RAGAMUTAMA.COM – Kebakaran hutan adalah salah satu bencana alam yang dapat mengubah lanskap secara drastis, dari vegetasi hijau menjadi wilayah yang gelap dan penuh abu.
Perubahan ini tidak hanya memengaruhi ekosistem secara keseluruhan, tetapi juga menginspirasi beberapa spesies hewan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru mereka.
Salah satu fenomena luar biasa yang muncul akibat bencana ini dikenal sebagai “Melanisme”.
Mengapa Hewan Berwarna Gelap Setelah Kebakaran?
Melanisme, yaitu peningkatan pigmen gelap pada tubuh hewan, menjadi lebih umum di daerah yang baru saja mengalami kebakaran hutan.
Hewan-hewan yang biasanya berwarna kecokelatan atau hijau, yang cocok dengan habitat alami mereka sebelum kebakaran, kini cenderung berevolusi menjadi lebih gelap untuk menyatu dengan lingkungan yang didominasi abu dan arang.
Misalnya, belalang subulata Tetrix adalah salah satu spesies yang telah banyak diteliti terkait adaptasi ini.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Evolution tahun 2011 mengungkapkan bahwa setelah kebakaran hutan, frekuensi belalang berwarna gelap meningkat secara signifikan.
Warna hitam membantu mereka lebih tersembunyi dari predator di lingkungan yang penuh abu.
Namun, seiring waktu, ketika tanah mulai pulih dan vegetasi kembali hijau, populasi belalang gelap perlahan menurun, menunjukkan bahwa warna gelap tidak lagi memberikan keuntungan.
Studi lain pada tahun 2012 menilai bagaimana warna gelap membantu hewan menghindari predator. Dalam penelitian ini, peserta manusia bermain peran sebagai predator dengan mencari belalang dalam foto berbagai lanskap.
Hasilnya menunjukkan bahwa hewan dengan warna lebih gelap jauh lebih sulit ditemukan di lingkungan yang terbakar. Ini membuktikan bahwa kamuflase menjadi faktor kunci yang mendukung evolusi warna gelap.
Fenomena perubahan warna akibat perubahan lingkungan tidak hanya terbatas pada kebakaran hutan. Contoh terkenal lainnya adalah kasus kupu-kupu biston betularia selama Revolusi Industri di Inggris. Ketika polusi menghitamkan pohon-pohon, kupu-kupu dengan warna gelap menjadi lebih umum karena mereka lebih sulit dilihat oleh predator.
Fenomena serupa juga ditemukan di Chornobyl, lokasi bencana nuklir. Di sana, katak yang biasanya berwarna biru berubah menjadi hitam dalam waktu singkat, kemungkinan sebagai adaptasi untuk melindungi diri dari radiasi beracun.
Penelitian pada tahun 2020 di jurnal Frontiers in Ecology and Evolution menemukan bahwa tupai timur yang hidup di area pasca-kebakaran memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan pigmen gelap.
Warna ini mungkin membantu mereka bersembunyi lebih baik di lingkungan yang hangus.
itulah beberapa fenomena hewan berubah warna setelah bencana terjadi.