Diduga Mengalami White Coat Hypertension, Dokter Menyarankan Saya Melakukan Hal Ini.

- Penulis

Rabu, 5 Februari 2025 - 10:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada hari Jumat, 31 Januari 2025 lalu, merupakan jadwal kontrol bulanan saya di rumah sakit fasilitas kesehatan kedua guna melakukan cek tekanan darah, timbang badan dan cek laboratorium pengambilan darah untuk mengetahui hasil Hba1c yang kedua sebagaimana arahan dokter spesialis penyakit dalam.

Sekira awal Oktober 2024, untuk pertama kalinya saya melakukan cek HbA1c atas permintaan dokter guna melakukan terapi kadar gula saya yang tinggi dan tekanan darah yang juga tinggi di masa itu.

Apa itu HbA1c?

Sebagaimana saya kutip melalui laman Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI), bahwa Tes HbA1c adalah pemeriksaan untuk mengukur rata-rata kadar HbA1c (hemoglobin A1c) atau hemoglobin terglikosilasi selama 3 bulan. Pemeriksaan ini juga disebut dengan tes glikohemoglobin dan biasa dilakukan untuk memeriksa diabetes melitus.

HbA1c adalah hemoglobin yang berikatan dengan glukosa atau hemo. Dengan kata lain, tes HbA1C untuk diagnosis diabetes berfungsi mengetahui jumlah glukosa dalam darah secara rata-rata 3 bulan.

Itu sebabnya, seseorang yang dicurigai memiliki diabetes akan menjalani tes ini sebagai pemeriksaan awal dan akan mengulanginya dalam waktu 3 bulan ke depan. Tes ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa baik Anda telah mengendalikan.

Sesuai prosedur sebagaimana yang saya jalani dengan menggunakan aplikasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)Mobile, saya telah mendaftarkan diri sesuai jadwal di rumah sakit jauh hari sebelumnya untuk mendapatkan nomor antrian awal, sehingga saat tiba di tempat bisa langsung melakukan check-in registrasi mandiri di Pojok JKN yang disediakan tanpa antri dengan pasien lain yang menggunakan pendaftaran manual.

Aplikasi ini sangat memudahkan pasien seperti saya yang menginginkan waktu serba efisien. Cukup dengan scan barcode yang ada di aplikasi yang menunjukkan tanggal jadwal rujukan, pindai kartu BPJS yang ada di aplikasi, melakukan finger print dan membaca data dengan seksama yang ada di layar monitor bahwa nama pasien, nama dokter , jadwal dan keterangan lainnya sudah sesuai, maka tinggal satu klik saja, surat pengantar tercetak dan saya melaporkannya kepada petugas registrasi untuk mendapatkan persetujuan kontrol hari itu juga.

Jujurly, hari itu memang saya berdebar, mengingat kata-kata Bu Dokter sebulan sebelumbya, bahwa apabila hasil HbA1c saya masih di atas angka 9, beliau menyarankan agar saya melakukan insulin dengan cara suntik setiap hari.

Sudah pasti saya menolak. Selain karena saya tidak suka jarum suntik, sungguh saya ingin sehat tanpa harus suntik insulin. Maka selama waktu Oktober 2024 hingga Akhir Januari 2025, saya berusaha diet soal kandungan makanan, berolahraga sevara intens, mengkonsumsi asupan herbal dan makin meningkatkan intensitas ibadah kepada Yang Maha Kuasa, memohon agar ikhtiar sehat tercapai sesuai harapan.

Baca Juga :  5 Olahraga Yang Baik Untuk Kesehatan Jantung

***

Saat pengambilan darah di laboratorium  oleh petugas medis, saya merasa cukup tenang. Namun rasa berdebar masih ada, mengingat hasilnya akan diketahui setelah saya bertemu dengan dokter, data saya akan terkoneksi dengan komputer di ruangan konsultasi. 

Berbeda halnya jika hanya cek kadar gula puasa, saya bisa langsung melihat hasilnya di alat monitor yang menunjukka angka hasilnya saat itu juga.

Meski sudah berusaha menyamankan diri dengan berdzikir, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, rasa khawatir tetaplah ada. Mencoba rileks sebisa mungkin, namun saat cek tekanan darah, hasilnya menujukkan di atas angka 150an.

Tiba waktunya perawat memanggil nama saya masuk ke ruangan dokter sebagai pasien pertama, debaran saya malah semakin meningkat meski berusaha tenang. Padahal sahabat saya selalu menemani setiap kali saya melakukan kontrol bulanan ke rumah sakit.

Dibalik masker putihnya, Bu Dokter menyambut saya dengan ramah dan senyum sumringah, bisa saya kenali dari miki wajah, suaranya yang hangat dan matanya yang berbinar. Hal ini membuat saya tenang dan nyaman.

Kabar baikpun segera beliau sampaikan, bahwa hasil HbA1C saya yang pada cek pertama adalah 11,6%, setelah 3 bulanan terapi bersama beliau menunjukkan hasil cukup signifikan yaitu 8,6%, turun 3 digit.

Tangis saya seketika pecah. Takbisa saya tutupi lagi, sesegukan di balik kursi. Debaran saya menunggu hasil terjawab, lega dengan meledakkan tangis di ruang konsultasi dan langsung sujud syukur.

Beliau juga turut haru, karena awalnya sempat terbersit rasa pesimis pada saya akan mecapai hasil yang bagus seperti itu. Bu Dokter memberikan apresiasi dengan emnyemangati saya untuk terus semangat berjuang lagi tiga bulan ke depan agar mencapai kadar normal di 5,6%.

Sayangnya cek kadar gula puasa dan tekanan darah saya masih tinggi di hari itu. Padahal hasil cek sebelumnya sudah mulai menurun. Saya akui, hasilnya masih belum stabil. Selama beberapa pekan di 4 bulan terakhir, saya selalu melaporkan hasil tensi saya kepada Bu Dokter melalui Whatsapp, rerata cek tekanan darah saya berkisar angka 113/70-an hingga 135/90-an.

Baca Juga :  Ini Penyebab Utama Kanker Paru

Setelah konsultasi selesai dan mendapatkan resep obat, kami bersepakat melakukan temu janji lagi kelak di Bulan Maret.

***

Sepulang dari rumah sakit, saya sempatkan mampir sejenak ke rumah sahabat yang menemani kontrol kesehatan. Dirumahnya tersedia alat pengukur tensi. Saya pun mencobanya.

Hasilnya bisa terlihat dari foto yang saya unggah di atas. Pun saya kirimkan hasil tersebut kepada Bu Dokter melalui aplikasi perpesanan.

Saya bertanya kepada beliau apakah sekiranya beda alat bisa beda hasilnya.

“Sepertinya White coat hypertension, Bu” demikian respon Bu Dokter.

Saya pun bertanya, apakah gerangan istilah itu.

Dokter Helsa, Sp.PD dari RS.Hermina Samarinda — yang menangani terapi saya, menjelaskan sebagai berikut:

White coat hypertension 

terjadi ketika tekanan darah naik saat diperiksa di fasilitas medis tetapi normal di rumah. Beberapa solusi yang bisa membantu:

Relaksasi Sebelum Pemeriksaan: Coba tarik napas dalam, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan sebelum dan selama pemeriksaan.

Hindari Stres Berlebihan: Datang lebih awal ke klinik agar tidak terburu-buru, dan cobalah untuk tetap tenang.

Rutin Memantau Tekanan Darah di Rumah: Ukur tekanan darah di waktu yang sama setiap hari dengan teknik yang benar untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

Gunakan Teknik Pengukuran yang Konsisten: Duduk dengan tenang selama 5 menit sebelum pengukuran, letakkan tangan di atas meja setinggi jantung, dan gunakan alat yang sudah dikalibrasi (alat di RS semestinya sudah rutin dikalibrasi)

Lebih lanjut Dokter Helsa menjelaskan bahwa perbedaan antara tekanan darah di rumah sekitar 120-an mmHg dan di rumah sakit sekitat 150-an mmHg cukup signifikan, yang mengarah pada white coat hypertension.

Jika tekanan darah di rumah konsisten dalam rentang 120-an mmHg, maka kemungkinan besar tekanan darah Anda memang normal.

Jika hanya di rumah sakit tekanan darah naik hingga 150-an mmHg, tanpa gejala tambahan seperti pusing atau sesak, kemungkinan besar ini disebabkan oleh kecemasan atau respons tubuh terhadap lingkungan medis.

Beliau menyarankan untuk memastikan apakah saya mengalami white coat hypertension atau benar hipertensi, sebaiknya evaluasi dan catat Tekanan Darah setiap hari setelah bangun pagi.

Bismillaah, in syaa Allah kelak saya bisa melakulannya setelah memiliki alat cek tekanan darah sendiri. Aamiin.

Salam sehat dan ingat bahagia!

***

Artikel 5 – 2025

#Tulisanke-600

#ArtikelHealth

#WhiteCoatHypertension

#TekananDarah

#NulisdiKompasiana

Berita Terkait

Aurel Hermansyah Ungkap Kriteria Hijab Olahraga yang Nyaman dan Praktis
Aurel Hermansyah Buktikan Hijab Bukan Halangan untuk Bebas Berolahraga
Jangan Remehkan Kekuatan Jalan Kaki : Langkah Kecil untuk Hidup yang Lebih Baik
Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini Kamis 6 Februari 2025: Aries Sakit Kepala,Gemini Makan Teratur
Program Cek Kesehatan Gratis Dimulai 10 Februari, Tersedia di 10.000 Puskesmas dan 15.000 Klinik
Ini Jenis Pemeriksaan di Program Cek Kesehatan Gratis yang Mulai Jalan 10 Februari
Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini Rabu 5 Februari 2025: Aries dan Virgo Sakit Kepala,Libra Bugar
Ini Penyebab Utama Kanker Paru

Berita Terkait

Kamis, 6 Februari 2025 - 09:37 WIB

Aurel Hermansyah Ungkap Kriteria Hijab Olahraga yang Nyaman dan Praktis

Kamis, 6 Februari 2025 - 09:37 WIB

Aurel Hermansyah Buktikan Hijab Bukan Halangan untuk Bebas Berolahraga

Kamis, 6 Februari 2025 - 09:19 WIB

Jangan Remehkan Kekuatan Jalan Kaki : Langkah Kecil untuk Hidup yang Lebih Baik

Kamis, 6 Februari 2025 - 08:39 WIB

Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini Kamis 6 Februari 2025: Aries Sakit Kepala,Gemini Makan Teratur

Kamis, 6 Februari 2025 - 07:47 WIB

Program Cek Kesehatan Gratis Dimulai 10 Februari, Tersedia di 10.000 Puskesmas dan 15.000 Klinik

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Mengunjungi Perpustakaan Hok An Kiong Magelang, Senjakala yang Terdampak Peristiwa 1965

Kamis, 6 Feb 2025 - 10:28 WIB

food-and-drink

10 Jajanan Tradisional Indonesia yang Nyaris Terlupakan

Kamis, 6 Feb 2025 - 10:28 WIB