Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Harga Bitcoin mengalami penurunan signifikan hingga menyentuh level di bawah 78 ribu dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu (6/4/2025) malam. Penurunan nilai ini bertepatan dengan sentimen negatif di pasar global yang dipicu oleh kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.
Data dari Coin Metrics menunjukkan bahwa Bitcoin terakhir kali diperdagangkan pada harga 77.730,03 dolar AS, mencerminkan penurunan sebesar 6 persen. Sepanjang tahun ini, aset kripto terkemuka ini sempat menunjukkan stabilitas di atas angka 80 ribu dolar AS, namun kini telah terkoreksi sebesar 28 persen dari titik tertinggi yang dicapai pada Januari 2025.
Penurunan harga ini menandai perubahan arah yang cukup mencolok, terutama setelah Bitcoin sempat menunjukkan ketahanan saat pasar saham dan emas mengalami penurunan. Koreksi pasar yang meluas kini turut menyeret aset kripto lainnya, termasuk Ether dan Solana, yang mengalami penurunan hingga 12 persen.
1. Investor melarikan diri dari aset risiko
Kepanikan yang melanda pasar mendorong para investor untuk mengurangi kepemilikan aset kripto mereka selama akhir pekan. Pemicunya adalah pengumuman tarif balasan oleh Presiden Trump yang diberlakukan untuk seluruh impor, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya resesi global.
Sentimen negatif tersebut membebani seluruh pasar keuangan. Dalam dua sesi perdagangan setelah pengumuman tarif, nilai kapitalisasi pasar global mengalami penurunan sebesar 7,46 triliun dolar AS. Dari jumlah tersebut, 5,87 triliun dolar AS berasal dari pasar saham Amerika Serikat, sementara sisanya, yaitu 1,59 triliun dolar AS, berasal dari pasar internasional, menurut data dari S&P Dow Jones Indices.
“Kripto itu unik, tetapi secara umum sangat terkait dengan optimisme dan selera terhadap risiko,” tulis Haseeb Quresehi, seorang investor ventura yang berspesialisasi dalam kripto, melalui akun media sosialnya.
“Optimisme tersebut hancur karena kebijakan Trump yang tidak terduga,” tambahnya, seperti yang dikutip dari Deccan Herald, Senin (7/4).
Altcoin: Pengertian, Jenis dan Perbedaannya dengan Bitcoin
Altcoin: Pengertian, Jenis dan Perbedaannya dengan Bitcoin
2. Gelombang likuidasi menghantam pasar kripto
Merajalelanya penurunan harga Bitcoin memicu gelombang long liquidation, sebuah situasi di mana para trader terpaksa menjual aset mereka untuk menutupi kerugian akibat kesalahan dalam memprediksi arah pasar.
Dalam periode 24 jam terakhir, Bitcoin mencatat likuidasi posisi long senilai lebih dari 247 juta dolar AS. Sementara itu, Ether mengalami likuidasi dengan nilai mencapai 217 juta dolar AS dalam periode yang sama, berdasarkan data dari CoinGlass.
Kondisi ini mencerminkan tingkat ketidakpastian yang tinggi di pasar. Meskipun Bitcoin sering digambarkan sebagai penyimpan nilai jangka panjang, pergerakannya tetap sangat rentan terhadap pengaruh dinamika global.
3. Janji Trump untuk kripto justru berbalik arah
Presiden Trump, yang sempat dijuluki sebagai “presiden Bitcoin pertama,” sebelumnya mendapatkan sambutan positif dari komunitas kripto karena sikapnya yang mendukung industri ini. Ia menunjuk regulator yang memiliki pandangan positif terhadap kripto dan menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk cadangan Bitcoin nasional.
Pada hari pelantikannya di bulan Januari, harga Bitcoin bahkan sempat mencapai rekor tertinggi mendekati 110 ribu dolar AS. Namun, sejak Trump mengumumkan kebijakan tarif global pada minggu lalu, harga Bitcoin telah merosot sebesar 10 persen, seperti yang dilaporkan oleh Deccan Herald.
Trump juga diketahui telah meningkatkan investasi pribadinya di sektor kripto, termasuk dengan memasarkan memecoin kepada para pendukungnya. Meskipun demikian, dampak dari kebijakan perdagangannya justru menciptakan sentimen negatif bagi pasar yang selama ini memberikan dukungan kepadanya.
Moon Bitcoin: Pengertian, Cara Kerja, dan Keunggulannya
Moon Bitcoin: Pengertian, Cara Kerja, dan Keunggulannya
4. Harga Bitcoin diperkirakan masih akan mengalami koreksi
Dilansir dari CNBC Internasional, sepanjang tahun 2025, harga Bitcoin telah mengalami penurunan sekitar 15 persen. Tanpa adanya faktor pendorong spesifik dari dalam ekosistem kripto, pergerakannya diperkirakan akan tetap sejalan dengan pergerakan pasar saham.
Para investor saat ini lebih memfokuskan perhatian mereka pada risiko resesi global daripada insentif regulasi yang sebelumnya diharapkan dapat menjadi penopang harga kripto di tahun ini.
Bitcoin, yang selama ini diperlakukan layaknya saham-saham perusahaan teknologi besar, kembali memperlihatkan karakteristik volatilitasnya. Meskipun sempat mengalami rebound ketika pasar saham melemah, tren terbaru mengindikasikan bahwa aset kripto ini belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh ketidakpastian ekonomi global.
4 Alasan Bitcoin Dijadikan Aset Berharga, Aman dari Inflasi!
4 Alasan Bitcoin Dijadikan Aset Berharga, Aman dari Inflasi!