Ekonomi Jepang Tumbuh di Atas Ekspektasi, Capai 2,8% pada Kuartal IV/2024

- Penulis

Senin, 17 Februari 2025 - 09:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA – Perekonomian Jepang mencatatkan pertumbuhan selama tiga kuartal berturut-turut pada 2024 seiring dengan meningkatnya investasi dan membaiknya ekspor neto.

Data Kantor Kabinet Jepang yang dilansir Bloomberg pada Senin (17/2/2025) mencatat produk domestik bruto Jepang tumbuh 2,8% secara year on year (yoy) pada kuartal IV/2024. Catatan tersebut lebih baik dibandingkan dengan revisi 1,7% pada periode sebelumnya dan mengalahkan estimasi konsensus 1,1%.

Hasil kuartal keempat yang kuat membuat Jepang mencatatkan pertumbuhan ekonomi 0,1% untuk tahun penuh 2024, fdi atas ekspektasi pasar akan terjadi kontraksi. Meski begitu, ini merupakan pertumbuhan terlemah sejak pandemi.

Baca Juga : Upaya Jepang Berkelit dari Pungutan Impor Hingga Tarif Timbal Balik Presiden AS Donald Trump

Data tersebut menunjukkan perekonomian Jepang terus tumbuh dengan stabil, sebagian besar sejalan dengan proyeksi bank sentral. Ekspansi pada kuartal IV/2024 kemungkinan akan memberikan kepercayaan kepada otoritas bank sentral bahwa mereka dapat terus melonggarkan pengaturan kebijakan BOJ yang sangat longgar dengan menaikkan suku bunga secara bertahap.

“Konsumsi pribadi telah sangat melambat dan inflasi membebani konsumsi karena upah riil kesulitan untuk meningkat,” kata Yuichi Kodama, ekonom di Meiji Yasuda Research Institute.

Baca Juga : : Batas Waktu Lapor SPT Pajak Tahunan dan Cara Mengklaim Lebih Bayar

Baca Juga :  Hasil Semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025 - Miyazaki Dikejutkan Juara Asia Junior, China Samakan Kedudukan dari Jepang

Dia menjelaskan secara keseluruhan, perekonomian tumbuh sehingga BOJ mungkin akan terus berada pada jalurnya dan menaikkan suku bunga secara bertahap.

Angka PDB akan direvisi pada bulan Maret, sekitar seminggu sebelum pertemuan berikutnya BOJ untuk memutuskan kebijakan. Para ekonom memperkirakan BOJ akan menunggu hingga musim panas sebelum menaikkan suku bunga lagi. Yen awalnya menguat setelah rilis angka tersebut menjadi 151,91 per dolar dari 152,36 sebelum memangkas kenaikan.

Baca Juga : : Indeks Manufaktur (PMI) Asia Vs Indonesia pada Januari 2025, Vietnam ‘Terpukul’

Konsumsi swasta dan ekspor bersih lebih baik dibandingkan konsensus, sementara investasi dunia usaha sedikit tertinggal dari perkiraan.

Belanja swasta meningkat bahkan ketika konsumen semakin frustrasi dengan inflasi yang terus-menerus, yang cenderung melebihi kenaikan upah. Perdana Menteri Shigeru Ishiba berupaya mengatasi masalah ini dengan paket bantuan harga sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi.

“Konsumsi swasta mempertahankan pertumbuhannya bahkan ketika ada tekanan terhadap sentimen publik. Ini merupakan indikasi kuatnya permintaan domestik dalam menghadapi hambatan, yang kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu,” ujar Kazuki Fujimoto, ekonom di Japan Research Institute

Langkah-langkah yang lebih ramah terhadap pemilih mungkin akan dilakukan ketika pemerintahan minoritas Ishiba sedang bernegosiasi dengan partai-partai oposisi yang lebih kecil untuk melobi agar tunjangan pajak penghasilan yang lebih tinggi dan biaya sekolah menengah gratis untuk dimasukkan dalam anggaran tahun ini yang dimulai pada bulan April.

Baca Juga :  Saham Bank Jumbo Rontok, BBRI Anjlok 5,2% Akhir Sesi I

Ekspor bersih berkontribusi terhadap pertumbuhan karena impor turun pada kuartal ini karena turunnya harga energi. Ekspor meningkat secara moderat, dibantu oleh tingginya belanja wisatawan yang datang, yang pengeluarannya dikategorikan sebagai ekspor jasa. 

Prospek perdagangan Jepang semakin tidak menentu karena Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap mitra dagangnya. Tokyo sedang mencoba memahami rincian kebijakan tarif timbal balik Trump dan juga berupaya untuk mendapatkan pengecualian dari tarif baru presiden terhadap baja dan aluminium.

Sementara itu, melemahnya yen telah meredupkan kedudukan Jepang dalam perekonomian global dengan menurunkan nilai barang dan jasa dalam dolar. Jepang kini menduduki peringkat keempat dengan perekonomian terbesar setelah AS, China, dan Jerman. 

Para ekonom memperkirakan India akan menyalip Jepang dalam beberapa tahun. Yen turun lebih dari 10% terhadap dolar tahun lalu bahkan ketika otoritas Jepang melakukan intervensi di pasar valuta asing beberapa kali untuk menopangnya.

Berita Terkait

Bank DKI Mantap IPO Tahun Ini: Target Dana Terungkap!
Rupiah Anjlok: Sentuh Level Terendah Rp16.837 per Dolar AS!
Rupiah Tertekan: Kurs Dolar AS Sentuh Rp 16.837, Baht Menguat Tajam
Analis Ungkap Prospek Cerah & Rekomendasi Saham PTBA Bukit Asam
KAI Logistik Catat Peningkatan Volume Angkutan Barang Lebaran 2025: 2.500 Ton!
IPO 2024: 13 Emiten Raup Rp6,93 Triliun, Ini Dia Juara Pendanaannya!
Volatilitas Pasar Tinggi? Saham EXCL Jadi Pilihan Aman, Ini Analisisnya
IHSG Melemah: Analis Ungkap Penyebab dan Strategi Investor Hadapi Guncangan

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 16:03 WIB

Bank DKI Mantap IPO Tahun Ini: Target Dana Terungkap!

Rabu, 16 April 2025 - 15:59 WIB

Rupiah Anjlok: Sentuh Level Terendah Rp16.837 per Dolar AS!

Rabu, 16 April 2025 - 15:43 WIB

Rupiah Tertekan: Kurs Dolar AS Sentuh Rp 16.837, Baht Menguat Tajam

Rabu, 16 April 2025 - 15:35 WIB

Analis Ungkap Prospek Cerah & Rekomendasi Saham PTBA Bukit Asam

Rabu, 16 April 2025 - 15:11 WIB

IPO 2024: 13 Emiten Raup Rp6,93 Triliun, Ini Dia Juara Pendanaannya!

Berita Terbaru

finance

Bank DKI Mantap IPO Tahun Ini: Target Dana Terungkap!

Rabu, 16 Apr 2025 - 16:03 WIB