RAGAMUTAMA.COM – Puncak Bogor, kawasan yang selama ini dikenal dengan keindahan alamnya, kini berada di bawah ancaman serius akibat pembangunan yang tidak terkendali.
Hal ini mendorong Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengambil tindakan tegas: membongkar bangunan yang merusak lingkungan demi mengembalikan fungsi hutan dan perkebunan di wilayah tersebut.
Melalui akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Dedi menyampaikan komitmennya untuk merestorasi Puncak agar kembali menjadi daerah resapan air yang efektif.
Ia menegaskan bahwa kebijakan ini diambil sebagai langkah strategis untuk mengurangi risiko banjir yang semakin parah di berbagai wilayah di Jawa Barat.
“Hari ini saya fokus untuk membenahi wilayah Puncak agar kembali ke kondisi awalnya, yaitu sebagai hutan dan perkebunan,” ujarnya pada Sabtu (8/3/2025). “Bangunan-bangunan yang merusak lingkungan akan saya bongkar, supaya fungsi resapan air bisa dikembalikan dan kawasan ini bisa kembali menghijau.”
Intensitas hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir telah menyebabkan banjir di berbagai daerah, termasuk Sukabumi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Cirebon. Dedi pun mengakui bahwa layanan penanganan banjir dari Pemprov Jawa Barat belum bisa memuaskan semua pihak, tetapi ia berjanji akan mengambil langkah konkret untuk mengurangi dampaknya.
Sebagai bagian dari strategi mitigasi, Pemprov Jabar juga berencana melakukan modifikasi cuaca selama 10 hari untuk mengurangi curah hujan yang berlebihan di wilayah rawan banjir. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak.
“Mudah-mudahan modifikasi ini bisa mengurangi volume air yang turun di daerah-daerah yang sering banjir. Kami sudah mulai memprosesnya, dan semoga hasilnya bisa terasa oleh masyarakat,” tambahnya.
Dedi juga menekankan bahwa dampak kebijakan ini tidak hanya akan dirasakan oleh warga Jawa Barat, tetapi juga masyarakat di DKI Jakarta. Sebagai daerah hulu, kondisi lingkungan di Puncak sangat berpengaruh terhadap aliran air yang mengarah ke Bekasi, Karawang, dan Jakarta. Jika tidak segera ditangani, risiko banjir di wilayah-wilayah ini akan semakin meningkat.
“Kita harus ingat bahwa air yang turun di hulu akan mengalir ke hilir. Jika kita tidak mengelola kawasan Puncak dengan baik, maka Bekasi, Karawang, dan Jakarta yang akan menerima dampaknya,” jelasnya.
Dedi pun mengapresiasi seluruh petugas yang telah bekerja keras dalam menangani dampak banjir di berbagai daerah. Ia meminta doa agar semua yang bertugas diberikan kesehatan dan keselamatan dalam menjalankan tugasnya.
“Saya mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan kerja keras dari tim yang menangani banjir ini. Mohon doanya agar mereka selalu sehat dan bisa terus membantu masyarakat yang terdampak,” ujarnya.
Kebijakan Dedi Mulyadi untuk menertibkan bangunan di Puncak Bogor mungkin akan menuai pro dan kontra, tetapi tujuannya jelas: menyelamatkan lingkungan dan mengurangi risiko banjir.
Dengan mengembalikan fungsi hutan dan perkebunan, wilayah ini diharapkan bisa kembali menjadi kawasan resapan air yang efektif, sehingga manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya oleh warga Jawa Barat, tetapi juga oleh masyarakat di wilayah hilir.