KOMPAS.com – Pasca pandemi Covid-19, terjadi pergeseran tren di kalangan wisatawan, khususnya di Bali.
Konsep work-life balance dan wellness tourism semakin diminati, baik oleh wisatawan mancanegara maupun lokal.
Bali, dengan fasilitas pendukung yang memadai, menjadi destinasi ideal untuk tren ini.
Wisatawan mancanegara pun mulai melirik Bali sebagai tempat tinggal dan bekerja secara semi-permanen.
Demikian halnya dengan wisatawan lokal yang semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik.
Baca juga: Sebagian Besar Hotel Jaringan Internasional Ada di Pulau Jawa dan Bali
Pemerintah Provinsi Bali pun menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2025, termasuk 6,5 juta wisatawan mancanegara.
Fokus pemerintah pun mulai bergeser pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan guna menarik wisatawan dengan pengeluaran tinggi.
Konsep work-life balance yang sebelumnya sulit dipahami, kini menjadi kebutuhan mendesak.
Kebangkitan “Wellness Living” di Bali
Salah satu pengembang yang melihat potensi pasar ini adalah OXO Group Indonesia, melalui peluncuran konsep wellness living pertama di Indonesia.
Bukan tanpa alasan jika OXO Group Indonesia memperkenalkan konsep ini. Hal ini karena pasar real estat wellness global berkembang pesat, diproyeksikan mencapai 913 miliar dollar AS pada tahun 2028.
Baca juga: Pengembang Indonesia Gandeng Raksasa Jepang, Bangun Properti di Bali
Bali sendiri sebagai pusat kebugaran global, dianggap sebagai lokasi ideal untuk pengembangan hunian yang berfokus pada kebugaran.
Pendiri dan CEO OXO Group Indonesia Johanness Weissenbaeck menuturkan, reputasi Bali sebagai pusat kebugaran global memang pantas menjadi kanvas yang sempurna untuk konsep inovatif ini.
Konsep OXO Wellness Living mengintegrasikan pengalaman kebugaran kelas dunia ke dalam kehidupan sehari-hari.
Ini mencakup perpaduan antara praktik penyembuhan tradisional Bali dengan arsitektur mutakhir, fasilitas mewah, dan layanan kesehatan yang dikurasi.
“Wellness selalu menjadi pilar utama bagi OXO,” tambah Johanness.
Dari penawaran perhotelan hingga pengembangan real estatnya, perusahaan mengeklaim telah menjadi pelopor dalam mendefinisikan ulang kehidupan mewah modern.
Baca juga: Tiga Tren Ini Pengaruhi Lanskap Pasar Properti Bali
Dengan inisiatif baru ini, perusahaan melanjutkan misinya untuk menciptakan ruang yang menginspirasi, menyembuhkan, dan meningkatkan pengalaman insani.
OXO percaya bahwa wellness bukanlah tambahan, tetapi bagian utama dari pemikiran, desain, dan pengalaman.
Proyek ini merupakan babak baru dalam real estat gaya hidup, menciptakan tempat perlindungan di mana penghuni dapat berkembang secara fisik, mental, dan emosional, dikelilingi oleh keindahan alam Bali.
Tren wellness living ini juga didorong oleh perubahan gaya hidup global, di mana keluarga dan pengusaha semakin mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Mereka memilih untuk tinggal di Bali, menggabungkan kehidupan profesional dengan gaya hidup santai, tanpa mengorbankan kualitas hidup.
“Bali bukan lagi sekadar destinasi liburan. Ini adalah pusat gaya hidup. Keluarga dari Sydney hingga San Francisco semakin mencari pengalaman hidup yang bermakna dan menyenangkan,” ujar Johannes.
Konsep OXO Wellness Living memadukan tradisi Bali dengan arsitektur modern, fasilitas mewah, dan layanan kesehatan terkurasi.
Tren ini juga didorong oleh keluarga mapan dan pengusaha yang mencari gaya hidup lebih seimbang dan bermakna di Bali.