April 2025 - 16:15 WIB

Simulasi Lengkap: Harga Gadai Emas 1 Gram di Pegadaian Hari Ini

Selasa, 15 April 2025 - 15:27 WIB

Rupiah Terkoreksi: Analisis Pelemahan Rupiah 15 April 2025 Terhadap Dolar AS

Selasa, 15 April 2025 - 14:27 WIB

IHSG dan NYSE Menguat: Peluang Trading BTC & ETH di Tengah Pasar Volatil?

Berita Terbaru

sports

Cesc Fabregas Tolak AC Milan: Transfer Gagal Terungkap!

Selasa, 15 Apr 2025 - 17:35 WIB