RAGAMUTAMA.COM – Musim liburan 2024 mencatatkan rekor baru dalam sejarah belanja online, dengan total penjualan ritel global melampaui $1,2 triliun, sementara Amerika Serikat sendiri mencatatkan angka luar biasa sebesar 280 milliar dolar AS.
Angka-angka fantastis ini menunjukkan betapa besar dampak belanja online di pasar Amerika, yang kini semakin didorong oleh inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan media sosial.
Data ini dirilis oleh Salesforce, perusahaan perangkat lunak terkemuka asal AS, yang menganalisis lebih dari 1,5 miliar transaksi pembelian dan 1,6 triliun tampilan halaman pada periode 1 hingga 31 Desember 2024.
Hasilnya? Penjualan ritel secara global naik 3 persen, sementara di AS, kenaikan tersebut bahkan lebih tinggi, mencapai 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Peran Media Seluler dan Sosial dalam Belanja Online
Salah satu tren menarik yang terungkap adalah meningkatnya peran perdagangan melalui perangkat mobile dan platform sosial. Media sosial, yang semakin menjadi alat penting dalam menghubungkan konsumen dengan merek, turut menyumbang pada lonjakan belanja yang tidak terduga ini.
Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk dengan bantuan teknologi. Penggunaan AI untuk rekomendasi produk dan personalisasi pengalaman berbelanja menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan hampir 19 persen dari seluruh transaksi online didukung oleh kecerdasan buatan. Dibandingkan dengan liburan 2023, penggunaan AI meningkat 6 persen, mencerminkan bahwa teknologi ini semakin diandalkan untuk meningkatkan kenyamanan belanja.
Dampak dari Belanja Online
Namun, meski belanja online terus melonjak, ada sisi gelap dari tren ini. Selama musim liburan, pembeli mengembalikan barang atau refund mencapai senilai $122 miliar, sebuah angka yang cukup mencemaskan.
Kenaikan 28 persen dalam tingkat pengembalian dibandingkan tahun lalu menimbulkan kekhawatiran bagi pengecer. Beberapa di antaranya mulai memperhatikan bahwa pengembalian yang tinggi bisa berdampak signifikan pada pendapatan mereka.
Menurut Caaya Schwartz, Direktur Analisis Konsumen di Salesforce, tantangan ini memerlukan perhatian lebih.
“Meski pengecer menikmati musim liburan yang kuat, meningkatnya jumlah pengembalian bisa menjadi masalah. Di sinilah kecerdasan buatan akan memainkan peran penting, membantu pengecer meminimalkan kerugian dan berinteraksi dengan pelanggan untuk mengurangi pengembalian barang,” ungkap Schwartz.
Musim belanja liburan 2024 menunjukkan bahwa, meskipun teknologi seperti AI dan media sosial semakin mengubah cara kita berbelanja, tantangan baru juga muncul. Pengecer harus terus berinovasi untuk menghadapi perubahan ini, sambil menjaga hubungan baik dengan konsumen dan meminimalkan kerugian akibat pengembalian barang.