Emas dan Batubara: Warisan Soviet di Tajikistan

- Penulis

Minggu, 16 Februari 2025 - 07:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setelah semalam menikmati suasana desa terpencil nan cantik di Sary-tag, sekitar pukul 8 pagi, kami sudah kembali bersiap di kendaraan masing-masing.  Perjalanan selanjutnya menuju kota Khujand dengan mampir sejenak di Istaravshan.

Perjalanan dari Sary-tag melewati jalan-jalan berdebu di pegunungan Fann dengan sesekali melihat keindahan Iskandarkul atau Danau Iskandar.

Dalam perjalanan ini juga saya sempat menyaksikan sebuah kendaraan tua peninggalan era Soviet yang bergerak lambat berlawan arah dengan konvoi kami.

Van ini adalah UAZ-452, kendaraan ikonik buatan Uni Soviet yang pertama kali diproduksi pada tahun 1965. Mobil ini dirancang sebagai kendaraan serbaguna yang mampu menaklukkan medan berat, terutama di daerah pegunungan dan pedesaan dengan infrastruktur jalan yang minim. Model ini masih diproduksi hingga sekarang dengan sedikit perubahan pada desainnya, membuktikan ketangguhannya yang legendaris.

Di jalan berbatu dan berdebu sekitar 30 menit  dari Sary-Tag, UAZ-452 ini melaju perlahan, mengatasi tanjakan dan tikungan tajam di tengah lanskap pegunungan yang dramatis. Debu yang mengepul di belakangnya seakan menjadi saksi betapa sulitnya perjalanan di rute ini. Kendaraan seperti ini masih menjadi andalan bagi penduduk lokal dan pekerja tambang, membawa mereka melewati jalur yang tak bisa dilalui oleh mobil biasa.

Perjalanan panjang dari Sary-Tag ke Khujand adalah sebuah pengalaman yang menyuguhkan lanskap dramatis Tajikistan—dari puncak pegunungan Fan yang megah hingga lembah-lembah tersembunyi yang menyimpan sejarah panjang industri dan eksplorasi sumber daya alam.

Sekitar pukul 10.30, kami tiba di  tempat yang menarik perhatian saya: Fon-Yagnob dan Zeravshan, dua lokasi yang masih menyimpan jejak kejayaan industri Soviet.

Zeravshan: Tambang Emas  yang Menyimpan Mosaik Sejarah

Ketika konvoi kendaraan melewati jalan yang berdebu, kami melihat sebuah mural mozaik yang merupakan ciri khas peninggalan zaman Soviet.  Rasa penasaran membuat kami minta berhenti sejenak di sini.

Saya mendekat dan memperhatikan gambar dan tulisan dalam aksara Kiril yang ada di mosaik.

” -II” “Poselyok  Zeravshan II”  berarti “Permukiman Zeravshan-II” dalam bahasa Rusia.

Mosaik peninggalan era Soviet, memiliki  desainnya yang khas, lambang dengan bintang merah dan palu-arit, yang merupakan  gaya seni propaganda Soviet. Lokasinya kemungkinan Zeravshan sendiri merupakan nama sungai yang mengalir di kawasan ini.

“Zeravshan-II  merupakan kawasan pertambangan atau pemukiman industri yang dibangun pada zaman Soviet,” tambah Ibrahim kemudian. 

 Ternyata kata Zeravshan sendiri  berarti “pemberi emas”. Nama ini bukan sekadar metafora, tempat  ini memang menjadi salah satu pusat pertambangan emas terbesar di Tajikistan.

Saya perhatikan sekali lagi mural mosaik khas Soviet ini.  Warna-warna merah, biru, dan putih menghiasi gambar-gambar yang menggambarkan pekerja industri, mesin berat, serta simbol bintang merah Soviet. Mural ini adalah sisa dari era ketika Soviet memandang industri sebagai pilar utama kemajuan dan kemakmuran masyarakat.

Baca Juga :  Naik Lagi Rp 12.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 19 Februari 2025

Saya berjalan mendekati mural dan memperhatikan lebih detail. Ada elemen-elemen menarik dalam mosaik ini:

*Palu arit dan bendera merah Simbol ideologi komunis yang pernah mendominasi kawasan ini.

*Gelombang biru dan putih Bisa jadi menggambarkan Sungai Zeravshan, sumber kehidupan bagi kota ini.

*Bunga tulip di sudut bawah Mungkin mewakili harapan dan kebanggaan nasional.

Mural ini bukan sekadar dekorasi. Ia adalah propaganda Soviet yang menghidupkan semangat industri, memberi kebanggaan kepada para pekerja, dan mengingatkan bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Tak ada dalam rencana awal untuk berhenti di sini. Tapi ternyata merupakan suatu tempat yang menarik.

Tidak jauh dari mural pertama ada lagi sebuah , bangunan tua dengan cerobong asap tinggi yang menjulang di tengah latar pegunungan berbatu. Mirip sebuah  pabrik kuno yang misterius.  Yuk kita simak lebih teliti.

Lembah Fon-Yagnob: Sisa-Sisa Tambang Soviet yang Masih Bertahan

Di bagian depan, di tepi jalan raya ada sebuah prasasti atau informasi besar yang berisi tulisan dalam bahasa Tajik:

*

Kementerian Industri dan Teknologi Baru Republik Tajikistan.

* ” “

Perusahaan Negara “Angishti Tojik” (Batu Bara Tajik).

* ” -“

Anak perusahaan “Tambang  Fon-Yagnob

Ternyata ini adalah sebuah fasilitas tambang Batu Bara dari era Soviet.

Fon-Yagnob adalah sebuah lembah pegunungan yang menyimpan cadangan batu bara antrasit berkualitas tinggi. Selama era Soviet, wilayah ini berkembang sebagai pusat pertambangan penting untuk memasok bahan bakar ke industri dan transportasi di Asia Tengah.

Prasasti besar ini  lengkap dengan gambar-gambar tambang, ekskavator raksasa, serta terowongan bawah tanah yang dipenuhi batu bara hitam. Di  sudut kiri, ada peta Tajikistan dengan zona merah yang menandai lokasi Fon-Yagnob, memperlihatkan betapa strategisnya tempat ini dalam lanskap industri negara.

Saya bertanya kepada seorang pria tua yang duduk di dekat pos jaga, “Apakah tambang ini masih beroperasi?”

Ia tersenyum kecil sebelum menjawab, “Masih, tapi tidak seperti dulu. Dulu, ada ribuan pekerja, sekarang hanya ratusan. Mesin-mesin tua masih digunakan, tetapi banyak yang sudah tidak berfungsi.”

Ah ternyata pertanyaan itu sebenarnya hanyalah khayalan saja karena sebenarnya tidak ada siapa siapa di sekitar.

Lembah ini terasa seperti peninggalan masa lalu—sebuah tempat yang dulu pernah menjadi denyut nadi industri Soviet, tetapi kini perlahan ditinggalkan oleh zaman. Namun, bagi penduduk setempat, tambang ini tetap menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Saya kemudian mendekati bangunan pabrik tua dengan cerobong asap bata yang menjulang tinggi itu. Bagian luar bangunan itu penuh karat, jendela-jendela kaca sebagian pecah, tetapi yang paling mencolok adalah sebuah mural besar di dindingnya.

Baca Juga :  Membeli Oleh-Oleh, Tradisi atau Bagian dari Pengalaman Wisata?

Mural ini menggambarkan seorang pekerja laki-laki dalam pakaian kerja, dengan matahari bersinar di belakangnya. Warnanya sudah mulai memudar, tetapi ekspresi pekerja itu masih terlihat jelas—teguh, penuh keyakinan.

Saya membayangkan bagaimana tempat ini dulu, di masa Soviet:

*Asap mengepul dari cerobong, tanda bahwa mesin-mesin bekerja tanpa henti.

*Para pekerja dengan helm dan pakaian kerja keluar masuk pabrik, penuh semangat untuk membangun masa depan.

*Kawasan  ini hidup dengan suara dentuman logam, suara mesin bor, dan teriakan para pekerja di tambang.

Tapi hari ini? Tempat ini sepi, hanya ada beberapa kendaraan berat yang berkarat di pelataran.

Ketika kembali ke kendaraan, saya bertanya kepada Ibrahim.

“Itu dibuat pada tahun 1980-an,” katanya. “Dulu, setiap pekerja yang melihatnya akan merasa bangga. Tapi sekarang, kami hanya berharap ada lebih banyak pekerjaan di sini.”

Pernyataan Ibrahim ini cukup relevan mengingat banyaknya anak muda Tajikistan yang merantau ke Rusia untuk mencari pekerjaan pada masa sekarang ini.

Warisan Soviet yang Masih Bertahan

Meskipun era Soviet telah berakhir lebih dari tiga dekade yang lalu, pengaruhnya masih terasa kuat di Zeravshan dan Fon-Yagnob.

*Infrastruktur industri yang dibangun Soviet masih digunakan, meskipun dalam kondisi yang semakin menua.

*Ekonomi lokal masih bergantung pada pertambangan, meskipun produksinya tidak sekuat dulu.

*Mural-mural Soviet tetap dipertahankan, bukan hanya sebagai dekorasi, tetapi sebagai simbol masa lalu yang membentuk kehidupan di sini.

Namun, saya juga melihat konflik antara masa lalu dan masa depan. Ada keinginan untuk bergerak maju, tetapi kenyataan bahwa industri ini tidak berkembang seperti dulu membuat banyak orang meninggalkan tempat ini, mencari pekerjaan di Rusia atau negara lain.

Melanjutkan Perjalanan ke Khujand

Setelah beberapa saat mampir dan menjenguk masa lampau alias zaman Soviet, perjalanan kemudian dilanjutkan kembali.

Di kaca jendela mobil, saya masih bisa melihat cerobong asap pabrik tua yang perlahan mengecil di kejauhan. Saya juga melihat mural-mural yang tetap berdiri kokoh, seolah ingin bercerita kepada siapa pun yang melewatinya:

“Kami pernah menjadi pusat industri besar. Kami pernah menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.”

Dan saya merasa beruntung telah berhenti di sini. Tidak hanya untuk melihat bangunan dan mural, tetapi untuk mendengar kisah tentang kejayaan, kemunduran, dan harapan yang masih tersisa di Zeravshan dan Fon-Yagnob.

Lalu, perlahan, kami  meninggalkan lembah ini, menuju Khujand, kota yang juga memiliki kisahnya sendiri.

Berita Terkait

Smong,Kearifan Lokal dari Simeulue Aceh untuk Indonesia yang Lebih Siap Menghadapi Bencana Besar
Tokoh Masyarakat Apresiasi Penangkapan Aske Mabel, Situasi Yalimo Kembali Kondusif
Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa, Sakral dan Sarat Makna
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya
Museum Ullen Sentalu, Telusuri Jejak Budaya Jawa!
Sejarah Desa Umoja, Desa Khusus Perempuan Masyarakat Adat Samburu di Kenya
Ramalan Zodiak Libra,Scorpio,Sagitarius Besok Minggu 23 Februari 2025: Libra Dihargai,Ada Hoki
Hamas Akui Keliru Kirim Jenazah Shiri Bibas: Bercampur dengan Jasad Lain di Reruntuhan Gaza

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 12:07 WIB

Smong,Kearifan Lokal dari Simeulue Aceh untuk Indonesia yang Lebih Siap Menghadapi Bencana Besar

Minggu, 23 Februari 2025 - 11:07 WIB

Tokoh Masyarakat Apresiasi Penangkapan Aske Mabel, Situasi Yalimo Kembali Kondusif

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:56 WIB

Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa, Sakral dan Sarat Makna

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:37 WIB

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Minggu, 23 Februari 2025 - 09:37 WIB

Museum Ullen Sentalu, Telusuri Jejak Budaya Jawa!

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Update Kecelakaan Truk di Sungai Segati, 4 Orang Ditemukan Tewas, 11 Masih Dicari

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:16 WIB

public-safety-and-emergencies

Pendidikan hingga Kesehatan, Ini Janji Eddy Raya untuk Warga Barsel

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB

entertainment

Sinopsis Film Suicide Squad, Misi Bunuh Diri Para Penjahat Super

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB