Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!

Avatar photo

- Penulis

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, IDN Times – Pemutusan hubungan kerja (PHK) masih mengintai pekerja secara global pada 2025. Hal itu tidak lepas dari efisiensi yang banyak dilakukan perusahaan saat ini.

Perkembangan teknologi, situasi geopolitik, dan belum kembalinya perekonomian ke level sebelum COVID-19, membuat banyak perusahaan masih mengalami jatuh bangun mempertahankan bisnisnya.

Tak heran jika kemudian perusahaan-perusahaan di dunia berikut ini memutuskan melakukan PHK terhadap pekerjanya pada awal 2025. Berikut deretan perusahaan besar dunia yang PHK karyawannya.

1. DBS Group

Institusi bank dunia, DBS Group diketahui tengah melakukan transformasi besar-besaran dalam struktur tenaga kerjanya, dengan mengurangi 4.000 pekerja kontrak dan temporer, sambil membuka 1.000 posisi baru di bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Langkah tersebut semakin mencerminkan tren global yang membuat AI semakin memainkan peran penting dalam industri perbankan.

CEO DBS Group, Piyush Gupta mengumumkan pihaknya akan memangkas sekitar 4.000 pekerja kontrak dan temporer dalam tiga tahun ke depan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan dalam operasional perbankan.

“Proyeksi saya dalam tiga tahun ke depan, kami akan memangkas sekitar 4.000 pekerja atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerja kami,” kata Gupta dalam sebuah konferensi industri di Mumbai, India, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 25 Februari 2025.

Meski begitu, DBS Group memastikan karyawan tetap tidak akan terkena dampak kebijakan ini. Selain itu, bank ini juga berencana membuka sekitar 1.000 posisi baru yang berfokus pada kecerdasan buatan dan teknologi digital.

“Dalam 15 tahun saya menjadi CEO, ini pertama kalinya saya kesulitan menciptakan lapangan pekerjaan. Biasanya, saya selalu memiliki gambaran jelas tentang pekerjaan yang bisa saya ciptakan, tetapi kali ini saya kesulitan mencari cara untuk mengalihkan tenaga kerja yang ada,” ujar Gupta.

Gupta menegaskan, pemangkasan tenaga kerja ini akan terjadi secara bertahap dan alami, bukan melalui pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Lebih lanjut, Gupta menjelaskan, pekerja kontrak dan temporer akan dikurangi seiring dengan berakhirnya masa kontrak mereka dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, bank asal Singapura itu mempekerjakan sekitar 8.000 hingga 9.000 karyawan kontrak dan temporer.

Baca Juga :  Di Tengah Pelemahan Daya Beli, Pelaku Usaha Perlu Strategi Tepat

Baca Juga: PHK Marak, Wamanaker Sebut Huawei Bakal Buka 30 Ribu Lowongan Kerja

Baca Juga: PHK Marak, Wamanaker Sebut Huawei Bakal Buka 30 Ribu Lowongan Kerja

2. Starbucks

Perusahaan kopi raksasa, Starbucks, mengumumkan keputusan besar terkait efisiensi operasionalnya. Dalam sebuah pernyataan resmi, CEO Starbucks, Brian Niccol mengonfirmasi bakal ada 1.100 karyawan di divisi korporat yang akan diberhentikan.

Kebijakan ini diambil setelah perusahaan melakukan evaluasi struktur dan ukuran divisi korporatnya sejak Januari lalu. Niccol menyatakan keputusan ini tidak mudah dan berdampak signifikan bagi pekerja yang terdampak. Namun, langkah tersebut dianggap perlu, untuk memastikan keberlanjutan bisnis Starbucks pada masa mendatang.

“Kami memahami dampak nyata yang ditimbulkannya pada kehidupan mitra dan keluarga mereka. Kami yakin ini adalah perubahan yang diperlukan untuk memposisikan Starbucks demi kesuksesan di masa mendatang,” ujar Niccol, dikutip dari media USA Today pada 25 Februari 2025.

Kebijakan PHK ini hanya berlaku bagi karyawan di divisi korporat Starbucks. Perusahaan juga memutuskan untuk tidak mengisi kembali beberapa ratus posisi yang sebelumnya kosong.

Namun, keputusan ini tidak memengaruhi para barista maupun pekerja lainnya yang bertugas di gerai Starbucks. Dengan demikian, layanan di toko-toko Starbucks tetap berjalan seperti biasa tanpa perubahan operasional yang signifikan.

Baca Juga: Pemerintah Janji Carikan Pekerjaan bagi Buruh Sritex yang Kena PHK

Baca Juga: Pemerintah Janji Carikan Pekerjaan bagi Buruh Sritex yang Kena PHK

3. Southwest Airlines

Industri penerbangan juga tidak ketinggalan melakukan PHK. Maskapai bertarif rendah Amerika Serikat (AS), Southwest Airlines, juga akan memangkas 15 persen pekerjanya atau sekitar 1.750 karyawan.

Dikutip dari CNN Business, pemangkasan akan mulai dilaksanakan pada April 2025. PHK mencakup posisi kepemimpinan senior. Ada 11 posisi kepimpinanan senior, seperti wakil direktur ke atas akan terdampak.

PHK yang dilakukan Southwest Airlines adalah demi efisiensi. Southwest Airlines memperkirakan PHK bisa menghemat biaya 219 juta dolar AS pada tahun ini, dan 300 juta dolar AS pada tahun depan.

Baca Juga :  Rupiah Diprediksi Masih Tertekan dalam Jangka Pendek, Ini Pemicunya

Sementara mengenai PHK, Southwest Airlines memperkirakan harus membayar sekitar 60 juta hingga 80 juta dolar AS, untuk biaya seperti pesangon karyawan.

“Ketika kita terus bekerja sama untuk melakukan transformasi perusahaan, area fokus yang intens akan memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan biaya,” kata CEO Southwest, Bob Jordan, dalam sebuah catatan kepada karyawannya pada awal pekan ini.

4. British Petroleum

Perusahaan minyak global asal London, BP (British Petroleum) juga sama melakukan hal sama, dengan mem-PHK 4.700 karyawan di seluruh dunia. Pemangkasan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menekan biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi di tengah persaingan yang semakin ketat di industri minyak dan gas.

Selain itu, BP juga memangkas 3.000 kontraktor. Keputusan tersebut diambil sebagai respons terhadap tantangan bisnis yang terus berkembang, termasuk fluktuasi harga minyak global, peningkatan kebutuhan investasi pada teknologi baru, serta tekanan untuk beradaptasi dengan transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan langkah ini, BP berharap dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor energi, meskipun harus menghadapi kritik terkait dampak sosial dari pengurangan tenaga kerja dalam skala besar.

CEO BP, Murray Auchincloss dalam memo internal yang kepada stafnya mengatakan, pemangkasan ini mencakup sebagian besar PHK yang direncanakan pada tahun ini. Dia menjelaskan, PHK dilakukan untuk memperkuat struktur biaya perusahaan agar lebih kompetitif di masa mendatang.

Secara keseluruhan, PHK mencakup lebih dari 5 persen dari total tenaga kerja global sebanyak 90 ribu orang. Selain itu, sebanyak 2.600 kontraktor juga telah meninggalkan perusahaan.

Dalam memo tersebut, Auchincloss menegaskan, perusahaan tengah berusaha mencapai efisiensi biaya sebesar 500 juta dolar AS pada tahun ini atau setara Rp8,1 triliun (asumsi Rp16.380 per dolar AS). Ini sebagai bagian dari target penghematan sebesar 2 miliar dolar AS atau setara Rp32,7 triliun hingga akhir 2026.

Berita Terkait

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)
Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)
IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270
Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level Rp 1.672.000 Per Gram Hari Ini, Senin (3/3)
Kalender Ekonomi Hari Ini (3 Maret 2025, Cek Rilis Data yang Bisa Mempengaruhi Forex
Investor Asing Tarik Dana dari Perbankan Besar, IHSG Terancam Melorot ke Level 6.000-an
PLN Sebut Tarif Listrik Kembali Normal per Maret 2025, Ini Besarannya

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Berita Terbaru