April Mencekam: Ribuan Harga Makanan & Minuman di Jepang Meroket!

- Penulis

Senin, 31 Maret 2025 - 19:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Bersiaplah, dompet warga Jepang akan kembali terkuras! Mulai April 2025, gelombang kenaikan harga baru menerjang Negeri Sakura. Lebih dari 4.225 produk makanan dan minuman siap-siap dibanderol lebih mahal. Ini adalah lonjakan harga terbesar sejak Oktober 2023, yang semakin memperberat beban ekonomi keluarga di tengah gempuran inflasi.

Menurut data dari Teikoku Databank, April menandai bulan keempat berturut-turut di mana jumlah produk yang harganya naik terus merangkak naik, dan untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 1,5 tahun, angka tersebut menembus 4.000 produk. Di sepanjang tahun 2025, diperkirakan sekitar 20.000 produk akan merasakan imbas kenaikan harga, jauh melampaui jumlah produk yang naik pada tahun 2024, yaitu 12.520 produk.

Pemicu utama lonjakan harga ini adalah membengkaknya biaya bahan baku, ongkos logistik yang kian mahal, dan peningkatan biaya tenaga kerja. Sebuah survei yang dilakukan terhadap 195 perusahaan di sektor industri makanan dan minuman menunjukkan bahwa 97,8 persen dari mereka menyebutkan kenaikan harga bahan baku sebagai faktor utama. Sementara itu, 81,8 persen perusahaan mengaitkan kenaikan harga dengan tarif logistik, dan 45,1 persen menyebutkan beban upah pekerja sebagai penyebabnya.

Onsen Jepang Terancam Krisis Air, Overtourism Jadi Biang Keladi

Onsen Jepang Terancam Krisis Air, Overtourism Jadi Biang Keladi

1. Produsen bir dan minuman beralkohol ikut merasakan tekanan biaya produksi

Kenaikan harga tak hanya melanda sektor makanan, tetapi juga menghantam sektor minuman beralkohol. Hampir seluruh produsen bir dan quasi-beer utama di Jepang berencana untuk menyesuaikan harga produk mereka, yang pertama kalinya terjadi dalam 1,5 tahun terakhir.

Asahi Breweries berencana untuk menaikkan harga pengiriman untuk produk andalannya, Super Dry, serta 225 produk lainnya. Tak ketinggalan, Suntory Spirits juga akan mengerek harga Kinmugi ukuran 350 mililiter dari sekitar 184 yen menjadi 196 yen di toko serba ada. Penyesuaian harga ini tak bisa dihindari akibat membengkaknya ongkos produksi yang semakin membebani perusahaan.

Baca Juga :  Inilah Tambak Udang Ramah Lingkungan Pertama Di Asia

“Kenaikan upah dan biaya logistik semakin memberikan tekanan ke atas pada harga,” ujar seorang pejabat Teikoku Databank, seperti dikutip dari The Japan Times, Senin (31/3/2025).

Lebih lanjut, survei Teikoku Databank mencatat bahwa kategori minuman alkohol dan nonalkohol menjadi kelompok produk dengan lonjakan harga terbesar kedua, mencapai 1.222 item. Para konsumen yang terbiasa membeli bir dan minuman sejenis di toko serba ada akan merasakan dampak kenaikan ini secara langsung, terutama karena harga jual yang sebelumnya pun sudah tergolong tinggi.

2. Bahan makanan olahan dan minyak goreng turut merangkak naik

Tak hanya sektor minuman yang mengalami gejolak harga, berbagai produk makanan olahan pun tak luput dari kenaikan signifikan. Prima Meat Packers dan Marudai Food berencana untuk menyesuaikan harga untuk berbagai produk ham dan sosis mereka. Hal ini berpotensi semakin menambah tekanan pada pengeluaran rumah tangga di Jepang.

Selain itu, minyak goreng juga menjadi salah satu produk yang mengalami kenaikan harga cukup mencolok. Nisshin Canola Oil ukuran 1 liter dari Nisshin Oillio Group akan mengalami kenaikan harga sekitar 11 persen. Sebagai salah satu bahan pokok dalam memasak, lonjakan harga minyak goreng berpotensi memicu efek domino terhadap biaya konsumsi rumah tangga maupun sektor industri makanan.

Dilansir dari The Mainichi, Senin (31/3), kategori bumbu dan penyedap rasa menjadi kelompok produk dengan penyesuaian harga tertinggi, mencapai 2.034 item. Produk-produk seperti miso, kecap, dan saus kini dijual dengan harga yang lebih mahal, yang berpotensi mengubah kebiasaan belanja masyarakat Jepang.

Jepang Berencana Evakuasi 120 Ribu Warga Okinawa Dekat Taiwan

Jepang Berencana Evakuasi 120 Ribu Warga Okinawa Dekat Taiwan

3. Harga beras kemasan ikut terkerek, konsumen semakin terpukul

Kabar buruk lainnya, harga beras kemasan juga dipastikan akan mengalami kenaikan, semakin memperburuk tekanan pada daya beli masyarakat. TableMark berencana untuk mengerek harga untuk seluruh 22 produk nasi siap saji mereka. Ini merupakan kenaikan harga yang kedua kalinya setelah penyesuaian sebelumnya dilakukan pada Januari 2025. Pihak perusahaan menyebutkan kenaikan harga beras di tingkat produsen sebagai faktor utama di balik kebijakan ini.

Baca Juga :  Pemburu Kuliner Pagi Wajib Datang,Inilah 6 Tempat Sarapan Enak dan Populer di Kota Balikpapan

“Dengan harga beras yang tetap tinggi bahkan setelah pemerintah merilis cadangan berasnya, kami tidak bisa bersikap optimistis terhadap tren harga beras ke depan,” kata seorang juru bicara TableMark, menggambarkan kekhawatiran mereka.

Beras merupakan bahan pangan utama bagi masyarakat Jepang, sehingga kenaikan harganya diperkirakan akan berdampak luas terhadap konsumsi rumah tangga. Meskipun pemerintah telah berupaya untuk melepas stok cadangan guna menekan harga, tingginya biaya produksi membuat harga beras sulit untuk diturunkan.

4. Inflasi semakin menguat, pemerintah didesak untuk segera bertindak

Jepang telah mengalami inflasi selama tiga tahun berturut-turut. Harga konsumen mengalami peningkatan sebesar 2,7 persen pada tahun 2024 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lonjakan harga ini terjadi di tengah minimnya langkah konkret dari pemerintah untuk meredam dampaknya terhadap daya beli masyarakat.

Perdana Menteri Shigeru Ishiba telah berjanji untuk mengurangi beban inflasi terhadap konsumsi rumah tangga, namun hingga saat ini belum banyak kebijakan efektif yang diterapkan. Situasi ini diperburuk oleh kondisi politik yang kurang stabil, di mana partai yang berkuasa tidak memiliki mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga menyulitkan proses pengesahan kebijakan pengendalian harga.

Di tengah lonjakan biaya hidup yang terus berlanjut, banyak rumah tangga di Jepang terpaksa harus lebih selektif dalam mengelola pengeluaran. Dengan semakin banyaknya produsen yang mengalihkan beban biaya produksi kepada konsumen, tekanan terhadap daya beli masyarakat diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan.

Jepang Bakal Beri Pendidikan untuk Warga Palestina dari Gaza 

Jepang Bakal Beri Pendidikan untuk Warga Palestina dari Gaza 

Berita Terkait

11 Kuliner Pacitan Otentik: Wajib Coba, Bikin Nagih!
Lebaran 2025: Erick Thohir dan Dasco Hadiri Open House Zulhas
Harga Kelapa Melonjak Tajam Jelang Lebaran: Pasokan Menipis Akibat Ekspor Tinggi
23 Kuliner Bandung Terenak, Murah Meriah & Wajib Dicoba
Harga Daging Meroket! Pasar Pondok Labu Catat Rekor Jelang Lebaran 2025
5 Resep Ayam Kekinian: Dijamin Enak, Mudah, dan Anti Bosan!
H-1 Lebaran: Harga Cabai Bawang di Makassar Melonjak Drastis!
Jangan Salah! Inilah Perbedaan Penting “Expired” dan “Best Before” pada Makanan

Berita Terkait

Selasa, 1 April 2025 - 21:12 WIB

11 Kuliner Pacitan Otentik: Wajib Coba, Bikin Nagih!

Senin, 31 Maret 2025 - 19:35 WIB

April Mencekam: Ribuan Harga Makanan & Minuman di Jepang Meroket!

Senin, 31 Maret 2025 - 16:36 WIB

Lebaran 2025: Erick Thohir dan Dasco Hadiri Open House Zulhas

Senin, 31 Maret 2025 - 08:48 WIB

Harga Kelapa Melonjak Tajam Jelang Lebaran: Pasokan Menipis Akibat Ekspor Tinggi

Senin, 31 Maret 2025 - 07:44 WIB

23 Kuliner Bandung Terenak, Murah Meriah & Wajib Dicoba

Berita Terbaru

Uncategorized

Drama 4-4! Real Madrid vs Real Sociedad: Laga Sengit di Bernabeu

Rabu, 2 Apr 2025 - 08:40 WIB