Reog Ponorogo Diakui UNESCO, Anak Muda Perlu Lakukan Ini Melestarikannya

- Penulis

Sabtu, 15 Februari 2025 - 08:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Reog Ponorogo pada Desember 2024 diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada kategori urgent safeguarding list. Pengakuan itu menjadi kebanggaan bersama, khususnya bagi masyarakat Ponorogo untuk terus melestarikan dan mengembangkan reog Ponorogo. UNESCO mengakui reog Ponorogo didasari oleh dua hal, yakni reog Ponorogo merupakan kekhasan tradisi budaya Indonesia, kedua untuk menjaga budaya reog Ponorogo yang terancam hilang.

IGAK Satrya Wibawa SSos MCA PhD, dosen departemen Komunikasi FISIP Unair mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk pelestarian budaya. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memastikan budaya tetap relevan, meningkatkan partisipasi aktif komunitas lokal sebagai penjaga budaya, serta menyediakan berbagai aspek sumber daya yang cukup.

IGAK menyatakan bahwa perlu peran bersama antara masyarakat dan pemerintah untuk melestarikan reog Ponorogo. Pemerintah banyak memberikan program, seperti memperkenalkan reog Ponorogo melalui beberapa festival yang rutin terlaksana setiap tahun. Ia menambahkan bahwa saat ini tercatat lebih dari 300 grup reog yang berada di wilayah Ponorogo.

Baca Juga :  Tempe Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO: Langkah Kementerian Kebudayaan

“Menjadi tanggung jawab saya untuk terus mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian reog Ponorogo, terlebih pasca diakui oleh UNESCO. Tanggung jawab itu harus dilaporkan secara berkala kepada UNESCO untuk menentukan langkah selanjutnya. Justru rekognisi ini di tahun 2024 dapat menjadi momentum bagi semua pihak melakukan langkah konkret,” tutur IGAK dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Sabtu (15/2).

Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO itu menjelaskan terdapat empat aspek yang dapat menjadi pedoman bagi pemangku kebijakan dalam melestarikan reog Ponorogo. Pertama perlu adanya penyusunan data informasi mengenai reog Ponorogo. Kedua, perlu terdapat dokumentasi secara komprehensif yang mudah diakses publik. Ketiga yakni relaksasi pakem tradisi perlu dipikirkan secara selektif. Terakhir, memberikan nuansa menarik dalam penampilan reog Ponorogo bagi generasi masa kini.

Baca Juga :  Raja Charles III Anugerahi Rino Donosepoetro Gelar OBE, Siapa Dia?

IGAK mengatakan bahwa tantangan untuk melestarikan reog Ponorogo salah satunya terdapat pada perbedaan generasi. UNESCO merilis bahwa reog Ponorogo semakin kurang peminatnya karena adanya perubahan preferensi dari seni tradisi ke seni kontemporer yang dianggap lebih praktis, murah, dan atraktif. Lebih lanjut, ia menyebut bahwa hal itu muncul sebagai konsekuensi kurangnya minat generasi muda atau gen Z.

“Saya berharap reog dapat terus lestari dan dapat berkembang mengikuti zaman. Gen Z dapat berperan aktif merancang, hingga mengonstruksi ulang. Tentu pihak lainnya seperti pemerintah dapat menjadi fasilitator dan para maestro reog dapat memberikan tutor yang memberikan kebebasan kepada gen Z dalam menentukan program,” pungkasnya.

Berita Terkait

Intip 10 Tradisi Paskah Unik Dunia: Meriah dan Tak Terduga!
Terungkap! Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia Dibalik Isu Eksploitasi Pekerja
Kemenkop Pastikan Anggota Koperasi Desa Merah Putih 100% Warga Lokal
Museum Estetik Dekat Stasiun Tangerang: Jelajahi Sejarah Peranakan!
Konferensi Asia Afrika Bandung: Warisan Monumental, Relevansi di Era Modern?
9 Patung Yesus Tertinggi di Dunia: Salah Satunya Megah Berdiri di Indonesia!
18 April Libur Nasional: Cek Daftar Hari Penting Bulan Ini!
Vale Indonesia Berdayakan Warga: Reklamasi Tambang Libatkan Komunitas Lokal

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 04:04 WIB

Intip 10 Tradisi Paskah Unik Dunia: Meriah dan Tak Terduga!

Jumat, 18 April 2025 - 04:59 WIB

Terungkap! Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia Dibalik Isu Eksploitasi Pekerja

Kamis, 17 April 2025 - 13:07 WIB

Kemenkop Pastikan Anggota Koperasi Desa Merah Putih 100% Warga Lokal

Kamis, 17 April 2025 - 09:56 WIB

Museum Estetik Dekat Stasiun Tangerang: Jelajahi Sejarah Peranakan!

Kamis, 17 April 2025 - 09:08 WIB

Konferensi Asia Afrika Bandung: Warisan Monumental, Relevansi di Era Modern?

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Dramatis di Belize: Warga AS Tikam Tiga Orang, Penumpang Lumpuhkan Pembajak Pesawat

Sabtu, 19 Apr 2025 - 04:40 WIB

society-culture-and-history

Intip 10 Tradisi Paskah Unik Dunia: Meriah dan Tak Terduga!

Sabtu, 19 Apr 2025 - 04:04 WIB