Belanja online sering bikin heran, kenapa harga barang bisa jauh lebih murah dibanding toko fisik? Barang yang sama, merek yang sama, tapi harganya beda jauh.
Beberapa orang mungkin curiga ada barang palsu atau kualitasnya dikurangi, tapi ternyata ada alasan lain di balik fenomena ini. Banyak faktor yang mempengaruhi harga barang di e-commerce, mulai dari biaya operasional, strategi pemasaran, sampai permainan algoritma.
Beberapa hal tersebut memang gak langsung terlihat oleh pembeli, tapi cukup berpengaruh dalam menentukan harga. Mari bahas lebih dalam empat alasan utama kenapa harga di e-commerce bisa lebih murah dibanding toko fisik.
1. Biaya operasional lebih rendah
Toko fisik butuh biaya besar untuk sewa tempat, listrik, gaji pegawai, dan berbagai biaya tambahan lainnya. Semua biaya ini pada akhirnya dibebankan ke harga jual barang agar pemilik toko tetap untung. Sementara itu, e-commerce gak perlu menyewa tempat strategis atau mempekerjakan banyak pegawai, sehingga bisa menekan harga jual.
Selain itu, banyak penjual di e-commerce yang menggunakan sistem dropshipping, di mana mereka gak perlu menyimpan stok barang sendiri. Barang dikirim langsung dari pemasok ke pembeli tanpa harus melalui gudang atau toko fisik. Dengan cara ini, biaya logistik dan penyimpanan bisa ditekan, sehingga harga jual tetap kompetitif.
Baca Juga: 3 Manfaat Social Commerce Buat Pengembangan Bisnis, Mau Coba?
Baca Juga: 3 Manfaat Social Commerce Buat Pengembangan Bisnis, Mau Coba?
2. Persaingan lebih ketat
Di e-commerce, ribuan penjual menawarkan produk yang sama, sehingga mereka harus bersaing dalam harga. Penjual yang memasang harga terlalu tinggi bisa kehilangan pembeli karena calon pelanggan lebih memilih toko lain yang lebih murah. Ini berbeda dengan toko fisik yang jumlah pesaingnya terbatas, sehingga harga lebih stabil.
Selain itu, platform e-commerce sering menawarkan fitur perbandingan harga yang bikin pembeli lebih mudah mencari harga termurah. Dengan transparansi seperti ini, penjual dipaksa menyesuaikan harga agar tetap kompetitif. Jika harga terlalu mahal, produk mereka bisa tenggelam dalam pencarian dan gak dilirik pembeli.
3. Subsidi dan diskon dari platform
Banyak e-commerce yang memberi subsidi harga demi menarik lebih banyak pembeli dan meningkatkan transaksi. Subsidi ini bisa berupa diskon langsung, gratis ongkir, atau cashback yang bikin harga barang terasa lebih murah. Tujuannya bukan hanya menarik pelanggan, tapi juga membuat mereka terbiasa belanja di platform tersebut.
Selain itu, e-commerce sering bekerja sama dengan merek tertentu untuk menawarkan diskon eksklusif. Merek-merek ini rela memberikan harga lebih murah karena ingin memperluas pasar dan meningkatkan penjualan. Dengan strategi seperti ini, harga barang di e-commerce sering kali jauh lebih rendah dibanding toko fisik.
4. Algoritma dan harga dinamis
Sistem e-commerce menggunakan algoritma canggih untuk menyesuaikan harga secara real-time berdasarkan permintaan dan persaingan pasar. Harga bisa berubah dalam hitungan jam tergantung tren pencarian dan perilaku pembeli. Dengan cara ini, penjual bisa menjual barang dengan harga optimal tanpa kehilangan pelanggan.
Selain itu, beberapa platform menggunakan sistem dynamic pricing, di mana harga bisa lebih murah untuk pengguna tertentu berdasarkan riwayat belanja. Pelanggan yang sering berbelanja atau menggunakan kupon tertentu bisa mendapatkan harga lebih rendah. Strategi ini bikin pengalaman belanja lebih personal dan menguntungkan bagi pembeli yang jeli memanfaatkan promo.
Harga murah di e-commerce bukan sekadar kebetulan, tapi hasil dari berbagai strategi bisnis yang gak bisa diterapkan di toko fisik. Faktor seperti biaya operasional yang rendah, persaingan ketat, subsidi platform, dan algoritma harga membuat e-commerce selalu menarik bagi pembeli. Namun, tetap perlu cermat dalam belanja online agar gak terjebak dengan kualitas yang gak sesuai harapan.
Baca Juga: 10 Perbedaan E-Commerce dan Marketplace, Jangan Sampai Tertukar!
Baca Juga: 10 Perbedaan E-Commerce dan Marketplace, Jangan Sampai Tertukar!