RAGAMUTAMA.COM – Jakarta kembali mencatatkan diri sebagai salah satu tuan rumah ajang balapan mobil listrik kelas dunia, ABB FIA Formula E, yang akan berlangsung pada 21 Juni 2025.
Dengan persiapan matang dan semangat baru, Jakarta E-Prix 2025 diharapkan tidak hanya menjadi hiburan bagi para pecinta otomotif, tetapi juga simbol komitmen terhadap keberlanjutan.
Ajang ini semakin istimewa dengan kehadiran mobil balap terbaru, Gen 3 Evo, yang memiliki akselerasi luar biasa dan kecepatan yang mampu melampaui mobil Formula 1.
Teknologi canggih ini tak hanya memukau, tetapi juga mencerminkan masa depan mobilitas ramah lingkungan.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, atau yang akrab disapa Bamsoet, menegaskan bahwa keberhasilan Jakarta sebagai tuan rumah pada edisi 2022 dan 2023 menjadi modal utama untuk menyelenggarakan acara yang lebih besar dan berkelas.
“Kami optimistis Jakarta E-Prix 2025 akan memberikan pengalaman yang lebih baik dan membanggakan, tidak hanya bagi warga Jakarta tetapi juga Indonesia sebagai kota global,” ujar Bamsoet pada Sabtu (18/1).
Direktur Proyek Jakarta E-Prix 2025, Deni Rifky Purwana, menambahkan bahwa acara ini adalah cerminan dari ambisi besar Jakarta.
“Lebih dari sekadar balapan, ini adalah langkah nyata dalam mendukung kampanye keberlanjutan sekaligus memperkuat posisi Jakarta di dunia internasional,” jelasnya.
Deni juga menyampaikan bahwa mobil listrik yang digunakan dalam ajang ini menunjukkan bahwa teknologi modern dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.
“Inovasi seperti Gen 3 Evo membuktikan bahwa kendaraan listrik bukan sekadar tren, tetapi solusi nyata untuk masa depan energi terbarukan,” tambahnya.
Sebagai peluncuran perdana Gen 3 Evo, Jakarta E-Prix 2025 dipastikan menjadi ajang yang sangat dinanti. Mobil balap ini tidak hanya menawarkan akselerasi luar biasa 0–60 mil/jam dalam 1,82 detik, tetapi juga stabilitas tinggi berkat teknologi all-wheel-drive (AWD).
Dengan segala inovasi dan komitmen yang dihadirkan, Jakarta E-Prix 2025 bukan hanya tentang olahraga, melainkan juga simbol transformasi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.