Apa Itu Tradisi Munggahan? Ini Sejarah & Tujuannya

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 25 Februari 2025 - 09:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Munggahan adalah salah satu tradisi turun temurun yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tradisi ini ramai dilaksanakan menjelang datangnya bulan Ramadan.

Lantas, apa itu Munggahan? Munggahan artinya apa? Apa manfaat Munggahan? Apakah Punggahan adalah Munggahan? Apa tujuan Punggahan dan Munggahan?

Ada banyak tradisi menyambut bulan Ramadan di Indonesia, salah satunya Munggahan atau Punggahan. Keduanya merupakan tradisi yang sama, hanya berbeda wilayah sehingga memiliki penyebutan berlainan.

Munggahan adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat. Sedangkan, Punggahan adalah sebutan untuk tradisi yang dilakukan di pulau Jawa secara keseluruhan. 

Baca juga: Mengenal Tradisi Unik Saat Ramadhan di Berbagai Negara di Dunia Sejarah Tradisi Munggahan Munggahan atau Punggahan artinya adalah naik. Ini diambil dari kata dasar “munggah” dalam bahasa Jawa. Lebih luas, arti Munggahan sebelum puasa adalah penting bagi umat Islam, khususnya masyarakat Jawa muslim untuk menyambut bulan Ramadan dengan meningkatkan keimanan.

Mengutip jurnal berjudul “Tradisi Punggahan Menjelang Ramadhan” (2020) tulisan Salma Al Zahra Ramadhani dan Nor Mohammad Abdoeh, tradisi punggahan diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga saat menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa terutama Jawa Tengah.

Saat itu Sunan Kalijaga menggunakan metode akulturasi budaya ketika melakukan penyebaran agama Islam.

Baca juga: Tradisi Ziarah Menjelang Ramadhan Apa yang Dilakukan saat Munggahan? Munggahan dapat dilakukan di rumah dengan mengundang tetangga sekitar. Ada kiai atau guru ngaji kampung yang bertugas memimpin pembacaan tahlil dan doa.

Biasanya jika munggahan dilakukan di rumah hidangan yang harus ada adalah nasi kluban, bubur nasi, dan menu wajib pada tumpeng yang harus ada yaitu apem, pasung, gedang rojo (pisang raja), dan ketan.

Baca Juga :  "Gadis Pantai: Potret Ketidakadilan dalam Tradisi Feodal yang Menyayat Hati"

Munggahan juga bisa diadakan di masjid atau musala-musala yang ada di suatu kampung atau desa. Namun, berbeda dengan di rumah, makanan wajib yang dibawah ke masjid atau musala hanya membawa empat menu wajib meliputi apem, pasung, gedang rojo, dan ketan.

Baca juga: Tradisi Lebaran di Jawa Barat: Nyekar hingga Ngapungkeun Balon Apa Tujuan dan Manfaat Munggahan? Tujuan Munggahan adalah mengingatkan umat muslim bahwa Ramadan akan segera tiba. Pengadaaan Munggahan juga bertujuan untuk mengirim doa pada orang-orang yang telah meninggal dunia.

Menu yang dibawa saat punggahan ini memiliki makna tersendiri berkaitan dengan datangnya bulan Ramadhan.

Ketan sendiri mirip dengan beras yang termasuk ke dalam kelompok biji-bijian serelia yang ukurannya agak besar, bulat dan lonjong serta warna ketan yang putih susu ini seperti melambangkan kesucian yang akan diperoleh oleh masyarakat sebelum memasuki bulan Ramadan.

Ketan berasal dari bahasa Arab yaitu “Qhotoan” yang artinya kotoran. Jika kita banyak kesalahan terhadap sesama manusia maupun kepada Allah SWT menjelang itulah kita untuk membersihkan diri dengan cara bersedekah lewat tradisi Punggahan ini.

Kemudian, apam atau apem yang campuran di dalamnya terdiri dari telur, gula, santan, tape dan garam ini bentuknya hampir menyerupai serabi yang sering kita jumpai serta cara memasaknya dengan dikukus.

Apem berasal dari bahasa Arab yaitu ”Afwan” yang artinya maaf atau ampunan, artinya sebelum memasuki bulan Ramadan kita harus memohon ampun kepada Allah.

Baca Juga :  Noorhidayah, Menelusuri Jejak Muslim Dayak di Tepian Sungai Rungan

Sementara itu, kue pasung yang bentuknya seperti contong namun itu aslinya juga apem hanya saja bentuknya yang berbeda. Pasung diambil dari bahasa Arab, yaitu “fashoum” atau dalam bahasa Jawa, pasung maknanya mengikat atau memasung diri kita dari hawa nafsu.

Jadi hawa nafsu itu dipasung agar hawa nafsu itu ketika memasuki bulan suci Ramadan tidak melakukan hal-hal yang di luar ajaran agama atau melanggar syariat agama Islam, termasuk memasung amarah agar ketika Ramadan hati kita lebih sabar dengan segala apa pun itu yang sedang kita jalani.

Selain itu, pisang raja, buah yang memiliki biji lembut ini baik untuk kesehatan dan makna yang terkandung bahwa gedang rojo itu berasal dari Bahasa Arab yaitu “ghodhan rojaa” bahwa kita punya harapan agar diberikan apa yang kita minta kepada Allah SWT.

Kita juga memohon agar besok saat memasuki bulan Ramadan dengan makna ketan tadi qhotoan yang artinya kotoran, apem yang artinya afwan, pasung yang artinya memasung hawa nafsu, semoga harapan dari makna makanan tersebut dapat dikabulkan.

Makanan yang dibawa ini pada dasarnya sebagai simbol datangnya bulan suci Ramadan yang diperintahkan untuk kita mensucikan diri, saling memaafkan terhadap sesama dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Baca juga:

  • Mengenal Sejumlah Tradisi Masyarakat Betawi saat Lebaran
  • Tradisi Syawalan di Berbagai Daerah di Indonesia yang Unik
  • Sejarah Halalbihalal, Tradisi Unik dan Otentik Lebaran di Indonesia

Berita Terkait

Museum Ullen Sentalu, Menelusuri Sejarah dan Budaya Jawa di Yogyakarta
35 Ucapan Sambut Ramadhan 2025 dalam Bahasa Inggris dan Artinya,Share ke Grup Keluarga di WhatsApp
Kades Tertawakan Nasi Kotak dari Bupati Dapat Teguran Keras,Pemkab Singgung Kontroversi Masa Lalu
Tukar Budaya Bersama Teman Tuli dan Komunitas Wisata Sejarah di Pontianak
115 Link Download Poster Marhaban Ya Ramadhan 2025 Gratis,Cocok Dibawa Anak TK-SD saat Pawai
7 SHIO Mujur HOKI Datang Dari Berbagai Arah Menurut Ramalan Shio Selasa 25 Februari 2025
Phu Phrabat Ditetapkan Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO
Kisah Sastia Putri, Ilmuwan WNI di Jepang yang Belum Mau Pulang ke Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 25 Februari 2025 - 10:57 WIB

Museum Ullen Sentalu, Menelusuri Sejarah dan Budaya Jawa di Yogyakarta

Selasa, 25 Februari 2025 - 10:17 WIB

35 Ucapan Sambut Ramadhan 2025 dalam Bahasa Inggris dan Artinya,Share ke Grup Keluarga di WhatsApp

Selasa, 25 Februari 2025 - 09:57 WIB

Apa Itu Tradisi Munggahan? Ini Sejarah & Tujuannya

Selasa, 25 Februari 2025 - 09:56 WIB

Kades Tertawakan Nasi Kotak dari Bupati Dapat Teguran Keras,Pemkab Singgung Kontroversi Masa Lalu

Selasa, 25 Februari 2025 - 08:27 WIB

Tukar Budaya Bersama Teman Tuli dan Komunitas Wisata Sejarah di Pontianak

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Museum Ullen Sentalu, Menelusuri Sejarah dan Budaya Jawa di Yogyakarta

Selasa, 25 Feb 2025 - 10:57 WIB

health

Fakta-fakta Penyakit Tiroid yang Sering Disepelekan

Selasa, 25 Feb 2025 - 10:47 WIB

urban-infrastructure

Tiga Tower Wisma Atlet Beres Direvitalisasi, Sisanya Menyusul April

Selasa, 25 Feb 2025 - 10:47 WIB