Carlos Pena, arsitek Persija Jakarta, berbagi cerita tentang pengalaman uniknya memimpin sebuah tim sepak bola di bulan Ramadan. Ia mengakui bahwa ini bukan perkara mudah.
Bagi Carlos Pena, menukangi Persija di tengah bulan Ramadan menjadi sebuah tantangan yang cukup berbeda. Ini adalah kali pertama ia merasakan pengalaman tersebut sebagai seorang pelatih kepala.
Maklum, ini adalah pengalaman pertama Pena bekerja di Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk muslim. Sebelumnya, ia pernah berkiprah di FC Goa, India (2022-2023), dan Ratchaburi, Thailand (2023-2024).
“Saya sangat menyadari betapa pentingnya Ramadan bagi semua orang di sini [Indonesia]. Ramadan adalah bagian tak terpisahkan dari agama Islam. Bagi saya, sebagai pengalaman perdana, situasi ini tidaklah mudah untuk dikelola,” ungkap Carlos Pena, seperti dilansir dari situs resmi klub Persija.
Lebih lanjut, Carlos Pena menjelaskan bahwa kehadiran bulan Ramadan mengharuskannya untuk melakukan serangkaian adaptasi dan penyesuaian terhadap program latihan para pemain ‘Macan Kemayoran’.
“Sebagai seorang pelatih, saya membutuhkan para pemain yang sangat profesional, yang mampu menjaga diri dengan baik selama berpuasa dan berlatih. Staf pelatih terus mengingatkan para pemain untuk memperhatikan kondisi tubuh, asupan nutrisi, dan waktu istirahat,” imbuh Pena.
“Dan saya rasa kami telah mengelola periode ini dengan cukup baik, menyesuaikan waktu latihan dan jadwal. Ini adalah pelajaran yang berharga,” pungkasnya.
Selama bulan Ramadan, Persija telah menjalani dua pertandingan di Liga 1. Mereka berhasil meraih kemenangan 2-0 atas PSIS Semarang di kandang, namun harus mengakui keunggulan Arema dengan skor 1-3 dalam laga tandang.
Saat ini, Persija menduduki peringkat keempat klasemen dengan mengumpulkan 43 poin. Mereka tertinggal 14 poin dari rival abadi mereka, Persib, yang kokoh di puncak klasemen sementara. Pertandingan selanjutnya, Persija akan bertandang ke markas Madura United pada tanggal 6 April mendatang.