RAGAMUTAMA.COM – Kementerian Pertahanan Jerman mengumumkan keputusan penting untuk menghentikan aktivitas publik mereka di jejaring sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, setelah platform ini diambil alih oleh miliarder Elon Musk.
Keputusan ini mencerminkan kekhawatiran yang berkembang mengenai ketidakmampuan untuk menjaga diskusi yang obyektif dan terhindar dari pengaruh kampanye disinformasi.
Dalam pernyataannya, kementerian menjelaskan bahwa mereka tidak akan lagi mempublikasikan informasi secara aktif di X, kecuali dalam “kasus luar biasa”, seperti merespons kampanye disinformasi yang beredar di platform tersebut.
“Pertukaran argumen yang obyektif menjadi semakin sulit di X,” demikian alasan yang disampaikan oleh kementerian dalam pengumuman di laman X nya.
Keputusan ini datang setelah Elon Musk menjamu Alice Weidel, seorang pemimpin dari partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman, di X. Musk bahkan mengungkapkan dukungannya terhadap Weidel dan partainya, dengan menyatakan bahwa mereka adalah satu-satunya yang dapat “menyelamatkan Jerman”, serta menyerukan warga Jerman untuk memberikan suara pada pemilu mendatang.
Sebagai langkah berikutnya, Kementerian Pertahanan Jerman berencana untuk memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai saluran baru untuk berbagi informasi terkait peristiwa dan keputusan-keputusan penting. Selain WhatsApp, kementerian juga tetap mempertahankan kehadirannya di platform lain seperti Instagram, YouTube, serta situs resmi mereka.
Keputusan ini datang di tengah berbagai kritik terhadap perubahan yang terjadi di X sejak diakuisisi oleh Musk.
Beberapa pejabat Eropa, misalnya, telah meminta Komisi Eropa untuk menyelidiki visibilitas postingan di platform ini, serta potensi pelanggaran terhadap undang-undang Uni Eropa terkait manipulasi konten.
Sebagian kalangan juga mengkritik bahwa sejak Musk mengambil alih, X dipenuhi dengan informasi yang salah dan berita palsu, sementara Musk sendiri diketahui memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang semakin memperburuk citra platform tersebut di mata banyak pihak.