Berikut Berita yang Mempengaruhi Bursa Asia pada Kamis (20/2) Ini

- Penulis

Kamis, 20 Februari 2025 - 07:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONTAN.CO.ID – Keputusan suku bunga Bank Rakyat China (PBOC) menjadi sorotan utama dalam kalender ekonomi Asia-Pasifik pada Kamis (20/2).

Sementara banyak pasar saham di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi atau mendekati level puncak baru-baru ini.

Para investor terus mencoba memahami serangkaian berita utama yang berhubungan dengan ketegangan perdagangan global.

Baca Juga: Simak Kalender Ekonomi 20 Februari 2025, Rilis FOMC Minutes

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan mitra dagang utamanya dapat merugikan pertumbuhan ekonomi dan pasar, sehingga wajar jika investor memperhitungkan risiko ini dalam portofolio mereka.

Risalah pertemuan kebijakan The Fed pada 28-29 Januari yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa para pejabat khawatir tentang dampak inflasi dari agenda Trump, dengan perusahaan-perusahaan yang menyatakan akan menaikkan harga untuk menutupi biaya tarif impor.

Sementara itu, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyebut bahwa diskusi berjalan “konstruktif” setelah China mengecam tarif yang diberlakukan atau diancamkan oleh Presiden AS Donald Trump yang berpotensi mengguncang sistem perdagangan global.

Namun, tampaknya risiko-risiko ini mulai kehilangan cengkeramannya di pasar. Ini bukan berarti bahwa pasar menjadi terlalu tenang—karena tetap ada beberapa guncangan baru-baru ini—tetapi indeks S&P 500, MSCI World, serta indeks saham acuan Eropa dan Inggris terus mencapai level tertinggi baru.

Baca Juga :  IHSG Anjlok ke 6.000-an, Saham BMRI & BBCA Makin Merosot padahal Laba Tumbuh

Mungkin investor mulai kebal terhadap berita ini, atau mereka yakin bahwa sikap Trump hanyalah strategi negosiasi untuk mendapatkan konsesi dan hasil akhirnya tidak akan separah yang dikhawatirkan.

Baca Juga: Dampak Potensial Kebijakan Trump Picu Kekhawatiran Inflasi di The Fed

Di sisi lain, pasar Asia masih menghadapi tantangan lebih besar, dengan masalah ekonomi China, dolar AS yang kuat, dan imbal hasil obligasi AS yang tinggi menghambat optimisme lokal.

Namun, masih ada titik terang, seperti saham teknologi China yang terdaftar di Hong Kong, serta perbaikan sentimen dan aliran modal ke China.

Investor juga menyambut baik pertemuan Presiden Xi Jinping dengan para pemimpin sektor swasta minggu ini, yang hasilnya bisa mendorong pemulihan lebih substansial dalam pertumbuhan ekonomi China, khususnya di sektor teknologi.

Faktanya, survei manajer dana terbaru dari Bank of America menunjukkan bahwa sentimen makroekonomi terhadap China membaik pada Februari untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir.

Baca Juga :  Baru tahu, Kenapa Bodi Kulit Jeruk di Motor Gampang Rontok saat Dicat, Ini Penjelasannya

Ini merupakan peningkatan pertama dalam prospek ekonomi China di luar pengumuman stimulus kebijakan dalam tiga tahun terakhir, yang menunjukkan kemungkinan adanya efek “DeepSeek”.

Survei ini juga mengungkapkan bahwa perkembangan paling bullish bagi aset berisiko tahun ini adalah percepatan pertumbuhan ekonomi China, yang dianggap lebih berdampak dibandingkan dengan skenario lain seperti peningkatan produktivitas AI, pemotongan suku bunga oleh The Fed, atau perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Cermati Kalender Ekonomi Terbaru, Cek Rilis Data yang Bisa Mempengaruhi Forex

Pada Kamis, PBOC diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman acuan satu tahun dan lima tahun masing-masing di 3,1% dan 3,6%, seiring dengan upaya otoritas menyeimbangkan antara stabilitas keuangan dan kebutuhan untuk memberikan lebih banyak stimulus di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan AS.

PBOC telah bergeser ke arah kebijakan moneter yang “longgar secara tepat” tahun ini, tetapi pelemahan nilai tukar yuan dan menurunnya keuntungan perbankan membatasi ruang geraknya dalam melonggarkan kebijakan lebih lanjut.

Berita Terkait

Soal Danantara, Ekonom UGM: Momentumnya Kurang Tepat
Donasikan Rp 260 Juta, Kuku Bima Sido Muncul Gelar Operasi Bibir Sumbing di Lebak
Pelita Air-BIH Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pariwisata Medis Bali
Kinerja Reksadana Saham Menguat Sepekan Terakhir
Profil Pandu Sjahrir, Ponakan Luhut yang Jadi CIO Danantara
Bio Farma Gelar Mudik Gratis, Ini Cara Mendaftarnya
Chandra Asri (TPIA) Ungkap Soal Rencana IPO Chandra Daya Investasi
Rosan Roeslani Tiba di Istana Menjelang Peluncuran Resmi Danantara

Berita Terkait

Senin, 24 Februari 2025 - 11:46 WIB

Soal Danantara, Ekonom UGM: Momentumnya Kurang Tepat

Senin, 24 Februari 2025 - 11:46 WIB

Donasikan Rp 260 Juta, Kuku Bima Sido Muncul Gelar Operasi Bibir Sumbing di Lebak

Senin, 24 Februari 2025 - 11:37 WIB

Pelita Air-BIH Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pariwisata Medis Bali

Senin, 24 Februari 2025 - 10:57 WIB

Kinerja Reksadana Saham Menguat Sepekan Terakhir

Senin, 24 Februari 2025 - 10:57 WIB

Profil Pandu Sjahrir, Ponakan Luhut yang Jadi CIO Danantara

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Kisah Sastia Putri, Ilmuwan WNI di Jepang yang Belum Mau Pulang ke Indonesia

Senin, 24 Feb 2025 - 11:47 WIB

finance

Soal Danantara, Ekonom UGM: Momentumnya Kurang Tepat

Senin, 24 Feb 2025 - 11:46 WIB