Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana peningkatan impor barang dari Amerika Serikat (AS). Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi negosiasi untuk mengatasi kebijakan tarif impor resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap produk-produk Indonesia.
Sebagai latar belakang, pemerintah AS memberlakukan tarif sebesar 32 persen untuk produk-produk Indonesia yang memasuki pasar AS. Alasan di balik kebijakan ini adalah defisit yang dialami AS dalam neraca perdagangan dengan Indonesia.
“Berkaitan dengan tarif ini, kami sedang mencari cara untuk meningkatkan volume impor dari AS,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada hari Senin, 7 Maret 2025.
DEN Klaim Pemerintah Sudah Antisipasi Kebijakan Tarif Trump
DEN Klaim Pemerintah Sudah Antisipasi Kebijakan Tarif Trump
1. Peningkatan Impor Gandum hingga Migas Jadi Prioritas
Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Indonesia melihat peluang untuk meningkatkan impor beberapa komoditas utama dari AS, termasuk gandum, kapas, serta produk minyak dan gas (migas). Diharapkan, peningkatan impor ini dapat membantu mengurangi defisit neraca perdagangan AS dengan Indonesia, yang pada gilirannya dapat mendorong AS untuk mempertimbangkan penurunan tarif resiprokal sebesar 32 persen tersebut.
“Arahan dari Bapak Presiden adalah bagaimana selisih antara impor dan ekspor kita, yang mencapai sekitar 18 miliar dolar AS, dapat diisi dengan produk-produk yang kita impor, termasuk gandum, kapas, dan juga produk migas,” kata Airlangga menambahkan.
Selain itu, Indonesia juga berpotensi mengimpor komponen-komponen yang dibutuhkan untuk mendukung proyek kilang yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN).
“Indonesia saat ini sedang menjalankan beberapa proyek strategis nasional, termasuk pembangunan kilang, dan ada kemungkinan kita akan membeli beberapa komponen yang diperlukan dari Amerika,” jelas Airlangga.
2. Keterlibatan Sektor Swasta dalam Upaya Peningkatan Impor
Langkah peningkatan impor ini dipertimbangkan setelah pemerintah mengadakan pertemuan dengan berbagai asosiasi pengusaha, di antaranya Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan lainnya.
Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menjelaskan bahwa peningkatan impor akan difokuskan pada komoditas-komoditas yang memang dibutuhkan oleh Indonesia. Peningkatan impor komoditas seperti kapas dan gandum akan dilakukan oleh pihak swasta.
“Misalnya, untuk kapas, sektor swasta bisa terlibat. Sementara untuk minyak dan gas, akan ditangani oleh BUMN, yaitu Pertamina,” ungkap Shinta.
Upaya-upaya ini telah disampaikan oleh pemerintah dan pengusaha Indonesia kepada Perwakilan Perdagangan AS atau United States Trade Representative (USTR).
RI Tak Mau Balas Kebijakan Tarif Resiprokal Trump, Pilih Negosiasi
RI Tak Mau Balas Kebijakan Tarif Resiprokal Trump, Pilih Negosiasi
3. Pemerintah Jamin Tidak Akan Terjadi Banjir Impor
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, memberikan jaminan bahwa upaya peningkatan impor ini tidak akan menyebabkan Indonesia kebanjiran produk impor.
“Tidak, tidak akan terjadi banjir impor,” tegas Budi Santoso.
Menko Airlangga Bertemu Anwar Ibrahim Bahas Kebijakan Tarif Trump
Menko Airlangga Bertemu Anwar Ibrahim Bahas Kebijakan Tarif Trump