SURYAMALANG.COM | MALANG – General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi mengungkapkan klubnya bisa mengemat pengeluaran hingga Rp 100 juta per pertandingan tanpa penonton.
Setidaknya, dengan tanpa penonton tersebut, Manajemen Arema FC bisa memangkas enam biaya.
Keenam pengeluaran itu adalah biaya keamanan, kepantiaan penyelenggara, officer, match steward, barigade, dan ground handling.
Manajemen melakukan itu sebagai langkah efisiensi pengeluaran biaya dalam dua laga ke depan.
Sekadar diketahui, Arema FC menjadi klub musafir pasca Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
Dampaknya, Arema FC diusir berlaga di Malang dan harus mencari stadion yang layak dan berjarak minimal 210 km.
Pada Liga 1 musim 2023-2024, Manajemen Arema FC memilih Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali sebagai homebase.
Sementara, pada Liga 1 musim 2024-2025, Manajemen Arema FC memilih Stadion Soepriadi Blitar sebagai homebase.
Baca juga: Berita Arema FC Hari Ini Populer: Banyak Ditinggal Sponsor, Ancaman Gagal Balik ke Kanjuruhan Nyata
Manajemen memilih Stadion Soepriadi Blitar dengan harapan dekat dengan Malang dan mendapat dukungan suporter di laga-laga kandang.
Namun, kenyataan tidak berkorelasi baik dengan harapan manajemen.
Secara hitungan, penonton yang hadir di laga kandang Stadion Soepriadi Blitar hanya 6.632 penonton.
Manajemen Arema FC menghitung rata-rata jumlah penonton itu terhitung hingga pekan 22.
Menjadi klub musafir dan minim penonton di laga-laga kandang membuat sponsor Arema FC pada Liga 1 2024-2025 hengkang.
Lantaran laga kandnag tanpa penonton bisa hemat biaya hingga 100 juta itu, Manajemen Arema FC pun melanjutkan dengan dua laga sisa tanpa penonton di stadion.
Dua laga kandang sisa musim ini, Arema FC vs PSS Sleman yang digelar pada 17 Februari 2025.
Sedangkan laga kandang Arema FC vs PSIS Semarang digelar pada 24 Februari 2025.
Baca juga: Adu Nasib Ze Gomes dan Mazola Junior Jelang Arema FC Vs PSS Sleman, Ancaman Dipecat Jadi Pelatih
Kedua laga kandang sisa musim ini digelar di Stadion Soepriadi Blitar lantaran Arema FC belum bisa menggunakan Stadion Kanjuruhan Malang.
“Sebelum kami kembali ke Malang, sebenarnya ingin mengatasi problematika di pembiayaan. Apalagi musim ini kami banyak ditinggal sponsor. Ya mau tidak mau keputusan ini harus diambil (laga tanpa penonton)” kata General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi kepada SURYAMALANG.COM pada Kamis (14/2/2025).
Dari sisi jumlah penonton musim ini, Singo Edan menjadi tim kedua dari bawah yang memiliki jumlah penonton paling sedikit di setiap laga kandang.
Rata-rata jumlah penonton per laga kandang di Stadion Soepriadi mencapai 663 orang.
Jumlah penontotn itu lebih baik dibandingkan Dewa United.
Rata-rata jumlah penonton laga kandang Dewa United hanya 216 orang.
Baca juga: 2 Pemain Arema FC Eksekutor Utama Taktik Baru Ze Gomes Lawan PSS Sleman, Sudah Terbukti Bungkam PSM
Data statistik tersebut diambil dari website Transfermarkt.
“Banyak penontonnya ketika laga big match saja. Jadi ya karena penontonnya sedikit, kami ibaratnya seperti terseok-seok lagi,” ungkap Inal.
Saat ini manajemen Arema FC lebih fokus untuk memikirkan kondisi klub (internal) ketimbang persoalan eksternal, seperti kepanitiaa penyelenggara.
Namun Inal menyampaikan, laga tanpa penonton ini hanya dilakukan dalam dua laga kandang saja.
Selebihnya, dia masih berharap dapat kembali menggelar pertandingan dengan penonton.
“Jadi kami harus memprioritaskan, karena sampai saat ini pun gaji untuk pemain aman, bonus juga turun, jadi harus harus ada skala prioritas yang kami lakukan. Mungkin untuk saat ini efisiensi adalah jalan satu-satunya bagi kami,” bebernya.
Penentuan nasib Ze Gomes
Laga Arema FC vs PSS Sleman menjadi penentuan nasib pelatih Ze Gomes dan Mazola Junior.
Baik Arema FC maupun PSS Sleman akan saling mempertaruhkan nasib pada pekan 23.
Pertandingan Arema FC Vs PSS Sleman akan berlangsung di Stadion Soepriadi Blitar, Senin (17/2/2025) pukul 15.30 WIB.
Kedua tim Arema FC dan PSS Sleman diambang resiko kemrosotan klasemen Liga 1 2024/2025.
Baca juga: Derita Arema FC Ngirit Uang Malah Kena Sanksi PSSI Gara-gara Air, Dendanya Sampai Rp20 Juta
Jika dilihat dari tren perfoma, Arema FC tidak sepenuhnya meraih hasil yang buruk ketimbang PSS Sleman.
Namun karena gagal meraih tiga poin saat melawan PSM Makassar membuat posisi Arema tergeser oleh Malut United ke peringkat 10.
Sebaliknya, PSS Sleman kini berada di ambang zona degrasi karena kalah dalam tiga pertandingan beruntun.
Hal ini membuat pelatih kedua tim, Ze Gomes maupun Mazola menjadi sorotan terkait kinerjanya sepanjang gelaran Liga 1.
Berdasarkan dari catatan pertandingan sebelumnya, Mazola lah yang kemungkinan besar bisa dipecat dari PSS Sleman.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp