Air Mata Abah Bongkeng, Seruan Menyelamatkan Gunung dari Sampah

- Penulis

Senin, 17 Februari 2025 - 10:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Pendaki legendaris Indonesia, Djukardi Adriana (74) atau akrab disapa Abah Bongkeng, menitikkan air mata saat memaparkan kondisi gunung-gunung di Indonesia yang dipenuhi sampah, khususnya plastik.

Dalam pertemuan dengan puluhan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) di Malang, Jawa Timur, Minggu (16/2/2025), Abah Bongkeng mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut.

“Sebagai pendaki harus memiliki etika ketika mendaki gunung, memahami alam itu sendiri bahwa alam pegunungan harus tetap asri, terjaga, dengan kedatangan kita sebagai manusia, tidak merusak lingkungan gunung yang kita datangi,” kata Abah Bongkeng.

Misi Bebas Sampah di Gunung-Gunung Indonesia

Sebagai pendaki yang memulai perjalanannya sejak 1971, Abah Bongkeng kini mengemban misi besar untuk menjadikan gunung-gunung di Indonesia bebas sampah.

Ia menyoroti kondisi gunung seperti Arjuno-Welirang, Semeru, dan Butak yang masih banyak ditemukan sampah.

Baca Juga :  Oriental Circus Indonesia: Bukan Bagian dari Taman Safari!

“Sekarang mendaki gunung seperti FOMO, tapi sebenarnya harapan saya dulu memang banyak yang menggemari naik gunung, tapi tidak seperti ini, kondisinya kotor, banyak sampah, alam rusak. Dulu saya mendaki Rinjani sangat bersih, elok dipandang, sekarang ditemukan banyak sampah, saya menangis,” ungkapnya.

Perlunya Aturan Ketat dalam Pendakian

Abah Bongkeng menilai bahwa kuota dan waktu pendakian di Indonesia belum diterapkan secara maksimal.

“Kalau di luar negeri, ada aturan jelas seperti kuota pendaki yang boleh mendaki berapa, di sini belum teratur dengan baik,” katanya.

“Sudah ada aturannya, tapi selama ini tidak diterapkan, sekarang kan asal banyak pendaki akan lebih menguntungkan, tidak peduli bawa bahan sampah atau apa, bungkusan mi, kantong kresek, itu kan tidak diperiksa, harusnya diancam, harus dibawa kembali turun,” ujarnya.

Baca Juga :  Doa Nisfu Sya ban Arab, Latin, dan Artinya

Solusi dan Harapan untuk Gunung Bebas Sampah

Dia juga menyarankan adanya kerjasama dengan pihak lain untuk menyediakan penyewaan perlengkapan makan ramah lingkungan bagi pendaki.

“Jadi kalau memulai, misal pengelola gunung pas ada pendaki masuk dicek barangnya ternyata membawa plastik untuk makanannya, maka harus diganti dengan menyewa seperti tempat makan,” katanya.

Saat ini, Abah Bongkeng bersama Eiger terus mengampanyekan gerakan Zero Waste Mountain, seperti yang sukses diterapkan di Gunung Kembang, Wonosobo.

“Sekarang review-nya di media sosial juga bagus, katanya bersih, ya kita bersyukur lah,” ungkapnya.

“Target berikutnya adalah Semeru. Kita ingin aturannya benar-benar diterapkan agar gunung bebas sampah,” pungkasnya. (RAGAMUTAMA.COM/Nugraha Perdana, Sari Hardiyanto)

Berita Terkait

Jejak Perjuangan Kartini: 5 Destinasi Wisata Penuh Inspirasi
Pesta Rakyat Nusantara TMII: Target 200 Ribu Pengunjung Ramaikan Perhelatan
UNESCO Tetapkan 16 Geopark Global Baru, Indonesia Sumbang Dua Situs
Surat Kartini Diakui UNESCO Sebagai Warisan Ingatan Dunia 2025
Mengungkap Kisah Emas: Perjalanan dari Tambang Kuno Hingga Investasi Modern
Museum Kayu Kalteng: Ungkap Jejak Keemasan Hutan Kalimantan Tengah
Taman Safari Terjebak Konflik OCI: Dampak Sengit vs Mantan Pemain Sirkus
Arkeologi Ungkap Fakta Tersembunyi di Balik Penyaliban Yesus

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 12:16 WIB

Jejak Perjuangan Kartini: 5 Destinasi Wisata Penuh Inspirasi

Senin, 21 April 2025 - 11:59 WIB

Pesta Rakyat Nusantara TMII: Target 200 Ribu Pengunjung Ramaikan Perhelatan

Minggu, 20 April 2025 - 21:24 WIB

UNESCO Tetapkan 16 Geopark Global Baru, Indonesia Sumbang Dua Situs

Minggu, 20 April 2025 - 20:24 WIB

Surat Kartini Diakui UNESCO Sebagai Warisan Ingatan Dunia 2025

Minggu, 20 April 2025 - 11:19 WIB

Mengungkap Kisah Emas: Perjalanan dari Tambang Kuno Hingga Investasi Modern

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Earth Hour: Ayo Padamkan Lampu, Jakarta Hemat Energi Malam Ini!

Sabtu, 26 Apr 2025 - 23:35 WIB