Update Banjir Kalteng, Pulang Pisau Kembali Terendam, Kapuas dan Katingan Mulai Surut
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Update Banjir Kalteng, sejumlah wilayah masih terendam di Kalimantan Tengah (Kalteng). Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran atau BPB-PK Kalteng mencatat per Jumat (7/2/2025) banjir terjadi di Barito Selatan dan Pulang Pisau.
Pulang Pisau sebelumnya telah dilanda banjir pada akhir 2024 dan Januari tahun 2025. Per 6 Februari 2025, banjir kembali menerjang kabupaten di wilayah tengah Kalteng ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPB-PK Kalteng, Alpius Patanan, mengatakan banjir di Pulang Pisau terjadi di Desa Paduran Mulya dan Sebangau Jaya, Kecamatan Sebangau Kuala.
Tinggi muka air di kedua desa tersebut berada di kisaran 5-50 sentimeter. Alpius mengungkapkan, ada 560 jiwa yang terdampak banjir di Kecamatan Sebangau Kuala, Pulang Pisau.
Selain itu, banjir juga tengah melanda Barito Selatan tepatnya di Desa Mahajandau dan Desa Sungai Jaya. Banjir ini, kata Alpius, menyebabkan 2.661 jiwa terdampak.
Baca Selengkapnya
Bulan Purnama Tingkatkan Potensi Banjir Rob, BMKG Ingatkan Masyarakat Pesisir Laut Kalteng Waspada
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Fenomena Bulan Purnama pada Rabu (12/2/2025) mendatang, berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimun. Banjir pesisir atau rob diprediksi terjadi.
Melalui instagram resminya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, banjir rob berpotensi terjaid pada 6-28 Februari 2025.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia.
Beberapa wilayah itu di antaranya, pesisir Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Kalsel, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua Selatan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Lian Adriani mengungkapkan, Kalteng memang tak termasuk wilayah dengan potensi banjir rob tinggi menjelang bulan purnama nanti.
Baca Selengkapnya
Perlunya Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat demi Selamatkan Ketahanan Pangan di Kalteng
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Rancangan Undang-Undang atau RUU pengakuan dan perlindungan terhadap masyarakat adat perlu segera disahkan. Hal itu dinilai bisa menyelamatkan ketahanan pangan lokaldi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Sejak dahulu, masyarakat adat Dayak di Kalteng sudah memiliki sistem berladang tradisional untuk menanam padi. Cara ini menjadi sistem ketahanan pangan ala Dayak.
Hasil padi yang menggunakan sistem berladang tradisional suku Dayak itu biasanya cukup untuk kebutuhan 1-2 tahun. Tak jarang, hasil panen berlebih dan bisa untuk dibagikan kepada tetangga atau dijual.
Sayangnya, sistem berladang tradisional yang membuka lahan dengan cara membakar ini mulai jarang dilakukan sejak bencana kabut asap di Kalteng pada 2015 lalu.
Hingga akhirnya, Pemprov Kalteng menerbitkan Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pengendalian Kebakaran.
Baca Selengkapnya
Pasca Tak Lagi Jabat Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran Rencana akan Istirahat ke Tengah Hutan
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Sugianto Sabran berencana untuk istirahat ke tengah hutan pasca jabatannya sebagai Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) berakhir.
Sugianto menyampaikan hal tersebut usai mengikuti rapat paripurna ke-3 masa persidangan II Tahun 2025 oleh DPRD Kalteng, pada Sabtu (8/2/2025) malam.
Rapat tersebut dilaksanakan dalam rangka pengumuman usulan pemberhentian Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng periode 2021-2024.
Ini sekaligus pengumuman usulan pengesahan pengangkatan Cagub-Cawagub Kalteng periode 2025-2030.
Usai rangkaian rapat paripurna rampung, Sugianto mengatakan, dirinya hendak ke tengah hutan untuk menikmati oksigen.
Baca Selengkapnya