Akun Antarbank Pasiva: Panduan Lengkap, Jenis, dan Contoh Praktis

- Penulis

Kamis, 10 April 2025 - 02:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam dunia akuntansi, akun antarbank pasiva merupakan representasi dari total dana yang menjadi tanggungan suatu entitas kepada pihak lain. Informasi ini secara rutin tercatat dalam buku besar perusahaan.

Pasiva seringkali diartikan sebagai pengorbanan finansial yang diperkirakan akan terjadi di masa depan. Secara sederhana, pasiva mencerminkan utang atau kewajiban perusahaan yang harus diselesaikan kepada kreditur atau pihak ketiga yang berkepentingan.

Menurut definisi yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasiva mencerminkan total kewajiban sebuah bank kepada bank lain, yang umumnya dapat ditarik sewaktu-waktu. Contohnya adalah akun antar bank aktiva (due to account), sebuah terminologi yang lebih umum digunakan di Amerika Serikat.

1. Akun antarbank pasiva

Akun antarbank pasiva berperan penting dalam melacak aliran dana, membantu mengidentifikasi sumber dana masuk dan tujuan dana keluar. Oleh karena itu, akun ini sering digunakan bersamaan dengan akun antar bank aktiva. Buku besar berfungsi sebagai sumber utama yang mencatat semua akun keuangan yang relevan dalam sebuah perusahaan.

Buku besar mencakup informasi mengenai akun kredit dan debit, termasuk akun antar bank aktiva dan pasiva, yang sering juga disebut sebagai akun utang. Misalnya, jika sebuah perusahaan menerima layanan atau barang dari pihak ketiga dan belum melakukan pembayaran, perusahaan akan mencatat transaksi tersebut sebagai akun antarbank pasiva dalam pembukuan untuk mengalokasikan dana pembayaran kepada vendor.

Bank Digital Vs Bank Konvensional, Begini Menurut Dirut BRI 

Bank Digital Vs Bank Konvensional, Begini Menurut Dirut BRI 

2. Jenis-jenis pasiva

Sama halnya dengan aktiva, pasiva dapat diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu menjadi dua kategori utama: pasiva jangka pendek (current liabilities) dan pasiva jangka panjang (long term liabilities). Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai kedua jenis tersebut.

Baca Juga :  Tahapan Pelunasan Biaya Haji Sudah Dibuka, Ini Besaran Bipih untuk Embarkasi Balikpapan

1. Pasiva atau utang jangka pendek (current liabilities)

Pasiva jangka pendek, atau yang juga dikenal sebagai pasiva lancar, merupakan kewajiban perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu singkat, biasanya dalam satu tahun pembukuan. Perusahaan diwajibkan untuk melunasi utang atau pasiva ini kepada kreditur atau pihak ketiga dalam periode tersebut.

2. Pasiva atau utang jangka panjang (long term liabilities)

Jenis pasiva ini memiliki jangka waktu pelunasan yang lebih panjang, memberikan perusahaan lebih banyak waktu untuk memenuhi kewajiban pembayarannya.

3. Pasiva jangka panjang

Berikut adalah beberapa contoh utang atau pasiva jangka pendek (current liabilities):

  • Utang wesel (notes payable): Kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah dana kepada pemberi pinjaman dalam jangka waktu antara 1 hingga 3 bulan.
  • Utang dagang (account payable): Kewajiban yang timbul akibat pembelian barang kebutuhan operasional atau bahan baku perusahaan dari supplier.
  • Penghasilan yang ditangguhkan (deferred/unearned revenue): Pendapatan yang belum sepenuhnya menjadi milik perusahaan karena adanya kewajiban untuk memberikan jasa kepada pihak ketiga.
  • Deferred credit: Pendapatan yang diterima di muka untuk barang yang belum diterima konsumen atau jasa yang belum diberikan, sehingga dianggap sebagai utang.
  • Beban yang harus dibayarkan (accrued interest payable): Contohnya termasuk beban upah dan biaya sewa yang belum dibayarkan.
  • Utang gaji (salaries payable): Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan kepada karyawan tetapi belum dapat dipenuhi oleh perusahaan.
  • Utang dividen (dividends payable): Laba perusahaan yang belum dapat dibayarkan dalam bentuk saham kepada para pemilik saham.
  • Utang pajak (tax payable): Kewajiban pembayaran pajak atas seluruh aset yang dimiliki perusahaan.

Aplikasi BSI Mobile, Cara Simpel Daftar Akun dan Keuntungannya 

Aplikasi BSI Mobile, Cara Simpel Daftar Akun dan Keuntungannya 

4. Pasiva jangka panjang

Baca Juga :  Ini Ciri-ciri NIK KTP Penerima BPNT Februari 2025 Sesuai DTKS,Login Link cekbansos.kemensos.go.id

Berikut adalah berbagai contoh akun pasiva atau utang jangka panjang (long term liabilities):

  • Utang bank (loan bank): Pinjaman yang digunakan sebagai modal perusahaan dari bank tertentu, seringkali dimanfaatkan untuk keperluan strategis seperti merger atau ekspansi.
  • Utang hipotik (mortgages payable): Pinjaman yang dijamin dengan harta atau aset tetap milik perusahaan.
  • Utang obligasi (bond payable): Kewajiban perusahaan yang timbul akibat penerbitan dan penjualan obligasi.
  • Kredit noveltasi (long term loan): Pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari lembaga keuangan atau bank.
  • Utang berdurasi (subordinated loan): Surat utang yang merupakan kewajiban dari para pemilik saham dalam perusahaan induk yang tidak memiliki bunga.
  • Utang sewa dana (payable lease): Pinjaman untuk membeli aset dari perusahaan asing dengan sistem pembayaran cicilan dalam jangka waktu yang lama.
  • Utang pemegang saham (holding company loan): Modal yang diberikan kepada anak perusahaan baru dari perusahaan induk.

Secara umum, pasiva atau utang dalam perusahaan mungkin terlihat sebagai beban finansial karena melibatkan pengeluaran uang. Namun, dari sudut pandang yang lebih positif, pinjaman dari bank, misalnya, dapat dimanfaatkan untuk ekspansi perusahaan, yang pada awalnya mungkin tampak sebagai beban.

Ketika perusahaan menerapkan strategi ekspansi atau merger, potensi peningkatan laba perusahaan menjadi lebih besar. Contoh lainnya adalah pasiva yang digunakan untuk keperluan operasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menghasilkan lebih banyak barang.

Transfer Antarbank Gratis, Flip.id Gandeng Bank DBS Indonesia

Transfer Antarbank Gratis, Flip.id Gandeng Bank DBS Indonesia

Berita Terkait

Bank DKI Mantap IPO Tahun Ini: Target Dana Terungkap!
Rupiah Anjlok: Sentuh Level Terendah Rp16.837 per Dolar AS!
Rupiah Tertekan: Kurs Dolar AS Sentuh Rp 16.837, Baht Menguat Tajam
Analis Ungkap Prospek Cerah & Rekomendasi Saham PTBA Bukit Asam
KAI Logistik Catat Peningkatan Volume Angkutan Barang Lebaran 2025: 2.500 Ton!
IPO 2024: 13 Emiten Raup Rp6,93 Triliun, Ini Dia Juara Pendanaannya!
Volatilitas Pasar Tinggi? Saham EXCL Jadi Pilihan Aman, Ini Analisisnya
IHSG Melemah: Analis Ungkap Penyebab dan Strategi Investor Hadapi Guncangan

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 16:03 WIB

Bank DKI Mantap IPO Tahun Ini: Target Dana Terungkap!

Rabu, 16 April 2025 - 15:59 WIB

Rupiah Anjlok: Sentuh Level Terendah Rp16.837 per Dolar AS!

Rabu, 16 April 2025 - 15:43 WIB

Rupiah Tertekan: Kurs Dolar AS Sentuh Rp 16.837, Baht Menguat Tajam

Rabu, 16 April 2025 - 15:35 WIB

Analis Ungkap Prospek Cerah & Rekomendasi Saham PTBA Bukit Asam

Rabu, 16 April 2025 - 15:11 WIB

IPO 2024: 13 Emiten Raup Rp6,93 Triliun, Ini Dia Juara Pendanaannya!

Berita Terbaru

finance

Bank DKI Mantap IPO Tahun Ini: Target Dana Terungkap!

Rabu, 16 Apr 2025 - 16:03 WIB