Hari Jadi Kota Solo Diperingati Tiap 17 Februari Salah Kaprah? Ini Kata Pemerhati Sejarah

- Penulis

Senin, 17 Februari 2025 - 09:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Hari Jadi Kota Solo diperingati tiap 17 Februari.

Di hari jadi yang ke-280 ini, penanggalan masih menjadi sorotan lantaran tak sesuai dengan catatan sejarah yang ada.

Pemerhati sejarah KRMAP L Nuky Mahendranata Adiningrat atau akrab dipanggil Kanjeng Nuky mengungkapkan dalam berbagai catatan sejarah dituliskan bahwa perpindahan ibu kota nagari dilakukan pada 17 Sura 1670 dalam kalender jawa.

“Dari Kartasura ke Desa Sala 17 Sura 1670. Perhitungan itu masih diperingati adeging nagari. Atau berdirinya negara Surakarta. Kalau dikonversi ke Masehi 20 Februari 20 Februari 1745. Bukan 17 Februari,” ungkapnya saat dihubungi Minggu (16/2/2025).

Baca Juga :  Tukar Budaya Bersama Teman Tuli dan Komunitas Wisata Sejarah di Pontianak

Lebih jauh ia menjelaskan bahwa Desa Sala sudah ada jauh sebelum perpindahan keraton atau yang juga disebut Boyong Kedhaton pada 17 Sura 1670 tersebut.

Dalam penanggalan Masehi tahun 1745 saat itu desa sekitar Bengawan Solo sudah menjadi desa perdikan, desa yang dibebaskan dari pajak.

“Jaman Majapahit pun menunjukkan bahwa desa sepanjang Bengawan Solo sebagai desa perdikan,” jelas Kanjeng Nuky.

Bahkan, konon, Desa Sala sudah ada sejak era Mataram Hindu.

Baca Juga :  Kalender Bulan Februari 2025 Beserta Daftar Hari Libur dan Tanggal Merah

Hal ini didasarkan pada ditemukannya Candi Nusukan.

“Di desa Nusukan candinya lebih tua dari Majapahit. Di era Mataram Hindu abad ke-9,” ungkapnya.

Ia pun menyarankan Pemerintah Kota Solo untuk melakukan kajian ulang untuk menerapkan tanggal peringatan hari jadi.

Hal ini dibutuhkan agar masyarakat Kota Solo bisa memaknai sejarah dengan narasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Lebih baik dikaji lagi ulang tanggal itu secara benar. Dikonversi dari penanggalan Jawa yang ditulis di babad ditulis di catatan Belanda juga supaya bisa dipertanggungjawabkan,” jelasnya.

(*)

Berita Terkait

Oriental Circus Indonesia: Bukan Bagian dari Taman Safari!
Terungkap! Kisah Sukses di Balik Legenda Minyak Kayu Putih Cap Lang
Intip 10 Tradisi Paskah Unik Dunia: Meriah dan Tak Terduga!
Terungkap! Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia Dibalik Isu Eksploitasi Pekerja
Kemenkop Pastikan Anggota Koperasi Desa Merah Putih 100% Warga Lokal
Museum Estetik Dekat Stasiun Tangerang: Jelajahi Sejarah Peranakan!
Konferensi Asia Afrika Bandung: Warisan Monumental, Relevansi di Era Modern?
9 Patung Yesus Tertinggi di Dunia: Salah Satunya Megah Berdiri di Indonesia!

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 06:56 WIB

Oriental Circus Indonesia: Bukan Bagian dari Taman Safari!

Sabtu, 19 April 2025 - 06:35 WIB

Terungkap! Kisah Sukses di Balik Legenda Minyak Kayu Putih Cap Lang

Sabtu, 19 April 2025 - 04:04 WIB

Intip 10 Tradisi Paskah Unik Dunia: Meriah dan Tak Terduga!

Jumat, 18 April 2025 - 04:59 WIB

Terungkap! Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia Dibalik Isu Eksploitasi Pekerja

Kamis, 17 April 2025 - 13:07 WIB

Kemenkop Pastikan Anggota Koperasi Desa Merah Putih 100% Warga Lokal

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Oriental Circus Indonesia: Bukan Bagian dari Taman Safari!

Sabtu, 19 Apr 2025 - 06:56 WIB

finance

Hadapi Resesi: 4 Strategi Jitu Investor Lindungi Aset

Sabtu, 19 Apr 2025 - 06:39 WIB

society-culture-and-history

Terungkap! Kisah Sukses di Balik Legenda Minyak Kayu Putih Cap Lang

Sabtu, 19 Apr 2025 - 06:35 WIB