Emiten Ramai Tarik Pinjaman Jumbo: Peluang atau Risiko Investasi?

- Penulis

Minggu, 20 April 2025 - 22:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Dalam beberapa waktu belakangan, terlihat adanya tren menarik di mana sejumlah perusahaan terbuka (emiten) gencar mengamankan pendanaan dari sektor perbankan. Sebagian besar dana yang berhasil dihimpun ini dialokasikan untuk memacu ekspansi bisnis dan menunjang operasional sehari-hari.

Salah satu contoh terkininya adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Mereka baru-baru ini mengumumkan bahwa dua anak perusahaannya telah berhasil memperoleh fasilitas pinjaman dari lembaga perbankan dengan nilai mencapai US$ 139,5 juta.

Corporate Secretary BREN, Merly, menyampaikan bahwa suntikan dana segar ini akan memberikan dampak positif bagi kekuatan likuiditas keuangan kedua entitas anak usaha tersebut. Lebih lanjut, dana ini juga akan menjadi amunisi penting dalam mendukung kelancaran kegiatan operasional perusahaan.

“Pinjaman ini ditujukan untuk mendanai peningkatan kapasitas Proyek Wayang Windu. Hal ini akan dicapai melalui retrofit unit panas bumi Unit 1 dan 2 yang sudah beroperasi, dengan penambahan daya sebesar 18,4 megawatt (MW), serta pembangunan unit panas bumi Unit 3 yang baru dengan tambahan kapasitas 30 MW,” jelas Merly dalam pengungkapan informasi pada hari Rabu (16/4).

Siloam (SILO) Teken Perjanjian Fasilitas Pinjaman Sindikasi Rp 14,5 Triliun

Selain BREN, beberapa emiten lain juga tercatat aktif memanfaatkan fasilitas pembiayaan besar dari bank. Di antaranya adalah PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), yang berhasil memperoleh pendanaan melalui skema pinjaman sindikasi senilai Rp 14,5 triliun. Sementara itu, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) berhasil mengamankan fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 40 miliar.

Baca Juga :  Ronaldo Apes! Salto Gagal, Dikalahkan Mantan Rekan Setimnya

Kemudian, PT Buana Finance Tbk (BBLD) juga meraih pinjaman dengan nilai mencapai Rp 900 miliar, dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) berhasil mendapatkan penambahan fasilitas kredit sebesar Rp 238 miliar.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Dimas Krisna Ramadhani, berpendapat bahwa di tengah kondisi market yang cenderung mengalami tekanan seperti saat ini, para emiten akan lebih realistis dalam mencari sumber pendanaan dari sektor perbankan. Terutama jika emiten tersebut memiliki rekam jejak yang solid dan hubungan yang baik dengan pihak perbankan yang bertindak sebagai kreditur.

Ia juga menekankan bahwa prospek kinerja emiten di masa mendatang akan sangat bergantung pada bagaimana dana pinjaman tersebut dimanfaatkan. Jika pinjaman digunakan untuk mendorong inovasi atau membuka lini bisnis baru yang berpotensi menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan bagi perusahaan, maka hal tersebut dapat mendorong peningkatan kinerja emiten secara keseluruhan.

Namun, Dimas mengingatkan bahwa potensi keuntungan dari saham emiten yang baru saja memperoleh pinjaman mungkin baru akan terlihat ketika kondisi pasar mulai membaik.

“Sebab, dalam jangka pendek atau saat ini, sentimen global memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pergerakan market,” ujar Dimas kepada Kontan, pada hari Kamis (18/4) lalu.

Baca Juga :  Korea Selatan Melaju! Indonesia Tersingkir di Piala Asia U17 2025

Chandra Asri Raih Fasilitas PInjaman Rp 2 Triliun dari Bank Danamon

Untuk saat ini, Dimas menyarankan kepada para investor untuk mengalokasikan dana mereka ke instrumen investasi dengan risiko yang lebih rendah, seperti reksadana pasar uang (RDPU).

Sementara itu, Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, berpendapat bahwa pemberian fasilitas pinjaman oleh pihak bank merupakan indikasi kepercayaan terhadap kemampuan finansial yang dimiliki oleh emiten yang bersangkutan.

Nafan juga menambahkan bahwa dari sudut pandang perusahaan, langkah ini mencerminkan komitmen dalam menjalankan strategi bisnis secara optimal, dengan tujuan mendukung pertumbuhan kinerja fundamental perusahaan.

“Kalau dari perspektif emiten, ini adalah wujud komitmen perusahaan dalam menjalankan strategi bisnis secara efektif, sehingga dapat menghasilkan kinerja fundamental yang progresif di masa yang akan datang,” kata Nafan kepada Kontan, pada hari Minggu (20/4).

Ia juga menjelaskan bahwa keputusan para emiten untuk mencari pembiayaan dari bank dalam beberapa waktu terakhir ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasar modal yang sempat mengalami gejolak, terutama pada kuartal I-2025.

Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan kepada para investor untuk melakukan akumulasi beli saham BREN dengan target harga Rp 7.150 per saham.

Berita Terkait

Pesona Pulau Staffa: Keajaiban Alam Skotlandia yang Memukau
Pesona Pulau Staffa: Keajaiban Alam Skotlandia yang Wajib Dikunjungi
Tragis! Kecelakaan Helikopter New York Hentikan Operasi Penerbangan Wisata
Geger! Operator Helikopter Wisata New York Hentikan Penerbangan Pasca Kecelakaan
Gol Telat Pemuda Selamatkan Man City, Hasil Liga Inggris Mengecewakan Everton
Jelajahi 4 Destinasi Wisata Ikonik di Teluk Intan, Malaysia
Liburan Seru: 3 Kolam Renang Terbaik di Banten untuk Akhir Pekan Anda
Liburan Hemat: 5 Destinasi Wisata Gratis di Pusat Kota Kuala Lumpur

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 00:00 WIB

Pesona Pulau Staffa: Keajaiban Alam Skotlandia yang Memukau

Minggu, 20 April 2025 - 23:44 WIB

Pesona Pulau Staffa: Keajaiban Alam Skotlandia yang Wajib Dikunjungi

Minggu, 20 April 2025 - 22:44 WIB

Tragis! Kecelakaan Helikopter New York Hentikan Operasi Penerbangan Wisata

Minggu, 20 April 2025 - 22:36 WIB

Emiten Ramai Tarik Pinjaman Jumbo: Peluang atau Risiko Investasi?

Minggu, 20 April 2025 - 22:20 WIB

Geger! Operator Helikopter Wisata New York Hentikan Penerbangan Pasca Kecelakaan

Berita Terbaru