RAGAMUTAMA.COM – Pada hari Senin, 20 Januari 2025, Indonesia mengambil langkah besar dalam upayanya untuk menghadapi perubahan iklim dengan meluncurkan platform perdagangan karbon internasional.
Peluncuran ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mewujudkan target-target iklim yang tercantum dalam Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC).
Bertempat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Mahendra Siregar, yang menjabat sebagai Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyampaikan dengan tegas dukungan penuh lembaganya terhadap perdagangan karbon, baik yang berskala domestik maupun internasional.
Siregar menjelaskan bahwa perdagangan karbon internasional akan dilakukan melalui Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon), yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk memastikan transparansi dan efisiensi dalam setiap transaksi.
Pada sesi perdana perdagangan, bursa karbon internasional berhasil mencatatkan volume transaksi sebesar 41.822 tCO2e. Dalam transaksi ini, tercatat ada 9 pembeli dan 5 proyek yang telah mendapatkan otorisasi.
Salah satu pembeli pertama yang terlibat dalam perdagangan karbon internasional di IDX adalah PT Bussan Auto Finance (BAF).
Selain itu, Iman Rachman, Direktur Utama BEI, memberikan informasi bahwa pasar domestik karbon Indonesia, yang telah diluncurkan pada September 2023, kini telah diikuti oleh 104 peserta yang terdaftar.
Pada tahun sebelumnya, transaksi karbon domestik tercatat mencapai nilai yang signifikan, yaitu sekitar 19,72 miliar rupiah (setara dengan 12 juta dolar AS).
Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Indonesia, juga menekankan pentingnya perdagangan karbon internasional sebagai bagian dari strategi nasional untuk memenuhi target iklim yang tercantum dalam NDC.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 31,89 persen dengan usaha mandiri dan 43,20 persen melalui dukungan internasional hingga tahun 2030.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk mencapai target net-zero emisi karbon pada tahun 2060.
Dengan inisiatif ini, Indonesia tidak hanya menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, tetapi juga membuka peluang investasi internasional untuk turut berkontribusi dalam pencapaian tujuan tersebut.