IHSG Melonjak Lebih dari 1%, Simak Strategi & Rekomendasi Saham Berikut Ini

- Penulis

Senin, 17 Februari 2025 - 11:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan pekan ini dengan penguatan yang cukup signifikan. Hingga pukul 10:25 WIB perdagangan Senin (17/2), IHSG melejit 103,67 poin atau naik 1,56% ke level 6.742,12.

Penguatan hari ini meneruskan kenaikan pada akhir pekan lalu, dimana IHSG menguat 0,38% ke posisi 6.638,45 pada Jumat (14/2). Meski begitu, IHSG masih dalam tren melemah dengan mengakumulasi penurunan 1,54% sepanjang pekan lalu.

Performa IHSG sejauh ini masih dalam posisi minus sekitar 5% jika diakumulasi secara year to date. Founder & Chief Executive Officer Finvesol Consulting Fendi Susiyanto menyoroti kombinasi katalis eksternal dan domestik yang menyetir arah IHSG.

IHSG sebelumnya tertekan, terutama disebabkan oleh kekhawatiran meningkatnya eskalasi perang tarif, efisiensi pemerintah melalui pemangkasan anggaran, kondisi deflasi di bulan Januari, hingga pelemahan nilai tukar rupiah. Pada saat yang sama, saham-saham yang biasanya menopang IHSG, belakangan sedang tertekan.

Termasuk saham perbankan yang masih menjadi tulang punggung bagi performa IHSG. “Mendorong investor ambil sikap hati-hati dan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu sampai adanya katalis positif,” kata Fendi kepada Kontan.co.id, Minggu (16/2).

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada sepakat, pelaku pasar, terutama investor asing masih menahan diri mencermati berbagai sentimen yang mengiringi pasar. Dengan berbagai sentimen tersebut, Reza menaksir dalam waktu dekat ini masih berat bagi IHSG untuk kembali ke level 7.000.

Kecuali, jika ada sentimen signifikan yang bisa membalikan arah pasar secara cepat.  Meski begitu, Reza masih optimistis bursa saham Indonesia masih punya daya tarik, terutama dari sisi valuasi dan potensi pertumbuhan emiten. “Ketika ada sentimen yang berbalik positif, maka investor asing akan kembali masuk,” kata Reza.

Baca Juga :  Apakah Jaminan Pensiun Bisa Dicairkan setelah Resign? Ini Ketentuannya

Vice President Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi juga meyakini posisi pasar saham Indonesia masih menarik. Apalagi, Price to Earnings (PE) rasio IHSG saat ini ada di level 11,53 kali.

Posisi itu tergolong undervalue ketimbang rata-rata PE IHSG lima tahun terakhir sebesar 13,6 kali. Termasuk jika dibandingkan dengan indeks bursa di negara berkembang (emerging market) yang memiliki PE sekitar 14,42 kali. 

Daya tariknya akan bertambah jika diiringi dengan stabilitas makro-ekonomi di dalam negeri.  Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman menambahkan, kebangkitan saham perbankan besar (big bank) akan menjadi penopang IHSG.

Apalagi dengan adanya aksi pembelian kembali saham alias buyback sejumlah emiten, yang bisa membawa katalis positif. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang perlahan melemah bisa menjadi katalis penguat nilai tukar rupiah. Beberapa katalis ini berpotensi kembali mengalirkan dana asing ke pasar saham Indonesia.

Fendi turut menyoroti saham bank yang berangsur pulih. Secara bersamaan, investor pun bisa melirik peluang untuk mengoleksi saham-saham yang sudah turun harga (bargaining hunting). Dus, aliran dana investor asing bisa kembali masuk secara bertahap.

Tetapi, Fendi mengingatkan bahwa kondisi pasar masih volatile. Dia pun menyarankan strategi trading jangka pendek dengan mencermati market timing. Secara sektoral, Fendi menjagokan saham di sektor keuangan (perbankan), energi dan infrastruktur (telekomunikasi).

Fendi melirik saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Selain itu, Fendi juga merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Baca Juga :  Kades Kohod Didenda Rp 48 Miliar dalam Kasus Pagar Laut, Pengacara Arsin: Menteri KKP Ngaco

Sementara Reza memperhatikan sejumlah saham yang masih cenderung berada di harga bawah. Di antaranya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Sementara itu, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menyoroti dua sentimen utama yang perlu dicermati pelaku pasar dalam perdagangan pekan ini.

Pertama, perkembangan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump, terutama mengenai tarif timbal balik (reciprocal tariff) untuk mitra dagang AS.

Meski Trump mengklaim kebijakannya itu “adil untuk semua pihak”, tapi beberapa negara telah memberikan sinyal akan mengambil langkah balasan jika AS benar-benar memberlakukan tarif timbal balik. Ketegangan ekonomi pun bisa muncul seiring potensi perang dagang dan geopolitik.

Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah. Kurs rupiah diharapkan mengalami penguatan seiring terkoreksinya indeks dolar AS (DXY).

“Korelasi dolar AS dan rupiah dengan IHSG erat. Jika menguat, maka IHSG juga berpotensi menguat,” kata Angga.

Angga pun menyematkan rekomendasi buy untuk tiga saham berbasis komoditas. Ketiga saham pilihan Angga adalah PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Timah Tbk (TINS). Target harga masing-masing berada di level Rp 302, Rp 1.600 dan Rp 1.100 per saham.

Berita Terkait

IMF Optimis: Ekonomi Global Kuat, Resesi Terhindar Meski Ada Tarif AS
Investasi Cerdas: 6 Rekomendasi Jam Tangan Bernilai Tinggi
Prediksi Terbaru: Inilah Konglomerat Penguasa Ritel Modern Indonesia 2025
Indonesia Siap Jadi Tujuan Relokasi Industri di Tengah Perang Dagang
Buyback Saham BUMN: Analisis Dampak dan Prospek IHSG Terbaru
Pramono Anugerahkan Pengawasan OJK Jabodebek untuk IPO Bank DKI
5 Aplikasi Investasi Saham Amerika Terpercaya untuk Investor Indonesia: Raih Potensi Cuan!
Seribu Lebih Brigade Pangan Siap Garap Lahan Pertanian

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 20:15 WIB

IMF Optimis: Ekonomi Global Kuat, Resesi Terhindar Meski Ada Tarif AS

Jumat, 18 April 2025 - 18:51 WIB

Investasi Cerdas: 6 Rekomendasi Jam Tangan Bernilai Tinggi

Jumat, 18 April 2025 - 17:59 WIB

Prediksi Terbaru: Inilah Konglomerat Penguasa Ritel Modern Indonesia 2025

Jumat, 18 April 2025 - 16:27 WIB

Indonesia Siap Jadi Tujuan Relokasi Industri di Tengah Perang Dagang

Jumat, 18 April 2025 - 16:11 WIB

Buyback Saham BUMN: Analisis Dampak dan Prospek IHSG Terbaru

Berita Terbaru