Apa sebenarnya yang dimaksud dengan devaluasi? Secara sederhana, devaluasi adalah tindakan penurunan nilai mata uang suatu negara, yang sengaja dilakukan terhadap mata uang asing atau standar nilai lainnya, seperti emas. Jadi, devaluasi intinya adalah penurunan nilai mata uang domestik suatu negara dibandingkan dengan mata uang negara lain.
Devaluasi umumnya diterapkan sebagai bagian dari kebijakan moneter suatu negara. Tujuannya sering kali adalah untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang dihadapi negara tersebut.
Pengertian Devaluasi
Devaluasi biasanya merupakan kebijakan yang diambil pemerintah dengan secara sengaja menurunkan nilai mata uang negaranya terhadap mata uang asing. Ini berarti nilai mata uang domestik menjadi lebih rendah dibandingkan rata-rata nilai mata uang di pasar internasional.
Kondisi devaluasi memiliki dampak signifikan, terutama terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Hal ini juga memengaruhi aktivitas perdagangan internasional yang dilakukan antar negara.
4 Perbedaan Devaluasi dan Depresiasi yang Harus Kamu Pahami
4 Perbedaan Devaluasi dan Depresiasi yang Harus Kamu Pahami
Tujuan Devaluasi
Pemerintah tentu memiliki pertimbangan dan tujuan tertentu dalam mengambil kebijakan penurunan nilai mata uang. Beberapa di antaranya adalah:
- Memperkuat perekonomian dalam negeri dengan mendorong konsumsi produk lokal, sehingga produk dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
- Meningkatkan ekspor produk lokal setelah kualitasnya memadai. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dan memperbaiki neraca pembayaran (balance of payment).
- Mencapai keseimbangan neraca pembayaran (balance of payment) sehingga kurs mata uang asing menjadi lebih stabil.
Faktor Penyebab Devaluasi
Setelah memahami apa itu devaluasi, penting juga untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkannya. Salah satu penyebabnya adalah perilaku masyarakat yang lebih banyak melakukan impor barang daripada ekspor, sehingga terjadi ketidakseimbangan.
Berikut adalah beberapa faktor lain yang dapat memicu terjadinya devaluasi mata uang:
- Aktivitas impor dan ekspor barang, seperti makanan, bahan pokok, elektronik, dan kebutuhan lainnya.
- Ekspor bahan pangan dan produk perikanan.
- Tingkat pengangguran yang tinggi di suatu negara.
Contoh Devaluasi di Indonesia
Devaluasi mata uang dapat terjadi ketika pemerintah memiliki peran dalam mengontrol nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Hal ini dimungkinkan karena nilai tukar rupiah memiliki sifat yang tetap dalam kondisi tertentu.
Di Indonesia, devaluasi pernah terjadi empat kali pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Berikut adalah contoh kasus devaluasi yang terjadi di Indonesia:
1. Devaluasi 21 Agustus 1971
Pada Agustus 1971, Menteri Keuangan saat itu, Ali Wardhana, menyatakan bahwa Indonesia harus melakukan devaluasi rupiah karena Presiden Amerika Serikat Richard Nixon telah menghentikan pertukaran dolar dengan emas. Akibatnya, nilai rupiah yang semula Rp378 naik menjadi Rp415.
2. Devaluasi 15 November 1978
Masih di bawah kepemimpinan menteri yang sama, devaluasi kembali terjadi karena Pertamina mengalami kebangkrutan dengan utang mencapai 10 miliar dolar AS. Hal ini memaksa pemerintah untuk mengambil kebijakan devaluasi rupiah untuk yang kedua kalinya.
3. Devaluasi 30 Maret 1983
Menteri Keuangan pada tahun 1983, Radius Prawiro, kembali membuat Indonesia mengalami devaluasi yang ketiga kalinya. Devaluasi ini mencapai 48 persen, dari angka Rp702,5 menjadi Rp970.
4. Devaluasi 12 September 1986
Dengan menteri yang sama dan hanya berselang sekitar 3 tahun, Indonesia kembali mengalami devaluasi. Meskipun demikian, persentase devaluasi kali ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, yaitu 47 persen, dari Rp1.134 menjadi Rp1.664.
Demikianlah penjelasan mengenai devaluasi, yang bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk perilaku masyarakat. Indonesia sendiri telah mengalami devaluasi sebanyak empat kali selama masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Market: Pengertian, Jenis, dan Bedanya dengan Pasar Tradisional
Market: Pengertian, Jenis, dan Bedanya dengan Pasar Tradisional