Mengapa Prabowo Tawarkan Koalisi Permanen?

- Penulis

Minggu, 16 Februari 2025 - 10:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Presiden Prabowo Subianto menawarkan kepada partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk menjadikan koalisi tersebut sebagai koalisi permanen.

Tawaran ini disampaikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, setelah mengikuti silaturahmi antara pimpinan partai politik di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, pada Jumat (14/2/2025).

KIM Plus merupakan gabungan partai politik yang mendukung Prabowo dalam pemilihan presiden 2024 lalu, serta partai-partai lain yang bergabung setelah kontestasi politik selesai.

“Intinya memperkuat koalisi. Kita, Pak Prabowo menawarkan koalisi permanen. Pak Prabowo meminta persatuan menjadi kunci utama pemerintahan,” kata Cak Imin.

Menanggapi tawaran tersebut, Cak Imin menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif Prabowo.

Ia percaya, koalisi permanen ini dapat memperkuat upaya percepatan pembangunan.

“Dan tentu PKB menyambut baik koalisi permanen,” tutur dia.

Alasan koalisi permanen

Sehari setelah pengumuman Cak Imin, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sugiono, mengungkapkan alasan di balik tawaran koalisi permanen tersebut.

Menurut Sugiono, Prabowo mengusulkan koalisi permanen demi terciptanya kesejukan dan kerukunan dalam kehidupan politik.

“Tadi saya sampaikan ya, saya bilang bahwa persatuan itu penting, kesejukan itu penting, kerukunan itu penting,” ungkap Sugiono, saat merayakan HUT Ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Bogor, pada Sabtu (15/2/2025).

Baca Juga :  Togg T10X: Mobil Listrik Turkiye yang Jadi Sorotan Publik Indonesia

Sugiono juga membantah bahwa tawaran koalisi permanen diajukan karena Mahkamah Konstitusi (MK) telah menghapus ambang batas pencalonan presiden dan calon wakil presiden.

Setelah ketentuan itu dihapus, semua partai politik bisa mengajukan calon presiden dan wakil presiden mereka masing-masing.

“Tidak disebut sama sekali ada urusan threshold-threshold, enggak ada,” ujar dia.

Ia menegaskan bahwa semangat koalisi tersebut adalah persatuan, dan jika suatu negara tidak rukun, cita-cita pendiri bangsa tidak akan bisa diwujudkan.

“Intinya semangatnya adalah persatuan,” tutur mantan prajurit Kopassus itu.

Respons elite partai

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menanggapi tawaran Prabowo dengan menyatakan bahwa partainya akan mengkaji tawaran tersebut.

Meskipun tawaran itu sangat memungkinkan, Surya menegaskan bahwa internal Partai Nasdem perlu membicarakannya terlebih dahulu.

“Tetapi pada dasarnya itu hal yang baik. Kalau bisa permanen baik, tapi permanen sampai berapa waktu kan? Pasti ada batas waktunya,” kata Surya, di Hambalang, Sabtu.

Sementara itu, tanggapan juga datang dari PDI-P yang tidak bergabung KIM Plus.

Baca Juga :  AHY: Tarif Trump Picu Ketidakpastian Global, Dua Arah Ekstrem Mengancam Dunia

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Said Abdullah, menyatakan bahwa partainya memilih untuk berkoalisi dengan rakyat.

“PDI-P punya sikap, kami akan berkoalisi dengan rakyat,” kata Said, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada hari yang sama.

Ia menambahkan bahwa baik PDI-P maupun Partai Gerindra memiliki tujuan yang bersifat kerakyatan dan menghormati keputusan KIM Plus terkait tawaran Prabowo.

“Ya kita hormati, kan kita tidak bisa mengomentari apa yang menjadi kedaulatan dan otonomi partai lain,” ujar dia.

Upaya menguji loyalitas

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menilai wacana koalisi permanen ini sebagai upaya Prabowo untuk menguji loyalitas partai-partai koalisinya.

Umam menyebut, keputusan MK yang menghapus presidential threshold membuka peluang bagi setiap partai untuk mengusung kandidat presiden mereka sendiri.

“Itulah mengapa tawaran koalisi permanen ini diajukan untuk menjaga loyalitas anggota KIM,” ujarnya.

Umam menyarankan agar Prabowo lebih fokus pada kualitas kinerja pemerintahannya saat ini.

Menurutnya, jika kinerja pemerintahannya baik, anggota KIM akan tetap loyal.

“Otomatis partai-partai politik KIM akan berpikir ulang untuk meninggalkan koalisi,” tutur dia.

Berita Terkait

Bali-Moskow: Pemerintah Dorong Penerbangan Langsung Demi Pariwisata!
Inggris & G7 Siapkan Strategi Baru: Pangkas Harga Minyak Rusia Lebih Dalam!
Delegasi Indonesia Terbang ke AS: Upaya Akhir Negosiasi Tarif 32 Persen?
Prabowo Terbitkan Inpres: TNI-Polri Awasi Pengelolaan Gabah dan Beras Nasional
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling Buleleng, Bali: Catat Tanggal 14 April!
SBY Ungkap 80 Persen Kesamaan Pandangan dengan Prabowo Soal Tarif Trump
Negara Terdampak Tarif Trump Bersatu, Wamenlu Dorong Gugatan WTO!
Tarif Trump: Analisis Mari Elka Pangestu, Tetap Tenang Hadapi Dampaknya

Berita Terkait

Senin, 14 April 2025 - 21:35 WIB

Bali-Moskow: Pemerintah Dorong Penerbangan Langsung Demi Pariwisata!

Senin, 14 April 2025 - 17:51 WIB

Inggris & G7 Siapkan Strategi Baru: Pangkas Harga Minyak Rusia Lebih Dalam!

Senin, 14 April 2025 - 14:07 WIB

Delegasi Indonesia Terbang ke AS: Upaya Akhir Negosiasi Tarif 32 Persen?

Senin, 14 April 2025 - 13:11 WIB

Prabowo Terbitkan Inpres: TNI-Polri Awasi Pengelolaan Gabah dan Beras Nasional

Senin, 14 April 2025 - 07:47 WIB

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling Buleleng, Bali: Catat Tanggal 14 April!

Berita Terbaru

finance

Koperasi Desa Merah Putih: 7 Unit Bisnis Wajib untuk Sukses

Selasa, 15 Apr 2025 - 00:31 WIB