Ragamutama.com – Banyak yang beranggapan bahwa perasaan melankolis pasca liburan, yang dikenal sebagai post-vacation blues atau bahkan post-vacation depression, hanya menghantui mereka yang berlibur ke destinasi eksotis di luar negeri, atau menikmati cuti panjang selama berminggu-minggu.
Post-vacation depression menggambarkan suatu kondisi emosional di mana seseorang mengalami serangkaian perasaan negatif yang intens setelah kembali dari liburan, seperti kesedihan mendalam, penyesalan yang tak berujung, amarah yang meluap-luap, atau kekecewaan yang mendalam.
- Apa Itu Post-vacation Blues? Perasaan Sedih Usai Liburan Lebaran
- Merasa Sedih Usai Liburan Lebaran? Ketahui Penyebab Post-vacation Blues
- 3 Cara Mencegah Post-vacation Blues, Siapkan Waktu Luang
Fenomena ini muncul ketika terdapat perbedaan mencolok antara kesenangan dan kebebasan yang dirasakan saat liburan dengan tekanan dan tuntutan rutinitas sehari-hari.
Menurut psikolog klinis dewasa, Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., post-vacation blues dapat menghampiri siapa saja yang menikmati liburan, tanpa memandang lokasi atau durasi liburan, bahkan jika hanya berlibur di dalam kota atau dalam waktu singkat.
“Sebenarnya, kondisi ini bisa terjadi setelah semua jenis liburan yang meninggalkan kesan mendalam atau menciptakan kenangan yang sangat kuat,” jelas Adelia, yang berpraktik di Jaga Batin, Bandung, saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (4/4/2025).
Dengan kata lain, post-vacation blues atau post-vacation depression adalah serangkaian emosi negatif seperti kesedihan, penyesalan, kemarahan, atau kekecewaan yang dirasakan secara berlebihan setelah kembali dari liburan.
Kondisi ini dapat menyerang siapa pun yang baru saja usai berlibur, termasuk mereka yang menghabiskan waktu libur Lebaran.
Pemicu utama post-vacation blues adalah kontras yang tajam antara rutinitas harian yang penuh dengan tekanan dan pemicu stres, dibandingkan dengan liburan yang penuh dengan pengalaman menyenangkan dan kenangan indah.
Akibatnya, individu yang bersangkutan merasa sedih, menyesal, marah, atau kecewa, bahkan mungkin merasa takut untuk menghadapi kembali rutinitas sehari-hari yang monoton.
Liburan biasa juga bisa kena post-vacation blues
Adelia menambahkan bahwa post-vacation blues juga dapat terjadi setelah kegiatan “liburan” yang tidak lazim atau di luar kebiasaan.
“Kegiatan ‘liburan’ lainnya, seperti menghadiri konser musik, atau berkumpul dengan teman lama atau anggota keluarga jauh, juga dapat memicu efek serupa,” paparnya.
Apapun jenis liburan yang dipilih, semua orang berpotensi mengalami post-vacation blues, tergantung pada tingkat stres yang dialami sebelum masa liburan.
“Individu yang memiliki tingkat stres tinggi dalam rutinitas sehari-harinya lebih berisiko mengalami post-vacation blues. Sebaliknya, bagi mereka yang memiliki rutinitas harian dengan tingkat stres yang relatif ringan, biasanya tidak akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi kembali setelah liburan,” lanjutnya.
Cara mengatasi post-vacation blues
Terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi post-vacation blues. Salah satunya adalah dengan memberikan jeda waktu setelah liburan usai.
“Jangan langsung kembali bekerja atau beraktivitas segera setelah tiba dari liburan. Berikan waktu bagi diri sendiri untuk beristirahat secara fisik, serta memberikan ruang dan waktu untuk meninjau kembali kenangan indah selama liburan dan bernostalgia,” saran Adelia.
Sebagai contoh, atur jadwal kepulangan dari liburan tiga hari sebelum kembali bekerja atau bersekolah. Manfaatkan tiga hari tersebut untuk memproses pengalaman liburan yang baru saja dialami.
Dengan demikian, ketika tiba saatnya untuk kembali bekerja atau bersekolah, Anda telah siap secara mental dan fisik untuk kembali menjalankan rutinitas harian.
“Jika Anda bekerja, hindari langsung mengambil beban pekerjaan yang berat. Mulailah dengan tugas-tugas ringan untuk menghindari perasaan ‘gagal’ dalam proses adaptasi kembali,” pungkas Adelia.