Defisiensi: Pengertian, Tanda, Contoh dan Pengaruhnya

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 30 Maret 2025 - 04:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Apa itu defisiensi pada dasarnya terkait penurunan pada aktiva yang menyebabkan nilai yang dimilikinya menjadi rendah ketimbang harga beli. Bisa dikatakan lebih rendah dari uang yang telah dipinjamkan untuk melakukan pembelian aset.

Jika melihat dari likuidasi bisa berarti bahwa kewajiban tidak dibayar seluruhnya meskipun aset yang dimilikinya sudah habis. Dengan begitu, pembayaran tidak dapat dilakukan dengan sepenuhnya.

1. Pengertian defisiensi

Defisiensi ini seringkali terjadi pada sebuah perusahaan yang mana sedang berada pada posisi kewajibannya perusahaan ternyata melebihi ketersediaan aset. Defisiensi merupakan tanda keuangan sedang mengalami kesulitan serta kemungkinan perusahaan bisa lalai terhadap kewajiban yang dimilikinya.

Apabila defisiensi akan terus berlanjut, maka kemungkinan besarnya perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Hal ini juga dapat mengakibatkan perusahaan dalam perdagangan saham menjadi dikeluarkan dari daftar bursa.

2. Tanda kekurangan aset

Ketika perusahaan sedang kekurangan aset, maka terdapat gambaran di mana situasi internal khususnya kewajiban lebih besar daripada aset yang dimiliki. Jumlahnya aset dan kewajiban nirlaba yang jauh berbeda menjadi faktor penentu keuangan untuk masa depan.

Kekurangannya aset bersih dapat menjadi penunjuk pada totalnya pengeluaran atau pembelanjaan lebih besar dengan pemasukan yang didapatkan. Apabila perusahaan kesulitan untuk mengatasi hal seperti ini, maka seiring berjalannya waktu perusahaan akan bangkrut jika tidak melakukan peminjaman dana.

Baca Juga :  Rupiah Menguat Tipis: Peluang atau Ancaman di Level Rp16.824?

3. Kekurangan aset dan kebangkrutan

Suatu perusahaan bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan pemulihan secara finansialnya dengan mengajukan kebangkrutan. Bahwa perusahaan direstrukturisasi, terus beroperasi serta melakukan upaya untuk mendapatkan kembali profitabilitasnya.

Dengan begitu perusahaan perlu mengurangi operasional bisnis guna meminimalisir pengeluaran pembiayaan serta melakukan negosiasi pada hutang. Pada pembuatan perencanaan terburuknya, bahwa kekurangan aset bisa memaksa perusahaan untuk likuidasi menjadi sarana membayar lunas hutang kepada kreditur.

4. Contoh kekurangan aset

Seperti perusahaan AS pada tahun 2007 hingga 2008 yang berjuang untuk bertahan karena kondisinya tidak memungkinkan beroperasi. Perusahaan mengalami kekurangan aset serta banyaknya kewajiban yang menumpuk dan harus dibayarkan kepada kreditur. 

Dalam hal ini banyak sekali yang selanjutnya lebih memilih menyerah hingga menjadi bangkrut atau melakukan restrukturisasi. Namun terdapat perusahaan yang muncul kembali setelah mengalami kebangkrutan dan menjalankan bisnis menguntungkan.

5. Tanda kegagalan finansial pada perusahaan

Saat menjalankan bisnis terlebih telah mempunyai perusahaan, posisinya bisa sangat berbahaya jika modal ataupun aset yang dimiliki mulai habis. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya apa itu defisiensi karena aktiva tidak stabil.

Baca Juga :  BI Siapkan Uang Tunai Rp 180,9 Triliun untuk Momen Ramadhan dan Idul Fitri

Berikut terdapat beberapa tanda untuk mengetahui keberadaan perusahaan gagal dalam hal finansial:

1. Overtrading

Pada overtrading ini perusahaan telah melakukan kesalahan penjualan secara berlebihan yang menyebabkan bertambahnya utang piutang kepada pihak lain. Padahal modal dan aset yang tersedia sudah mulai diambil untuk menutup kebutuhan operasional setiap harinya.

2. Banyaknya utang perusahaan

Sangat berbahaya bagi perusahaan yang meminjam hutang dengan tingkat bunga tinggi. Hal ini bisa berdampak pada finansial perusahaan karena semkin hari utang akan membengkak akibat bunga tersebut.

3. Banyak piutang tak tertagih

Perusahaan terlalu membiarkan piutang tak tertagih yang menyebabkan pendapatan mengalami penurunan secara drastis. Sehingga bisa mengancam perusahaan untuk gulung tikar jika tidak segera di atasi.

  • 4. Kurangnya modal

Ketika perusahaan kekurangan modal, maka secara otomatis tidak dapat beroperasi dengan baik. Sebab produksi barang menjadi tidak berjalan karena tidak tersedia dana untuk membeli bahan baku.

Itulah uraian mengenai apa itu defisiensi yang kerapkali terjadi pada perusahaan. Sehingga membuat perusahaan mengalami gulung tikar jika tidak dilakukan restrukturisasi.

Berita Terkait

IHSG Berpotensi Turun: Strategi Investor Lokal Jadi Penentu?
Liburan Seru Tanpa Bikin Kantong Jebol: Tips Jitu Perjalanan Hemat!
IPO 2025: Investor Waspada Gejolak Perang Dagang, Tantangan Semakin Berat!
Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo Rp 85 Per Saham: Cek Jadwalnya!
Rupiah Terkini: Sentuh Rp 16.837, Melemah Dipicu Penguatan Dolar AS
Ruslan Tanoko: Kisah Crazy Rich Surabaya Borong Saham AVIA
Kabar Gembira! KDTN Bagi Dividen Jumbo 60% dari Laba 2024
Bank DKI Berencana IPO Tahun Ini: Target Dana Rp 4 Triliun?

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 20:15 WIB

IHSG Berpotensi Turun: Strategi Investor Lokal Jadi Penentu?

Rabu, 16 April 2025 - 19:03 WIB

Liburan Seru Tanpa Bikin Kantong Jebol: Tips Jitu Perjalanan Hemat!

Rabu, 16 April 2025 - 18:59 WIB

IPO 2025: Investor Waspada Gejolak Perang Dagang, Tantangan Semakin Berat!

Rabu, 16 April 2025 - 18:11 WIB

Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo Rp 85 Per Saham: Cek Jadwalnya!

Rabu, 16 April 2025 - 17:43 WIB

Rupiah Terkini: Sentuh Rp 16.837, Melemah Dipicu Penguatan Dolar AS

Berita Terbaru