Ragamutama.com MotoGP 2025 diprediksi akan menyajikan tontonan menarik, salah satunya adalah kebangkitan fenomenal Marc Marquez sejak bergabung dengan Ducati.
Toni Elias, sang Juara Dunia Moto2 2010, memberikan apresiasi atas perjuangan gigih Marc Marquez, dari masa pemulihan cedera parah di tahun 2020 hingga kini berhasil kembali meraih kemenangan.
Elias berpendapat bahwa pengalaman cedera yang dialami banyak pembalap di masa lalu justru menempa mental mereka dan membuat mereka semakin tangguh.
“Para juara sejati, setelah mengalami cedera, seringkali justru menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Kita bisa lihat contohnya pada Doohan, Kevin Schwantz, dan Alex Criville,” ujar Elias, dikutip RAGAMUTAMA.COM dari MotoSan.
“Mereka yang mampu melewati masa-masa sulit seperti itu pada akhirnya akan menjadi lebih kuat dan bersemangat.”
Namun, Elias menegaskan bahwa langkah yang diambil Marquez terbilang sangat berani.
“Melepaskan segalanya, berpindah merek motor, dan bergabung dengan tim satelit, lalu berhasil meraih kemenangan, dan kini memiliki semua yang ia butuhkan,” kata pria asal Catalunya itu.
“Saya sangat senang melihatnya, ia pantas mendapatkan semua ini. Sekarang, saatnya menikmati pertunjukannya, karena ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Saat ini, ia memiliki tim terbaik, motor terbaik, dan ia tidak akan membiarkan satu peluang pun terlewatkan.”
Musim Marc Marquez vs Bagnaia? Empat Legenda Meragukan Jorge Martin Jelang Comeback
Selain memberikan pandangannya tentang Marquez, Elias juga membahas situasi Pedro Acosta, salah satu talenta muda yang menarik perhatian di MotoGP.
“Ini adalah kasus yang cukup unik. Ia adalah juara dunia dua kali (Moto3 dan Moto2), lalu langsung tampil impresif saat debut di MotoGP. Namun, sayangnya, motornya belum sepenuhnya mendukung,” ungkap Elias.
“Ini tentu membuat frustrasi, karena saya yakin ia adalah pembalap dengan potensi besar untuk memenangkan balapan. Kita belum tahu dengan merek motor apa, tetapi ia pasti akan menang karena ia masih sangat muda dan memiliki bakat yang luar biasa.”
Elias memahami kemungkinan adanya rasa tidak sabar yang dirasakan Acosta karena belum mampu bersaing secara maksimal dengan KTM, dan ia menyarankan agar Acosta tetap bersabar.
“Wajar jika dalam situasi seperti ini ia merasa sedikit gugup. Namun, satu-satunya saran yang bisa saya berikan adalah tetap tenang, jangan terburu-buru, dan yakinlah bahwa semuanya akan datang pada waktunya,” tutur pria berusia 43 tahun itu.
Kehadiran Marquez di tim pabrikan Ducati tidak hanya meningkatkan tensi persaingan di lintasan, tetapi juga memicu dinamika baru di internal tim asal Italia tersebut.
Marquez berhasil menyapu bersih kemenangan di dua seri balap MotoGP Thailand dan MotoGP Argentina (walaupun fiktif dalam konteks artikel ini).
Sang Juara Dunia 6 kali MotoGP tersebut juga meraih pole position dan memenangkan sprint race di MotoGP Americas, meskipun gagal menyelesaikan balapan utama.
Marc Marquez Mengincar Gelar Juara, Francesco Bagnaia Memiliki Hati yang Sangat Lembut, Tapi Jangan Sampai Membuatnya Marah
Sebelumnya, Marquez memutuskan untuk bergabung dengan tim satelit Ducati, Gresini, demi menghidupkan kembali karirnya setelah mengalami serangkaian cedera.
Seperti yang dilaporkan oleh media Spanyol, Cuatro, pada Maret 2023, Marquez menerima bayaran sebesar 12,5 juta euro per tahun, atau sekitar 210 miliar rupiah, dari Honda.
Angka ini belum termasuk honor tambahan sebesar 570.450 euro (Rp 9,6 miliar) untuk setiap balapan yang diikuti, serta bonus mencapai 1,4 juta euro (Rp 23,5 miliar) jika berhasil meraih gelar juara dunia.
Kehadiran Marc Marquez di Gresini Sebenarnya Tak Diharapkan, tapi Ducati Tak Bisa Apa-Apa
Dengan asumsi tidak absen dari 22 balapan yang direncanakan musim depan, Marquez seharusnya menerima gaji minimal 25 juta euro (Rp 420 miliar) dari Honda. Namun, sang alien memilih untuk meninggalkan tawaran menggiurkan tersebut demi kemajuan karirnya.