BANYUWANGI, KOMPAS.com – Kawasan wisata Pantai Bangsring Underwater di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur tercemar limbah oli pada Rabu (19/2/2025).
Limbah oli tersebut diduga berasal dari kapal-kapal besar nakal yang bersandar di wilayah Bengkak, Alasbulu, dan Bangsring yang hendak menunggu sandar di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi.
Akibat pencemaran di perairan Bangsring Underwater ini, aktivitas wisata terganggu.
“Wisatawan kami berlumuran oli. Ini sangat merugikan bagi kami,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Bangsring, Wildan Sukirno, Rabu (19/2/2025), sambil menunjukkan foto-foto wisatawan yang terkena cairan oli.
Baca juga: Pantai Bangsring Banyuwangi Tercemar Oli, Aktivitas Wisata Terganggu
Selain itu, diceritakan Wildan, terdapat wisatawan yang datang jauh dari Jember dan berenang di Bangsring Underwater menelan kekecewaan karena setelah berenang, baju mereka dipenuhi oli.
“Kemarin yang datang pas ada rombongan anak-anak TK dari Jember. Bajunya kuning semua kena oli. Tamu yang biasanya snorkeling juga tidak berani karena adanya limbah oli tersebut,” ungkapnya.
Baca juga: Cerita Nelayan Pantai Bangsring Banyuwangi Jaga Ekosistem Laut, Manfaatkan Terumbu Karang
Wildan mengatakan, pencemaran di kawasan Bangsring Underwater Banyuwangi tak hanya terjadi sekali. Meski dihalau, cairan oli datang lagi. Pencemaran serupa terjadi pada Senin (17/2/2025).
Hal tersebut memicu ketakutan, sebab jika dibiarkan semakin lama akan berdampak pada citra pariwisata Bangsring Underwater dan Banyuwangi yang merupakan daerah wisata.
Limbah oli itu menempel di berbagai titik, mulai dari rumah apung, kapal wisata, dermaga, hingga patung bawah laut yang sebelumnya ditanam untuk upaya konservasi terumbu karang.
“Olinya nempel juga ke patung, ikannya kocar-kacir karena dari baunya saja menyengat,” tuturnya.
Wildan berharap Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, khususnya syahbandar, dapat menindak tegas kapal-kapal nakal yang membuang limbah oli secara sembarangan.
“Intinya saya minta pemerintah, terutama syahbandar, menyikapi hal tersebut karena pencemaran bukan lagi hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berdampak ke sektor wisata,” tegasnya.