TRIBUNNEWS.COM – Pelatih Liverpool, Arne Slot, membantah tudingan dirinya arogan dengan pemilihan starting XI pemain yang diturunkan saat kalah dari Plymouth Argyle pada babak 32 besar Piala FA.
Sebuah plot twist terjadi di putaran keempat Piala FA kala Plymouth Argyle menundukkan Liverpool 1-0 di Home Park Stadium, Minggu (9/2/2025) malam WIB.
Liverpool kalah 0-1 karena kebobolan gol penalti Ryan Hardie (53′).
Plymouth mendapat keuntungan sepakan penalti setelah Harvey Elliott melakukan handball di kotak terlarang.
Kiper Plymouth Conor Hazard juga layak memperoleh apluas berkat dengan aksi heroiknya melakukan serangkaian penyelamatan impresifnya terutama pada 10 menit akhir laga.
Ini adalah salah satu kejutan terbesar di Piala FA pada era modern karena The Reds kalah dari Plymouth yang terdampar di dasar Divisi Championship, kasta kedua Liga Inggris.
Plymouth hanya memenangkan lima dari 30 laga di kompetisi tersebut musim ini. Mereka bahkan tanpa kemenangan dalam 180 hari terakhir di kasta kedua Liga Inggris tersebut.
Tersingkirnya Liverpool dari Piala FA jelas menempatkan Arne Slot dalam posisi sulit.
Dia akan dipertanyakan keputusannya menurunkan hampir 70 persen pemain muda saat melawan Plymouth.
Tak sedikit tudingan faktor kesombongan dan arogansi, menjadi landasan mengapa Arne Slot terkesan menurunkan starting XI pemain muda.
Di sisi lain, Jurnalis BBC Sport Phil McNulty juga mengklaim, Arne Slot merasa jijik dengan gaya permainan yang dimainkan Federico Chiesa dkk.
“Ada beberapa momen yang tertangkap saat Arne (Slot) merasa kesal kepada para stafnya,” buka Phil McNulty.
“Dia jelas frustrasi dengan kegagalan Liverpool dalam melakukan kontrol apa pun terhadap tim Plymouth yang sedang berjuang di Championship.”
Baca juga: Hasil Piala FA: Habis Chelsea Giliran Liverpool Tersingkir, Dongeng Indah Plymouth ke 16 Besar
“Ini sebuah arogansi dan kesombongan yang harus dijawab oleh Arne Slot,” tambahnya, dikutip dari laman Rrousingthekop.
Tudingan miring yang dialamatkan kepada pelatih Liverpool itu tidak membutuhkan waktu lama untuk direspons.
Pasca-laga, Arne Slot mengklaim tidak ada yang salah dengan keputusannya memainkan banyak pemain lapis B.
Di sisi lain, dia mengakui pemain mudanya memberikan perjuangan hingga akhir.
“Saya rasa saya tidak bisa mengatakan anak-anak tidak bertarung hari ini,” buka Arne Slot, dikutip dari laman The Independent.
“Semua orang merasa sakit hati. Penggemar Liverpool, pemain, dan saya. Kami semua ingin terus berkompetisi selama mungkin.”
Secara terang-terangan pelatih berpaspor Belanda ini memuji kualitas tim lawan, yang secara persiapan lebih baik.
“Itu adalah pertarungan selama 100 menit, atau semacamnya. Kedua tim nyaris tak menciptakan peluang dan kemudian pertandingan diputuskan lewat penalti.”
“Penalti itu diberikan dengan tepat, dia (Elliott) mengangkat tangannya di atas kepala.”
“Dalam pertandingan seperti ini, di mana kedua tim nyaris tak punya peluang, nyaris tak mampu menemukan celah, hanya ada satu momen dan momen itu milik mereka. Seperti yang saya katakan, mereka pantas mendapatkannya karena mereka bermain sangat bagus,” sambung suksesor Jurgen Klopp.
Dengan ini, Liverpool mengikuti jejak Chelsea yang sebelumnya lebih dulu tersingkir dari babak 32 besar Piala FA akibat kalah dari Brighton 2-1.
(Tribunnews.com/Giri)