BOLASPORT.COM – Tim bulu tangkis Indonesia akhirnya menapaki laga final Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025. Raihan perdana ini menjadi sinyal bagus jelang Sudirman Cup 2025.
Indonesia belum pernah sekali pun mencapai final Kejuaraan Beregu Campuran Asia sejak ajang ini diselenggarakan pertama kali pada 2017.
Meski bukan kompetisi prioritas sehingga negara-negara kuat umumnya menurunkan para pemain pelapis, kejuaraan beregu ini bisa menjadi tolok ukur kedalaman skuad suatu negara.
Apalagi Kejuaraan Beregu Campuran Asia menjadi pemanasan sebelum Sudirman Cup sebagai panggung sebenarnya.
Dipastikan lolos sejak mencapai semifinal, Indonesia boleh berharap besar karena performa apik para pemain yang bisa memberi opsi lebih pada Sudirman Cup 2025 pada 27 April – 4 Mei nanti.
Di tunggal putri misalnya, Putri Kusuma Wardani menegaskan statusnya sebagai pemain yang dapat diandalkan selain Gregoria Mariska Tunjung.
Kemenangan impresif diraih Putri saat Indonesia menghadapi Thailand pada laga semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025 di Qingdao, China, Sabtu (15/2/2025).
Bagaimana tidak? Putri mampu mengalahkan pemain papan atas, Busanan Ongbamrungphan, dengan skor telak 21-10, 21-8 untuk membawa Indonesia membalikkan keadaan.
Baca Juga: Rekap Semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025 – Fikri/Daniel Penentu, Indonesia Upgrade Medali Setelah Kalahkan Thailand 3-1
“Sangat senang bisa bermain lepas dan menyumbangkan poin untuk Indonesia untuk berbalik unggul,” kata Putri setelah pertandingan, dalam rilis dari PBSI.
“Dari keseluruhan permainan saya belajar dari pertemuan terakhir lawan Busanan. Saat itu, saya sudah unggul jauh tapi bisa tersusul. Saya menjaga supaya itu tidak terjadi lagi.”
Putri selalu bisa diandalkan. Dalam tiga pertandingan yang dilakoninya pekan ini, dia tak pernah gagal memberikan poin untuk Indonesia.
Kemenangan atas Ongbamrungphan makin impresif karena Putri sebelumnya tak pernah menang dalam tiga pertemuan.
Akan tetapi, dalam pertandingan tadi dia benar-benar menguasai Ongbamrungphan. Juara India Open 2022 benar-benar dibuat tak berkutik.
“Busanan juga terlihat tidak nyaman dengan pergerakannya, itu yang membuat saya punya kesempatan untuk mengendalikan permainan,” tutur Putri.
“Saya berpikir laga ini akan ketat. Terutama ketika masuk ke gim kedua karena pasti Busanan akan mengubah pola permainannya tapi ternyata dia tidak banyak mengubah.”
Selain Putri, Alwi Farhan menjelma menjadi pemain berikutnya yang bisa diandalkan Indonesia di ajang beregu.
Alwi juga selalu menang dalam tiga laga meski menghadapi lawan yang peringkatnya lebih tinggi atau lebih baik dalam rekor pertemuan.
Kekuatan mental Alwi makin teruji di laga Indonesia vs Thailand tatkala dia memenangi laga saat Indonesia sedang tertinggal 0-1.
Alwi mengalahkan Panitchapon Teeraratsakul, sosok yang mengalahkannya dahulu di kompetisi junior, melalui penampilan yang solid.
Calon penerus Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting itu punya catatan apik di event-event beregu dengan 18 kemenangan dan hanya 1 kekalahan sejak 2022.
Sebelum ini Alwi telah tampil di Suhandinata Cup (2022, 2023), event beregu Kejuaraan Asia Junior (2023), Kejuaraan Beregu Asia 2024, hingga Thomas Cup (2024).
“Saya beberapa kali ikut ajang beregu pastinya pengalaman yang berharga,” ucap Alwi yang baru akan berusia 20 tahun pada 12 Mei nanti.
“Walaupun kadang hanya nonton di bench tapi dari sana saya bisa merasakan atmosfernya dan belajar ke senior-senior dan pemain dunia. Bersyukur bisa sampai di titik ini sekarang.”
Kemenangan Indonesia dipastikan oleh Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin.
Fikri/Daniel mengatasi perlawanan Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul yang merupakan pasangan peringkat 32 dunia.
Kemenangan ini menjadi penebusan mereka setelah di penampilan sebelumnya kalah setelah unggul jauh atas Man Wei Chong/Kai Wun Tee di laga kontra Malaysia.
Melihat peringkat dunia, Fikri/Daniel berada di urutan ketiga setelah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani.
Sementara di ganda campuran Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti menjelma sebagai calon ujung tombak Merah Putih.
Di Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025 mereka hampir tak tergantikan, apalagi setelah kejutan yang dibuat atas pasangan rank 4 dunia, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie.
Sayangnya, Dejan/Fadia takluk dalam tantangan terkini ketika menghadapi kombinasi anyar dari dua pemain kuat Thailand, Supak Jomkoh/Sapsiree Taerattanachai.
Dejan/Fadia tertekan sejak awal. Mereka masih tertinggal jauh hingga skor 5-11 pada gim kedua. Namun, perlawanan mereka tunjukkan hingga merebut game point duluan di 20-19.
Apes, saat hampir memaksakan rubber, Dejan/Fadia kecolongan lagi.
“Kami banyak melakukan kesalahan sendiri, banyak mati sendiri dan terlalu terburu-buru. Selain itu, lawan sudah siap dengan bola atas saya,” sesal Dejan.
“Di gim kedua kami coba bermain lebih sabar, mengubah pola juga dengan banyak main bola pendek dan itu membuat mereka tidak enak. Tadi sempat mengejar tapi belum rezeki.”
Adapun bagi Fadia, kesempatan meladeni Taerattanachai yang merupakan mantan pemain nomor satu memberi pelajaran saat dia kembali ke ganda campuran sejak di level junior.
Menjadi pemain depan menuntut Fadia untuk cermat dalam melakukan antisipasi untuk memulai serangan ataupun mengubah arah pertandingan.
“Memang masih ada evaluasi yang harus dilakukan terutama bagaimana mengatur permainan untuk tidak terburu-buru,” ucap Fadia.
“Hari ini belajar dari Sapsiree yang sangat berpengalaman, dia tahu benar cara mengendalikan di lapangan,” tukasnya.
Perjuangan belum berakhir. Ujian yang tak kalah berat akan hadir saat Indonesia menghadapi salah satu dari Jepang dan China di final Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025.
REKAP SEMIFINAL KEJUARAAN BEREGU CAMPURAN ASIA 2025
Indonesia 3-1 Thailand
1. XD: Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti vs Supak Jomkoh/Sapsiree Taerattanachai 13-21, 20-22 (0-1)
2. MS: Alwi Farhan vs Panitchaphon Teeraratsakul 21-13, 21-18 (1-1)
3. WS: Putri Kusuma Wardani vs Busanan Ongbamrungphan 21-10, 21-8 (2-1)
4. MD: Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin vs Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul 21-13, 21-16 (3-1)
5. WD: Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti vs Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard -tidak dimainkan-
Baca Juga: Mantan Rival Tontowi/Liliyana Sebut Disilangnya 2 Ganda Campuran Teratas China Bisa Jadi Keputusan Menakutkan