Dana Asing Kabur Rp21,89 Triliun dari Pasar Saham, BEI Jemput Bola ke Luar Negeri

- Penulis

Sabtu, 1 Maret 2025 - 07:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak Rp21,89 triliun dana asing keluar dari pasar saham Indonesia dalam dua bulan awal 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun ambil langkah, termasuk berencana melakukan roadshow ke luar negeri.

Berdasarkan data BEI pada perdagangan Jumat (28/2/2025), pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp2,91 triliun. Alhasil, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau dalam dua bulan awal 2025 net sell asing mencapai Rp21,89 triliun di pasar saham Indonesia. 

Sejumlah saham terpantau banyak dilego asing pada awal tahun ini. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya mencatatkan net sell asing sebesar Rp7,28 triliun ytd.

Baca Juga : IHSG Runtuh, Penundaan Short Selling dan Roadshow BEI jadi Opsi Terbaik?

Lalu, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp4,2 triliun ytd. Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp2,6 triliun ytd. 

Selain saham bank jumbo, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga ditinggalkan oleh investor asing dengan net sell cukup tinggi yakni Rp1,29 triliun ytd.

Baca Juga : : BEI Beberkan Penyebab IHSG Ambrol ke Level 6.300

Seiring dengan larinya dana asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun runtuh. IHSG ditutup anjlok 3,31% menjadi 6.270 pada hari ini, Jumat (28/2/2025). 

Baca Juga :  Investor di BEI Kini Bisa Transaksi Kontrak Berjangka Asing MSCI Hong Kong di BI

Adapun, level IHSG kali ini merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir, sejak 2021. IHSG pun jeblok 11,43% sepanjang tahun berjalan atau sejak perdagangan perdana 2025.

Baca Juga : : Harapan Pemulihan Harga Saham kala IHSG Terjun Terlalu Dalam

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan Bursa melakukan berbagai upaya untuk meredam larinya dana asing atau outflow asing di lantai bursa. Salah satu langkah adalah rutin melakukan roadshow ke beberapa negara yang menjadi sumber investor asing.  

“Kami secara rutin melakukan roadshow ke beberapa negara yang jadi sumber investor asing kami, untuk memberikan informasi yang tepat, yang benar terkait kondisi pasar kita, agar mereka bisa kembali investasi di Indonesia,” kata Jeffrey pada Jumat (28/2/2025) di Gedung BEI.

Selain itu, Bursa melakukan pendalaman dari sisi investor dengan terus mendorong pertumbuhan investor domestik.

“Agar basis investor domestik lebih kuat. Agar pasar lebih stabil saat kondisi dana asing keluar atau masuk,” tutur Jeffrey. 

Menurutnya, dengan basis investor domestik yang kuat, pasar lebih stabil dan lebih kuat dalam menghadapi keluarnya dana asing.

“Bila investor domestik basisnya lebih kuat lagi, dana asing sedikit gejolaknya. Pasar juga jadi lebih agile, lebih sustain hadapi gejolak di keadaan global,” ujar Jeffrey. 

Baca Juga :  Sektor Energi dan Bahan Baku Jadi "Pemberat" Laju IHSG Pekan Lalu

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai untuk mencegah capital outflow bukan hal mudah, mengingat mayoritas saham berkapitalisasi besar dimiliki oleh investor asing yang perlu mengalihkan likuiditas ke negara dengan prospek lebih baik.

Oleh karena itu, dalam roadshow, Aria menyatakan komunikasi harus dilakukan penuh percaya diri untuk meyakinkan bahwa Indonesia memiliki prospek menjanjikan. Musababnya, persepsi sangat memengaruhi keputusan investasi.

“Semoga langkah BEI ini cukup efektif. Selain itu, ada beberapa langkah lain yang dapat dilakukan, seperti menganjurkan emiten untuk menyiapkan aksi buyback jika diperlukan, memberikan edukasi cepat dan luas kepada masyarakat tentang peluang investasi di emiten berkualitas dengan harga menarik,” pungkasnya.

Dia juga menyatakan langkah-langkah seperti konferensi pers guna mencegah panic selling dari investor domestik yang berorientasi jangka panjang dan solusi lindung nilai juga dapat dilakukan guna meredam tekanan pasar saat ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berita Terkait

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)
Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)
Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!
IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270
Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level Rp 1.672.000 Per Gram Hari Ini, Senin (3/3)
Kalender Ekonomi Hari Ini (3 Maret 2025, Cek Rilis Data yang Bisa Mempengaruhi Forex
Investor Asing Tarik Dana dari Perbankan Besar, IHSG Terancam Melorot ke Level 6.000-an

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Berita Terbaru

Nama Bayi Perempuan Islami dan Artinya dari A-Z 2025 (Freepik)

RagamInfo

Nama Bayi Perempuan Islami dan Artinya dari A-Z 2025

Senin, 3 Mar 2025 - 21:41 WIB