Rupiah Tertekan, Modal Asing Terus Mengalir Keluar Hingga Rp9,57 Triliun

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 18 Januari 2025 - 13:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rupiah Tertekan, Modal Asing Terus Mengalir Keluar Hingga Rp9,57 Triliun

Rupiah Tertekan, Modal Asing Terus Mengalir Keluar Hingga Rp9,57 Triliun

RAGAMUTAMA.COM – Bank Indonesia mencatat dinamika baru dalam pasar keuangan Tanah Air selama pekan ketiga Januari 2025. Di tengah gejolak nilai tukar rupiah yang mendekati Rp16.400 per dolar AS, modal asing sebesar Rp9,57 triliun dikabarkan keluar dari Indonesia.

Fenomena ini mencerminkan kondisi yang menantang bagi perekonomian nasional, baik di tingkat domestik maupun global.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa penarikan dana investor asing berlangsung di berbagai sektor keuangan, termasuk pasar saham, Surat Berharga Negara (SBN), hingga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pada periode 13–16 Januari 2025, tercatat pembelian bersih sebesar Rp0,01 triliun di pasar saham, tetapi diimbangi oleh aksi jual bersih Rp4,17 triliun di pasar SBN dan Rp5,41 triliun di SRBI.

Secara keseluruhan sejak awal tahun hingga 16 Januari 2025, transaksi menunjukkan tren penjualan bersih asing sebesar Rp2,63 triliun di pasar saham dan Rp0,59 triliun di pasar SBN.

Meski demikian, SRBI masih mampu mencatatkan pembelian bersih senilai Rp5,84 triliun, menunjukkan ketertarikan investor pada instrumen ini meski dalam kondisi pasar yang tidak stabil.

Baca Juga :  Obligasi Global Indonesia Diminati Pasar Internasional

Nilai tukar rupiah terus menunjukkan volatilitas tinggi.

Pada akhir Kamis (16/1/2025), rupiah ditutup di level Rp16.355 per dolar AS. Meski sempat menguat pada Jumat pagi (17/1/2025) ke Rp16.280, pelemahan kembali terjadi hingga menutup perdagangan di posisi Rp16.380 per dolar AS.

Sementara itu, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik menjadi 7,17%, mencerminkan tekanan di pasar obligasi domestik.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) sempat turun ke level 108,96, dan yield US Treasury Note 10 tahun merosot ke 4,613%. Meskipun demikian, ketidakpastian pasar global masih menjadi tantangan utama bagi stabilitas ekonomi Indonesia.

Bank Indonesia terus berupaya menjaga ketahanan ekonomi melalui koordinasi erat dengan pemerintah dan otoritas terkait.

Langkah-langkah bauran kebijakan diterapkan untuk meredam dampak ketidakpastian global, yang diperparah oleh ketegangan geopolitik dan divergensi pertumbuhan ekonomi dunia.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyoroti tren penguatan mata uang dolar AS yang memperburuk pelemahan nilai tukar berbagai mata uang, termasuk rupiah.

Baca Juga :  Ekonomi China Tumbuh 5% pada 2024 Berkat Kebijakan Stimulus

Kondisi ini mendorong investor global untuk lebih memilih aset berbasis dolar AS, sehingga menekan aliran modal masuk ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) mendapat sorotan tajam dari pasar.

Langkah ini dinilai kurang tepat di tengah tren suku bunga global yang masih tinggi, sehingga memicu pelemahan rupiah lebih lanjut.

Saat mata uang Asia lainnya berhasil menguat akibat penurunan indeks dolar AS pasca rilis data inflasi Amerika, rupiah justru menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah pada Jumat pagi kemarin.

Kondisi ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi perekonomian Indonesia, baik dalam menjaga stabilitas nilai tukar maupun menarik kembali kepercayaan investor. Di tengah tekanan ini, langkah strategis dan koordinasi yang kuat antara berbagai pihak menjadi kunci untuk menjaga daya tahan ekonomi nasional.

Berita Terkait

Ekonomi China Tumbuh 5% pada 2024 Berkat Kebijakan Stimulus
Obligasi Global Indonesia Diminati Pasar Internasional
Apple Siap Gelontorkan Rp 16 Triliun untuk Bangun Pabrik AirTag di Batam

Berita Terkait

Sabtu, 18 Januari 2025 - 14:23 WIB

Ekonomi China Tumbuh 5% pada 2024 Berkat Kebijakan Stimulus

Sabtu, 18 Januari 2025 - 13:56 WIB

Rupiah Tertekan, Modal Asing Terus Mengalir Keluar Hingga Rp9,57 Triliun

Kamis, 9 Januari 2025 - 14:17 WIB

Obligasi Global Indonesia Diminati Pasar Internasional

Rabu, 8 Januari 2025 - 09:52 WIB

Apple Siap Gelontorkan Rp 16 Triliun untuk Bangun Pabrik AirTag di Batam

Berita Terbaru

Ekonomi China Tumbuh 5% pada 2024 Berkat Kebijakan Stimulus (Freepik)

Ekonomi

Ekonomi China Tumbuh 5% pada 2024 Berkat Kebijakan Stimulus

Sabtu, 18 Jan 2025 - 14:23 WIB